Penipuan Terkait Pengiriman Paket ke Rumah

Sekarang ini ada begitu banyak kemudahan berbelanja. Kita tidak perlu pergi ke mana-mana, bisa sambil rebahan pencet-pencet di ponsel, tak lama kemudian yang dipesan sampai di rumah kita. Kita bisa memilih untuk membayar dengan kartu kredit, dicicil, bayar dengan transfer atau piilhan bayar ketika diterima di rumah. Pokoknya belanja jadi terlalu mudah.

Kemudahan berbelanja daring itu ternyata dimanfaatkan oleh penipu untuk mendapatkan keuntungan buat mereka. Kalau tidak berhati-hati, kita bisa jadi korban.

Setidaknya ada beberapa metode penipuan yang saya amati yang sudah banyak korbannya. Kemarin, kami juga tak sengaja terjebak menjadi korbannya, walaupun untungnya hanya rugi sedikit.

Berikut ini beberapa hal yang pernah saya alami. Saya tuliskan di sini supaya yang lain lebih waspada dan jangan terjebak dengan penipuan dengan cara yang sama.

Telepon pemberitahuan ada paket dari luar negeri

Sejak tahun lalu, sering ada telepon yang menyatakan kalau saya menerima paket dari luar negeri. Katanya barang tertahan di bagian bea cukan dai saya harus membayar pajaknya (transfer online). Mereka berusaha untuk membuat kita membayar biayanya terlebih dahulu, lalu katanya mereka akan mengirimkan barangnya.

Biasanya kalau orang yang sering memesan dari luar negeri, atau sedang menunggu pesanan tertentu, pastilah bisa tertipu dengan kebohongan itu. Akan tetapi, karena saya tahu kami tidak sedang menunggu barang dari luar negeri, maka saya dengan tegas akan berkata kalau saya tidak memesan apapun dari luar Thailand dan tidak bersedia membayar. Cara lain, kalau saya meminta dia berbicara bahasa Inggris, dia juga akan segera menutup telepon.

Saya tahu, kalau misalnya sedang benar-benar menunggu barang kiriman dari luar negeri dan terkena biaya pajak, biasanya ekspedisi tidak hanya menelpon atau sms, tetapi akan mengirimkan e-mail dari domain resmi dan kertas bukti meminta pembayaran yang perlu dikirimkan ke nomor rekening resmi. Jadi, kalau misal ada yang menelpon dan memberikan nomor rekening tidak resmi dari nama ekpedisinya, itu salah satu tanda kalau mereka adalah penipu.

SMS meminta memasukkan alamat ke tautan

Kalau sebelumnya mereka menggunakan telepon, kali ini mereka menggunakan SMS. Pesannya memberitahukan kalau mereka tidak dapat mengantarkan paket karena tidak ada alamat kita (dan hanya ada nomor telepon penerima). Lalu mereka akan meminta kita memasukkan alamat kita ke link yang mereka sediakan untuk klik.

Ini sebenarnya jadi mirip dengan penipuan yang berusaha membuat kita mengklik link yang tidak aman. Prinsip jangan mengklik tautan sembarangan tetap berlaku dalam hal ini. Teorinya, kalau kita sudah mendaftarkan diri ke toko daring, kita akan selalu diminta memastikan alamat pengiriman. Bahkan kalau alamat pengiriman kosong, transaksi belanja biasanya tidak dapat dilanjutkan untuk membayar.

Biasanya kalau dapat sms seperti ini, nomornya akan saya report sebagai spam. Lalu berikutnya sebaiknya dihapus, supaya tidak jadi masalah kalau tak sengaja mengklik tautannya.

Hati-hati jangan klik tautan yang tidak dikenal begini

Paket yang ketika menerima harus membayar

Yang paling baru nih terjadi kemarin. Ceritanya hari sebelumnya kurir ekspedisi menelepon memberitahukan ada paket. Saat itu kami sedang tidak di rumah. Karena kami tidak pernah memesan COD (Cash on Delivery), biasanyasaya akan minta petugasnya untuk meletakkan saja paketnya di depan rumah. Akan tetapi, kurirnya bilang ada biaya paket yang harus dibayar. Saya pikir bayar pajak atau apalah, tapi terasa agak mahal sebesar 390 baht (170-an ribu rupiah).

Saat ditelepon itu, pak suami udah merasa kasihan kalau kurirnya harus datang berkali-kali, dia sudah sarankan ke saya untuk menanyakan nomor rekeningnya saja, toh bisa transfer dan kalau sudah ditransfer, barang bisa diminta tinggalkan saja. Tetapi insting saya merasa ada yang aneh, karena biaya yang diminta agak terlalu besar untuk sesuatu yang dikirim melalui kurir bukan kelas fedex, dhl atau ups. Satu hal lagi, pak suami juga gak yakin barang apa yang dia pesan sampai butuh biaya begitu. Makanya saya tidak mau mengirimkan duitnya dan memintanya datang lagi keesokan harinya.

Keesokan harinya, ketika saya mendapat telepon oleh kurir paket, saya sedang menyetir di jalan menjemput anak. Kebetulan si mbak yang biasa kerja di rumah lagi ada. Saya minta dia yang menerima. Mbak ini sudah saya percaya dan sudah biasa juga mendahulukan membayar berbagai hal. Dia juga tau kebiasaan kami yang sering berbelanja daring dan terkadang ada paket yang terkena biaya. Jadi, mbak saya itu membayarkan paket yang datang, tanpa bertanya kenapa harus membayar.

Ketika saya sampai di rumah dan membuka paketnya, insting saya ternyata benar kalau benar kalau ini bentuk penipuan. Isi paket adalah overcoat ukuran besar yang sangat berat dan sudah pasti bukan barang baru. Sudah pasti kalau overcoat itu bukan sesuatu yang kami pesan atau butuhkan. Sebenarnya masih bisa dipakai kalau memang ada yang stylenya memakai overcoat seperti yang dikirimkan itu.

Kami mencari alamat pengirimnya di bungkusnya, tidak terlihat. Akhirnya ditemukan oleh pak suami, ada tulisan super kecil yang mengindikasikan pengirimnya, tetapi hanya nama toko fashion tak terkenal saja tanpa alamat.

Saya langsung mengertik kalau pembayaran yang diminta itu bukan karena pajak atau ongkos kirim, akan tetapi karena pengiriman COD (Cash on Delivery). Jadi penipu tersebut mungkin membeli baju bekas dengan sangat murah, lalu mengirimkan ke kami seolah memaksa kami membeli apapun yang mereka kirimkan. Hal ini mungkin terjadi karena memang banyak yang saking mudahnya berbelanja daring, semua masuk keranjang dan tidak ingat apa saja yang dipesan. Banyak yang baru ingat lagi barang pesanan setelah membuka paketnya.

Pelajaran dari penipuan terkait paket

Pelajaran hari ini dari peristiwa paket ada beberapa:

  1. Jangan mau menerima untuk membayar paket yang kita ga melihat nama pengirimnya dan harus bayar tanpa surat yang jelas. Andaikan itu adalah biaya pajak, pasti akan ada surat keterangannya. Kalau ternyata itu COD padahal kita tidak pernah belanja dengan metode COD, sudah pasti itu bukan pesanan kita.
  2. Ada kemungkinan kebocoran data dari ekspedisi paket, makanya sebelumnya saya juga sering dapat sms yang meminta alamat rumah karena alasan paketnya tidak bisa dikirimkan. Abaikan saja sms yang meminta kita mengklik tautan seperti ini. Karena tidak mungkin kita bisa memesan secara daring kalau kita tidak mencantumkan alamat.
  3. Kemungkinan lain, emang ada orang dalam yang jahat aja menjual data para penerima ekspedisi. Jadi, ketika mendaftarkan diri menjadi pengguna jasa toko daring, sebenarnya kita harus siap-siap kalau data kita bocor entah dihack dari luar atau kejahatan orang dalam.
  4. Jangan lupa mengingatkan kepada semua orang di rumah untuk tidak membayar biaya yang tidak wajar ketika menerima kiriman paket.

Semoga pembaca tulisan ini tidak perlu mengalami seperti saya yang menjadi korban penipuan dengan embel-embel paket. Karena sebenarnya keberadaan pengantar paket itu sangat berjasa buat kita yang mungkin mager untuk membeli ini itu yang kita sudah tau dengan pasti jenis apa yang ingin kita beli.

Kalian punya pengalaman apa terkait paket dari belanja daring?


Posted

in

,

by

Comments

Leave a Reply