Isi tulisan ini
Akhirnya saya bisa ikutan menonton film Agak Laen yang sudah ditayangkan oleh Neflix. Saya sudah melihat banyak yang membagikan tentang film ini di timeline saya. Akan tetapi, saya tidak pernah melihat trailer ataupun membaca apa sih cerita film Agak Laen ini.
Kesan yang saya tangkap sebelumnya hanya fakta kalau film ini menjadi film dengan jumlah penonton terlaris ke-2 setelah film KKN di Desa Penari. Lebih dari 9 juta penonton dalam 99 hari penayangan di bioskop. Film ini sudah masuk Netflix sejak akhir Mei dan saya tonton awal Juni 2024 yang lalu. Film ini bergenre horor komedi dan diperankan oleh komedian dan banyak orang batak.
Agak heran sebenarnya dengan antusiasme orang Indonesia menonton film horror. Atau mungkin juga film ini laris karena pemainnya emang sudah terkenal sebagai komedian, atau mungkin solidaritas orang Batak?
Kenapa saya menonton film Agak Laen?
Saya bukan penggemar film horror, terus kenapa menonton film Agak Laen? Alasannya jelas karena penasaran dan mumpung sudah masuk ke Netflix, ada rasa ingin tahu kenapa film ini laris banget di bioskop. Bocoran yang saya baca sekilas, film ini tidak horor seperti horornya KKN di Desa Penari. Alasan lainnya ya karena saya mengerti kata Agak Laen adalah kata yang sering diucapkan oleh orang dengan logat Medan. Makna kata ‘agak laen’ sebenarnya sesuatu yang tidak biasa bukan dalam makna istimewa tetapi malah bermakna miring atau kurang dari seharusnya. Sering juga digunakan untuk orang yang pemikirannya dianggap ga normal dan agak terganggu jalan pikirannya.
Saya tak berekspektasi banyak, karena saya juga sudah menonton KKN di Desa Penari yang menurut saya kurang istimewa, tetapi sepertinya karena viral dari twitter makanya laris ditonton. Walau tak berekspektasi, beberapa menit pertama saya sudah merasa kalau cerita film ini bukan cerita komedi. Kalaupun ada beberapa yang lumayan lucu, tapi ditotal komedinya 10 persen paling banyak. Horornya 5 persen. Sisanya? Ironi kehidupan yang bikin mikir dan bisa jadi pelajaran hidup.
Sinopsis Agak Laen

Film dibuka di sebuah pasar malam yang menampilkan seorang yang duduk di atas air dan akan terjatuh ke air kalau ada yang lemparannya kena ke sasaran. Terlihat jelas dia adalah seorang pria yang didandani seperti wanita dengan wig rambut panjang. Pengunjung pasar malam tertawa-tawa setiap kali dia jatuh ke air. Saya malah langsung merasa kasihan.
Setelah beberapa kali selalu jatuh, dia meminta pada yang main untuk berhenti, tetapi jelas saja pengunjung yang lemparannya selalu jitu menolak. Dia masih ingin menunjukkan kalau dia sangat jago melempar. Sempat terjadi keributan sampai kemudian lelaki yang selalu jatuh ke air tersebut tak bisa menahan emosi dan akhirnya diberhentikan sebagai target lemparan.
Tak lama ditunjukkan lelaki yang bernama Oki itu menemui temannya Jegel, Bene dan Boris yang bekerja di wahana rumah hantu. Tetapi tempat tersebut juga sepi pengunjung karena dianggap kurang seram. Oki nekat mengusulkan renovasi rumah hantu dengan menggadaikan tanah ibunya yang sedang sakit.
Latar belakang 4 sekawan ini diperlihatkan kalau mereka punya masalah dalam hal finansial. Ada yang butuh uang untuk membelikan tanah makam untuk ibunya, ada yang butuh untuk biaya menikah sesuai tuntutan calon mertua yang ingin pesta besar, ada yang butuh biaya untuk masuk militer karena dia ingin menyenangkan hati ibunya, ada juga yang butuh uang karena dikejar-kejar penagih hutang akibat kebiasaan buruknya bermain judi.
Sampai di sini, usaha mereka awalnya berhasil. Renovasi yang dilakukan berhasil membuat pengunjung mengantri masuk ke rumah hantu yang mereka kelola. Dalam waktu singkat mereka berhasil mengumpulkan sejumlah uang, terutama untuk menebus kembali tanah dari ibunya Oki.
Lalu, tanpa sengaja seorang pengunjung yang datang ke pasar malam dengan selingkuhannya, masuk ke rumah hantu untuk sembunyi dari istrinya. Singkatnya istrinya menyusul ke pasar malam, karena dia membaca pesan di ponsel suaminya yang ketinggalan bahwa dia ditunggu di pasar malam. Tetapi malangnya, suami yang ternyata seorang yang ternyata sedang mencalonkan diri menjadi sesuatu (saya lupa persisnya) mengidap penyakit jantung dan mati karena takut melihat hantu.
Dari sini, Oki dan teman-temannya yang bekerja di rumah hantu membuat keputusan yang agak laen. Alih-alih melaporkan ke polisi, mereka malah mengubur pengunjung yang mati itu di salah satu bagian dari rumah hantu yang memang ada makam nya.

Sampai dengan akhir film, penonton disuguhkan dengan ironi kehidupan yang membuat saya berkesimpulan film ini bukan film komedi.
Komedinya di mana?
Dari awal sampai akhir, saya bertanya-tanya, di mana komedinya film ini? Para pemerannya memang komika. Beberapa dialog disuguhkan dengan permainan kata dan dialog yang cukup saya mengerti karena saya besar di Medan. Saya tahu beberapa dialog berusaha melucu, tetapi entah mungkin mood menonton saya sedang salah, atau selera komedi saya yang salah, saya sudah ingin berhenti menonton sejak mereka memutuskan mengubur pengunjung yang mati karena serangan jantung di dalam rumah hantu dan malah mengencingi kuburannya setiap hari.
Pak suami yang awalnya menonton bareng saya, memutuskan berhenti saat itu juga menontonnya. Saya meneruskan dan mulai berharap kalau film ini setidaknya emang lucu dan atau memberi akhir yang bahagia buat 4 sekawan. Tentu saja penonton boleh berharap, tetapi penulis cerita belum tentu sama pendapatnya.
Pelajaran dari film Agak Laen
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari tokoh yang ada di film Agak Laen, terutama dalam hal mengambil keputusan hidup, misalnya saja:
- Kalau menemukan ada yang meninggal karena serangan jantung, segera laporkan kepada kepolisian, jangan malah dikuburkan sendiri karena merasa takut disalahkan.
- Jangan selingkuh!
- Kalau sakit jantung jangan masuk rumah hantu.
- Jangan menipu orang tua untuk menggadaikan rumah tinggal walaupun dengan alasan untuk mencari uang untuk membeli tanah makam.
- Kalau ketemu calon mertua matre dan banyak tuntutan, sebaiknya pikirkan lagi tujuan pernikahan itu apa sih?
- Jangan main judi dan jangan berhutang untuk alasan apapun.
- Jangan mencari cara cepat masuk kerja dengan menyogok.
- Belajarlah mengelola keuangan yang benar supaya jangan gara-gara uang malah jadi kriminal.
Kesimpulan, nonton gak nih?
Kalau sudah langganan Netflix dan sedang iseng boleh lah ditonton saja. Tetapi film ini bukan komedi horor biasa yang bikin kita bahagia menontonnya. Film ini justru memberikan gambaran realita kehidupan. Bagaimana setiap keputusan dalam hidup kita, selalu ada konsekuensi yang menyertainya.
Film ini membuat saya merasa empati dengan para tokohnya. Saya berharap setidaknya para penonton bisa belajar dari 4 tokoh utama di film ini dan tidak gegabah dalam membuat keputusan. Mulai dari keputusan ketika menemukan orang yang mati karena serangan jantung, sampai dengan keputusan dalam mengelola keuangan.
Leave a Reply