Isi tulisan ini
Disclaimer: cerita ini fiksi belaka, terimakasih buat komunitas Mamah Gajah Ngeblog yang menjadi inspirasi cerita. Kesamaan nama, tokoh dan tempat adalah kesengajaan untuk membuat ceritanya seperti bukan fiksi. Kalau ada yang merasa ini kisahnya, boleh tinggalkan pesan di komentar ya.
Suatu masa di tingkat pertama
“Hoi, lagi ngapain loe, Fi?”
“Lagi ngerjain laporan tugas besar nih, programnya belum beres, tapi bagian itu lagi dibantuin Kang S, aku ngecap dulu aja nih.”
“Ciyeeee, yang punya kakak ketemu gedeee, mau doong dicariin temen nya Kang S buat gue!”
Fifi cuma bisa tersipu malu dan tak menjawab Astri. Dia tau Astri cuma bercanda, tapi memang benar, Kang S itu kakak kelas yang dia kenal sejak di kampus Cap Gajah ini. Fifi semakin dekat dengan Kang S sejak mereka sama-sama aktif di organisasi himpunan mahasiswa. Tepatnya sejak Kang S jadi ketua dan dia jadi sekretarisnya.
“Hoi, malah ngelamun! Udah beres emang laporan loe?”
“Eh belum, kamu sih nyebut-nyebut Kang S, aku kan jadi ga fokus.”
Astri tertawa terbahak melihat Fifi sahabatnya yang terlalu jujur tentang perasaannya. Memang, sejak mereka masih tingkat pertama bersama, saat Kang S pertama kali terlihat di depan ruang 7601 di perkenalan jurusan, Fifi sudah sering bilang kalau dia deg-degan kalau ada Kang S. Waktu itu Astri hanya menanggapi dengan menyuruh Fifi periksa kesehatan jantung, siapa sangka, setahun kemudian ternyata Fifi beneran jadian sama Kang S.
Masa Sekarang
Fifi diam memandangi layar komputernya. Dia benar-benar merasa harus menulis sesuatu untuk kegiatan Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bersama teman-temannya di komunitas Mamah Gajah Ngeblog. Tapi, dia benar-benar tidak tahu bagian cerita apa yang mau dia tuliskan untuk mengikuti tantangan menulis fiksi kali ini.
Sebenarnya Fifi sudah mau menyerah saja, tapi dia takut menyesal untuk hal yang tidak dilakukan daripada hal yang dilakukan. Dia ingat, Kang S pernah bilang kalau sedang ragu-ragu antara melakukan sesuatu atau tidak, lebih baik mencoba dulu sebelum menyerah. Tapi sudah berhari-hari mencari ide, dia tetap tidak tahu apa yang ingin dia tuliskan. Menulis fiksi ini lebih sulit dari menuliskan tugas akhir yang dia kerjakan ataupun semua tugas besar yang dihadapi di saat kuliah. Ya, kalau tugas kuliah kan ada banyak yang bisa bantu, selain Astri, sahabatnya yang sangat pintar, ada Kang S juga yang selalu bisa ditanya kalau dia tidak mengerti. Untuk menulis fiksi, masa harus nanya mereka juga? Yang ikutan komunitas kan bukan mereka.
Fifi mencoba mengingat-ingat, bagian mana dari kehidupan kampus Gajah yang ingin dia tuliskan. Bertahun-tahun menjadi penghuni kampus Gajah, masuk lewat Gedung Serba Guna dan keluar dari Sasana Budaya Ganesa. Teman-teman yang sekarang sudah sibuk dengan kehidupan masing-masing. Untungnya Astri masih terhubung dengannya walaupun melalui pesan instan.
Ada sih masa di mana Astri menghilang dari kehidupan Fifi, ya kehidupan sebagai istri dan ibu dan jauh dari tanah air, dan internet yang waktu itu belum semua orang punya, membuat Fifi sempat putus kontak dengan Astri. Sampai beberapa waktu lalu, akhirnya Fifi mendapat kontak Astri dari pak suami. Surprise sih ketika mengetahui kalau ternyata, setelah menghilang sekian lama, sekarang Astri sudah menikah dan punya anak 5, bahkan lebih banyak dari anaknya Fifi yang cuma 2.
Aha! Fifi akhirnya dapat ide mau nulis apa untuk kisah fiksinya, dia ingat akan kisahnya yang mirip dengan kisah drakor 2521. Saat yang indah ketika menjalaninya, tapi tidak untuk diulang, karena sekarang Fifi sudah punya suami yang baik hati dan lebih baik dari Kang S.
2521, Bukan Versi Drakor
Fifi mulai menuliskan ceritanya, tentang seorang gadis yang mengejar cita-citanya dan berkuliah di Kampus Gajah. Gadis ini bertemu dengan seorang pemuda yang berbeda 4 tahun darinya. Kakak kelas yang sedang berkuliah di tingkat akhir dan menjadi asisten mata kuliah pemrograman. Kakak kelas yang banyak membantunya mengenal berbagai kode pemrograman dan membuat Fifi menjadi programmer handal saat ini.
Kang S, sosok itu dia lihat pertama kali di ruangan 7601 Labtek V, tapi berikutnya dia lebih sering melihat Kang S di lab komputer di lantai 4 gedung Labtek V, atau di ruang sekeratariat himpunan mahasiswa. Fifi masih ingat, ketika pertama kali Kang S di depan ruang 7601, saat Fifi masih dalam masa orientasi mahasiswa dan kunjungan pertama kali ke jurusan yang dia pilih. Waktu itu, Astri, teman pertama yang dia kenal di jurusannya yang kemudian menjadi sahabatnya, juga sama terpananya dengan Fifi melihat sosok Kang S ini. Astri juga yang pertama kali tahu ketika Kang S mendekati Fifi dan segala seluk beluk Kang S pokoknya Astrilah tempat Fifi menceritakan semuanya.
Setelah Kang S lulus kuliah, dia mendapat pekerjaan jauh dari Bandung, tepatnya di Papua. Walaupun Kang S masih berusaha untuk rajin menelpon Fifi, tapi akhirnya Fifi yang memutuskan untuk melepaskan Kang S. Fifi juga merasa perlu untuk fokus dengan cita-citanya. Anggap saja Kang S hanyalah sebuah episode kehidupan, seperti kisah drakor 2521. Bahagia ketika bersama, tapi tak harus bersatu dengannya.
Akhir yang bahagia
Fifi lega. Akhirnya tulisan fiksinya selesai sudah. Memang kisah Kang S dan Astri sungguh menginspirasi. Setelah putus dengan Fifi, Kang S ternyata masih sering menghubungi Astri untuk menanyakan kabar Fifi, tapi Kang S meminta Astri merahasiakannya dari Fifi. Astri juga sebenarnya berkali-kali masih berusaha membujuk Fifi untuk kembali lagi dengan Kang S, tapi Fifi dengan tegas menolak.
Buat Fifi, episode Kang S itu sudah berlalu. Tidak ada perasaan apa-apa lagi yang tersisa, apalagi setelah putus dengan Kang S, Fifi mendapat peluang untuk mencoba beasiswa ke negeri Paman Sam. Tentu saja peluang seperti itu tidak boleh dilepas. Lelaki masih banyak, bukan cuma Kang S saja. Lagipula, Fifi ingat nasihat dari orangtuanya ketika melepasnya ke Bandung, fokus sekolah, jangan pacaran doang!
Begitulah, Fifi akhirnya menemukan jodohnya ternyata di negeri Paman Sam, dan Kang S pun berbahagia dengan Astri. Sungguh Fifi pun ikut berbahagia ketika mengetahui ternyata Astri dan Kang S itu lebih berjodoh dan keputusannya dulu untuk berpisah dari Kang S sudah tepat.
“Hoi! Ngelamunin apa? Kamu mau kumasakin apa untuk sarapan?”
“Eh, udah bangun? Loh, kok tamu malah mau masakin sarapan. Udah duduk saja dengan tenang, sarapan akan datang segera. Oh ya, terimakasih ya, kisah kalian sudah menjadi inspirasiku hari ini.”
“Inspirasi apaan? Loe nulis apa tentang gue? Ih, mana sini gue harus baca dulu buat verifikasi!”
Astri, sahabatnya yang sedang berkunjung dan menginap ke rumahnya ternyata sudah bangun. Waktunya buat Fifi menutup laptop, berhenti menulis dan menyediakan sarapan untuk semua orang, termasuk keluarga Astri. Sambil sarapan, Fifi menceritakan tentang kisah Astri dan Kang S yang dituliskannya menjadi kisah fiksi. Sayangnya, Astri tidak mau diajakin Fifi ikutan komunitas Mamah Gajah Ngeblog.
Leave a Reply