Isi tulisan ini
Salah satu cara saya lebih banyak membaca buku itu dengan mendengarkan buku. Biasanya, pilihan buku yang didengarkan hanya buku berbahasa Inggris. Tapi, beberapa hari lalu saya mendapatkan informasi tentang Storytel, aplikasi asal Swedia, yang sudah diluncurkan di Indonesia dan tentunya ada koleksi buku bersuara yang berbahasa Indonesia. Kemarin, saya sudah menginstal dan langsung menyelesaikan mendengarkan buku Filosofi Kopi karya Dee Lestari.
Storytel Indonesia
Storytel Indonesia ini baru diluncurkan sekitar tanggal 9 Maret 2022 yang lalu. Pengguna diberikan masa ujicoba 7 hari, lalu kalau ingin melanjutkan bisa berlangganan dengan biaya 39.000 rupiah per bulan. Biaya berlangganan ini bisa menggunakan berbagai metode pembayaran, termasuk gopay dan atau dari pulsa yang ada.
Awalnya, saya agak ragu untuk mencobanya, tapi karena penasaran, akhirnya saya mencoba juga. Dari daftar buku yang ada, saya melihat ada beberapa aktor dan aktris ternama yang ikut membacakan buku-buku yang ada. Jadi ini dibacakan bukan oleh mesin tapi oleh suara natural.
Oh ya, karena saya berlokasi di Thailand, ketika menginstal aplikasi ini, saya harus menyalakan VPN ke Indonesia. Kalau tidak, saya hanya akan mendapatkan konten berbahasa Thailand dan Inggris saja, dan tidak bisa mendapatkan konten berbahasa Indonesia.
Setelah instalasi, untuk mendapatkan masa percobaan 7 hari, saya tetap harus memasukkan metode pembayaran walaupun belum langsung harus membayar. Untungnya, kami masih punya saldo GoPay sisa perjalanan ketika mudik sebelum pandemi. Setelah selesai mendaftar, saya bisa memilih-milih buku berbahasa Indonesia atau bahasa Inggris dan mengunduhnya. Setelah diunduh, saya bisa mendengarkannya tanpa harus menyalakan VPN lagi.
Beberapa buku di Storytel ada buku versi teks juga. Untuk buku yang memiliki versi suara dan tulisan, pengguna bisa berganti-ganti antara membaca sendiri atau mendengarkan dengan mudah tanpa harus mencari titik berhentinya di mana. Sayangnya, untuk buku bahasa Indonesia, saya belum menemukan buku mana yang ada versi suara dan versi teks nya.
Storytel Thailand dan negara lainnnya
Oh ya, sebenarnya untuk Storytel Thailand, masa mencobanya diberikan 14 hari alias 2 kali lebih lama dibandingkan masa mencoba Storytel Indonesia. Tapi, harganya juga lebih mahal. Alasan saya memilih berlangganan Storytel Indonesia, jelas karena saya ingin mendengarkan buku berbahasa Indonesia.
Saat ini Storytel ada di berbagai negara. Penawaran promosi masa gratis dan harganya juga beda-beda. Kalau kamu bukan berada di Indonesia, bisa coba saja sendiri ya, terutama untuk mendapatkan konten berbahasa lokal selain bahasa Inggris.
Saya sebenarnya agak penasaran sedikit dengan konten buku berbahasa Thailand. Tapi, untuk saat ini, daripada pusing mendengarkan buku bahasa Thailand, saya memutuskan mendengar bahasa Thai nya dari tontonan saja.
Kesan mendengarkan buku di Storytel
Sebelum akhirnya memutuskan membaca sebuah buku, pengguna diberi contoh rekaman dari bukunya. Dari mendengarkan contoh-contoh rekaman yang ada, walaupun dibacakan oleh manusia dan bukan AI, tidak semua buku jadi terasa menarik ketika didengarkan. Beberapa pembaca buku, suaranya malahan terasa terlalu datar. Tapi, untuk buku yang dibacakan penulisnya, atau oleh yang memang aktor dan aktris, hasilnya lebih nyaman untuk didengarkan.
Kualitas rekaman suara dari buku yang ada di Storytel ini cukup bagus. Para narator membacanya dengan cukup jelas dan tidak terlalu cepat. Tapi, hasilnya jadinya mendengarkan buku ini akan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan kita membaca sendiri. Tapi, untuk mengakalinya, pengguna diberi pilihan untuk mengubah kecepatan pembacaan. Ada pilihan untuk mempercepat maupun memperlambat.
Salah satu fitur yang saya suka dari Storytel yang belum pernah saya temukan di aplikasi lain yang saya pernah gunakan adalah: ada fitur untuk berhenti otomatis ketika sampai di akhir judul, atau waktu yang kita tentukan sendiri.
Saran perbaikan untuk Stortytel
Dari sekian banyak hal yang menarik dari aplikasi ini, saya merasa aplikasi ini masih bisa diperbaiki. Misalnya saja, untuk buku Filosofi Kopi yang terdiri dari beberapa cerita yang terpisah-pisah, setiap cerita sebenarnya bisa dilihat dalam chapter terpisah, akan tetapi, ketika mendengarkannya, peralihan antara cerita yang satu dengan yang lain tidak ada pembeda. Padahal, di bagian depan dan akhir, ada musiknya. Saya berharap antara cerita, terutama untuk buku yang berisi kumpulan cerita, ada musik atau tanda pemisahnya.
Penutup
Untuk saya yang memang sudah biasa mendengarkan buku, adanya aplikasi Storytel ini sungguh membantu mempercepat membaca buku. Tapi untuk pembaca buku yang kecepatan membacanya sudah jauh lebih cepat dari saya, mungkin aplikasi ini tidak terasa membantu. Masalah lain dari buku yang dibacakan adalah, terkadang, bisa jadi cara membacakannya kalau terlalu datar, bisa merusak imajinasi dari pembacanya dan berakhir dengan ceritanya jadi terasa jelek (padahal mungkin yang salah bukan ceritanya).
Kalau penasaran, coba saja langsung unduh dan instal, toh ada masa gratisnya. Dalam waktu 7 hari, disela-sela mencucipiring, menjemur cucian, dan atau ketika merem di perjalanan, bisa beberapa buku tuh diselesaikan. Kalau memang merasa tidak cocok dibacakan buku, jangan lupa batalkan berlangganan supaya tidak harus membayar.
Leave a Reply