review buku rumah lebah

Review Buku: Rumah Lebah Ruwi Meita

Akhirnya dengerin buku lagi di Storytel. Pilihan jatuh pada buku Ruwi Meita berjudul Rumah Lebah. Sewaktu membaca buku Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku sudah berpikir untuk membaca karya Ruwi Meita yang lain. Tapi siapa sangka kalau ceritanya ini berbeda genre dan bukan buat remaja.

Walau salah satu tokoh buku ini yang menjadi covernya adalah anak berumur 6 tahun bernama Mala, tetapi buku ini menurut saya untuk 17 tahun ke atas khususnya untuk yang menyukai cerita psikologi thriller dan misteri.

Tentang Buku Rumah Lebah

Dari instagram penulisnya, saya dapat informasi kalau buku yang awalnya diterbitkan oleh Gagas Media pada 1 Januari 2008 ini diterbitkan ulang oleh Bhuana Sastra pada 30 September 2019. Versi audionya diterbitkan oleh Storyside pada 1 Januari 2022 dan bisa didengarkan di Storytel.

Buat yang lebih suka baca buku fisik, buku ini ternyata baru saja tanggal 22 Oktober 2023 kemarin diluncurkan kembali pada acara Ubud Writers and Readers Festival 2023 oleh penerbit Bhuana Sastra yang merupakan bagian dari Gramedia. Pantasan saja buku ini menghilang dari iPusnas dan sepertinya harus beli kalau mau membaca di Gramedia Digital.

Dengan deskripsi fisik sampul soft cover dan jumlah 284 halaman, buku ini bisa dibeli Rp. 73.000 untuk area Jawa, Bali Lombok dan Lampung. Oh ya, informasi ini saya dapatkan dari instagram penulisnya ya, kalau sedang beruntung, siapa tau bisa membeli bukunya dengan diskon tertentu dari Gramedia.

Dengarkan juga sedikit obrolan tentang buku ini di Klub Buku KLIP

Sinopsis Rumah Lebah

Berikut ini blurb yang terdapat di sampul belakang bukunya:

Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan.

Dia juga tertarik dengan beruang.

Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan Tante Ana yang suka berdandan, belajar bahasa Spanyol dengan Abuela, dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.

Blurb buku Rumah Lebah

Saya akan menambahkan ada kesan horor dari awal, apalagi dengan subjudul “Setiap wajah memiliki rahasia”. Kesan misterinya berasa sejak bagian prolog.

Karakter dan Misteri Rumah Lebah

Tokoh utamanya sudah pasti keluarga Mala, selain 6 tokoh yang sering disebut Mala dan beberapa tokoh yang membuat cerita misteri semakin menarik.

Mala

Tokoh utamanya tentu saja Mala si anak usia 6 tahun yang berbicara selalu formal dan suka membaca ensiklopedia dan selalu membicarakan tentang Satira, Wilis, Tante Ana, Abuela dan si Kembar walau orang tuanya tidak pernah melihat siapakah orang-orang tersebut. Membaca deskripsi Mala mengingatkan saya pada tokoh buku Ziggy tentang anak yang suka membaca kamus di buku Di Tanah Lada. Mala bukan anak biasa, dia anak yang dinantikan oleh orang tuanya setelah pernah mengalami keguguran sebelumnya. Mala punya kecerdasan di atas rata-rata anak seumurnya, tetapi dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain sehingga ibunya memutuskan untuk mengajari anaknya sendiri di rumah.

Nawai

Nawai, ibu Mala. Seorang ibu yang suka melukis dan belajar berbagai hal tentang perkembangan anak demi untuk bisa mengajari anaknya sendiri. Karena anaknya berkebutuhan khusus, dia dan suaminya memutuskan untuk pindah ke pedesaan. Alasannya sih supaya Mala bisa lebih dekat dengan alam.

Winaya

Winaya, ayah Mala adalah seorang wartawan yang berubah jadi penulis novel bestseller. Dengan ketenangan desa, dia bisa fokus menulis novel bahkan novelnya akan dijadikan film yang dibintangi oleh aktris kenamaan.

Tokoh lainnya

Alegra, aktris cantik ternama yang akan menjadi pemeran utama dari novel yang ditulis oleh Winaya. Dia berpacaran dengan orang kaya yang juga mempunyai rumah di desa bertetangga dengan keluarga Mala. Alegra ini sedang berada di puncak kejayaan, tetapi ternyata dia punya penyakit bulimia dan selain itu dia membutuhkan narkoba untuk menenangkan diri dari tuntutan pekerjaan.

Rayhan, pacar Alegra, seorang pengusaha kaya, womanizer yang menjadi tetangga keluarga Mala. Dia juga menjadi sumber narkoba untuk Alegra. Seperti halnya dalam cerita fiksi, orang kaya punya kuasa di atas hukum, demikian juga dengan Rayhan (setidaknya itu sebelum bertemu keluarga Mala).

Satu lagi saya lupa namanya tetapi seorang wartawan yang suka mencari berita aktris yang berusaha memeras Alegra dengan fakta bulimianya. Si wartawan ini menjadi korban pembunuhan kejam di danau dalam buku ini. Selanjutnya yang menjadi misteri adalah usaha Kartika, polisi yang berusaha mengungkapkan siapakah pelaku pembunuhan di danau tersebut.

Kenapa judulnya Rumah Lebah?

Bagian ini sejujurnya saya kurang menyimak penjelasan detailnya. Tetapi digambarkan kalau tokoh-tokoh yang bisa dilihat oleh Mala itu konon berada pada rumah lebah yang dilindungi oleh ratu lebah. Mereka tidak semuanya saling mengenal dan menyadari keberadaan masing-masing, tetapi Mala bisa berkomunikasi dengan mereka kecuali si Kembar yang katanya memang tidak pernah bicara dengan orang lain dan hanya menuliskan berbagai hal yang dialami si ratu lebah dalam jurnalnya.

Setelah mendengarkan buku ini sampai selesai, saya yang bukan penggemar cerita thriller ini mengakui kalau buku ini memang cukup menarik cara menceritakannya. Gaya bahasa yang digunakan juga cukup mudah dicerna. Sesekali akan menceritakan fakta tentang beruang dan Pooh karena Mala menyukai boneka beruang.

Berbagai hal yang sebelumnya jadi pertanyaan cukup terjawab dan sepertinya saya perlu mencari buku versi e-book dan membacanya lagi. Untuk buku yang ditulis tahun 2008, buku ini ceritanya masih cukup aktual terutama tentang kesehatan mental dan anak berkebutuhan khusus.

Rekomendasi

Untuk penggemar cerita thriller dan misteri, buku ini pasti menarik sekali. Karena itu saya tidak akan menuliskan spoiler ending dari buku ini di sini. Mengikuti penyelidikan tentang siapakah pelaku pembunuhan dan apa kejadian yang sebenarnya terjadi mengungkapkan fakta-fakta yang tidak terpikirkan sebelumnya dari membaca bagian awalnya.

Yuklah dibaca sendiri kalau penasaran ya! Sepertinya cukup dulu membaca buku karya Ruwi Meita. Nggak berani deh baca bukunya kalau model horor begini. Kalau model cerita remaja sih masih akan saya baca. Jangan sampai baca buku nggak selesai seperti buku Di Tanah Lada nya Ziggy.

Saya cuma kasih catatan kalau saya tidak menyangka Ruwi Meita bisa menulis dengan genre yang berbeda sekali sebelum menuliskan Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku yang sangat remaja dan penuh pesan. Saya lebih suka cerita seperti dalam buku Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku dibandingkan Rumah Lebah ini. Catatan lain tentang ending buku Rumah Lebah ini rada-rada kejam karena akan ada korban lain selain si wartawan dalam cerita ini dan pelakunya juga di luar dugaan saya.


Posted

in

,

by

Comments

Leave a Reply