Isi tulisan ini
Orang Indonesia sepertinya sangat suka cerita horor. Film Sekawan Limo yang menggunakan bahasa Jawa, sukses menembus lebih dari 2 juta penonton di bioskop bulan Juli tahun ini.
Ketika mengetahui ada film berbahasa Jawa, paksu sebenarnya langsung semangat ingin menonton di bioksop. Sayangnya, ketika kami mudik, tidak ada kesempatan menontonnya. Akhirnya setelah film ini masuk ke layanan streaming Netflix, paksu langsung mengajak saya menontonnya. Karena filmnya full berbahasa Jawa, saya tentu saja mengerti dengan menggunakan subtitle.
Sebelum panjang cerita tentang film ini, saya mau bilang kalau film ini jauh lebih lucu dari film Agak Laen yang ditonton lebih banyak orang. Film Sekawan Limo ini juga lebih punya pesan positif untuk penontonnya. Kesimpulannya: saya (dan paksu) lebih suka film Sekawan Limo daripada film Agak Laen.
Tentang Sekawan Limo
Judul Sekawan Limo garapan Starvision Plus ini punya 2 arti. Sekawan artinya empat, dan bisa juga artinya berteman. Limo artinya lima.
Kata empat dan lima menjadi judul karena cerita film ini tentang lima orang yang mendaki gunung bersama, tetapi ternyata manusianya hanya empat dan satu lagi adalah hantu. Ceritanya jadi seru karena mereka (dan tentunya penonton) sibuk menebak-nebak siapakah hantu di antara mereka.
Sinopsis Sekawan Limo
Bagas (Bayu Skak), Lenni (Nadya Arina), Dicky(Firza Valaza), Juna(Benidictus Siregar), dan Andrew (Indra Pramujito) dipersatukan ketika mendaki Gunung Madyopuro.
Sebenarnya awalnya yang berangkat bareng itu cuma Bagas dan Lenni. Mereka berdua sama-sama dari Malang. Di dekat pintu masuk, mereka bertemu Dicky yang mengaku mengenal jalur pendakian alternatif yang bisa lebih cepat untuk melihat matahari terbenam. Lalu, mereka bertemu dengan Juna yang katanya terpisah dari teman-temannya yang sama-sama mendaki.
Sebelum mendaki, mereka ingat pesan dari penjaga pos pendakian mewanti-wanti: “Rombongan harus genap dan dilarang menoleh ke belakang atau akan ada yang mengikuti!”
Nah karena awalnya mereka hanya bertiga, mereka pikir ga ada salahnya kalau Juna juga ikut. Kan jadinya jumlahnya genap.
Setelah agak jauh berjalan dan gak ketemu juga dengan pos pendakian, mereka malah bertemu dengan Andrew yang saat itu tak sadarkan diri. Oh ya, sebenarnya di pos pendaftaran, mereka diberikan gelang sebagai tanda mereka sudah terdaftar, nah si Andrew ini ditemukan tanpa gelang. Awalnya mereka ragu-ragu untuk menolong Andrew, tapi ya akhirnya mereka bantu juga walau itu membuat mereka jadi ganjil lagi.
Setelah Andrew sadar, mereka melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai juga tuh di pos pertama. Walau akhirnya terlambat melihat matahari terbit, mereka melanjutkan perjalanan dan sampai deh di puncak.
Kejadian aneh makin banyak terjadi saat mereka turun. Kebetulan mereka naiknya menjelang malam 1 Suro. Somehow mereka muter-muter sampai 7 hari ga bisa ketemu jalan pulang. Mereka juga mulai menyadari kalau salah satu dari mereka bukan manusia dan mulai deh saling tuduh.
Selain permasalahan saling tuduh, masing-masing mereka mulai melihat hantu. Hantunya beda-beda dan spesifik untuk setiap orang. Jadi kalau bukan hantunya, mereka ga bisa melihat apa yang dilihat teman mereka yang ketakutan tersebut.
Nah misteri tentang siapakah yang sebenarnya hantu di antara mereka berlima, bisa ditonton sendiri ya. Kalau misteri hantunya ada apa saja, juga tonton sendiri deh biar berasa serem sendiri, hehehe.
Serem tapi lucu
Namanya cerita hantu, tentu saja digambarkan serem. Lumayan sih seremnya terasa. Seting awal film ini Bagas di studio podcast menceritakan perjalanannya mendaki gunung yang ternyata bersama hantu. Nah, di awal ini bagian seremnya ga langsung ditunjukkan, tapi ada banyak dialog yang terasa lucu.
Cerita yang juga bikin ketawa itu terasa saat pendakian dari obrolan diantara mereka berlima. Ada juga bagian lucu ketika mereka bertemu dengan sesama pendaki gunung lainnya.
Ada juga sih bagian lucu tapi agak jorok. Terutama ketika mereka mulai menyadari kalau mereka muter-muter tempat yang sama dan yang menjadi petunjuknya itu adalah tempat salah satu dari mereka buang hajat.
Penggunaan bahasa Jawa yang agak Jawa Timur tidak menjadi hambatan buat saya merasakan cerita lucunya.
Jangan menoleh ke belakang
Pantangan menoleh ke belakang yang disebutkan penjaga pos diberikan makna lain di film ini. Bagian ini yang bikin ceritanya jadi terasa lebih bermakna. Setiap hantu yang dilihat ternyata punya pesan yang ingin disampaikan pada yang melihat. Jadi bisa dibilang, hantunya berguna untuk setiap yang melihatnya.
Saya ga ingin terlalu spoiler, ini juga udah agak spoiler sebenarnya. Tapi, coba deh tonton supaya mengerti apa maksudnya jangan menoleh ke belakang ketika mendaki gunung.
Cukup Bikin Terharu
Di akhir menonton film ini, saya cukup merasa terharu. Penyelesaian dari setiap hantu yang dilihat dan juga siapa di antara mereka yang bukan manusia, cukup membuat terharu.
Apalagi sebelumnya karena mereka tidak juga ditemukan dalam waktu 7 hari, mereka sudah dinyatakan hilang dan pencarian tidak diteruskan.
Ada bagian yang agak terasa janggal, tapi ya masih bisa dimaafkan. Sampai bagian akhir, film ini cukup menarik untuk ditonton, rasanya semua diberikan akhir yang masuk akal.
Rekomendasi
Tentu saya saya merekomendasikan film Sekawan Limo ini untuk ditonton. Horornya ga terlalu menakutkan, malahan saya merasa cukup terhibur dan tertawa. Ada sih bagian ironi kehidupan seperti di film Agak Laen, tetapi cara penyelesaiannya cukup bikin hati haru.
Salut juga dengan ide ceritanya yang membuat film hanya berbahasa Jawa. Mereka tidak takut kehilangan pasar penonton dan tetap memilih menggunakan bahasa Jawa saja. Oh ya, ada soundtracknya juga yang merupakan lagu berbahasa Jawa yang lumayan enak didengar. Setelah menonton film ini, paksu langsung cari tahu lagunya dan diputar berulang-ulang, hehehe.
Mudah-mudahan saja semakin banyak karya insan perfilman Indonesia yang mengangkat bahasa daerah, tetapi tetap bisa dinikmati penonton Internasional. Apalagi filmnya ini masuk ke Netflix Thailand juga, artinya kan pasar penontonnya malah lebih luas daripada hanya di bioskop Indonesia.
Yuklah langsung nonton aja di Netflix!
Leave a Reply