Isi tulisan ini
Sejak mengajar secara online, saya mulai belajar menggunakan fitur anotasi di Zoom. Fitur ini membantu untuk mencoret di layar tanpa benar-benar mengubah file presentasi. Selain fitur anotasi, fitur chat juga membantu saya untuk mengirimkan link soal latihan ataupun informasi tambahan lainnya.
Tetapi, belakangan ini saya perhatikan fitur yang banyak membantu keberlangsungan kelas, malah digunakan untuk bermain-main oleh peserta kelas. Tentunya hal ini malah jadi mengganggu saya yang sedang menjelaskan, dan juga mengganggu untuk peserta yang ingin belajar dengan serius.
Aturan saja tidak cukup, perlu pembatasan dari sistem
Peserta kelas yang saya ajar memang umurnya bervariasi dari SD sampai SMP yang dibagi menjadi 3 kelompok usia. Kebetulan, kelas yang muridnya suka bermain-main adalah siswa kelompok tengah yang berusia antara kelas 4 SD sampai kelas 6 SD.
Salah satu hal yang menyebabkan kelas sering terlambat berakhir juga karena mereka sering bertanya hal-hal yang tidak terkait dengan pelajaran. Jumlah pesertanya juga belasan, berbeda dengan 2 kelas lainnya yang totalnya maksimum 10 orang.
Sebenarnya saya sudah memberikan aturan kelas online di masa awal kelas mulai berlangsung. Mungkin mereka lupa, atau ya namanya anak-anak, lebih gampang untuk bermain-main daripada memperhatikan kelas. Bermain-main yang dilakuka itu bisa berupa ikut mencoret anotasi tapi tidak cukup 1 kali, malah membuat sebagian layar hilang.
Ada juga keisengan menutup layar yang saya bagikan dengan warna putih. Selain itu, mereka juga kadang2 bertukar pesan di ruang chatnya. Memang saya tidak selalu bisa memperhatikan apa yang terjadi di ruang chat ketika menjelaskan sesuatu. Obrolan mereka tidak ada yang penting tentunya, dan seringkali hanya berupa perang stiker atau emoticon yang ada di chat zoom.
Aturan mematikan microfon dan menyalakan layar mereka patuhi, tetapi aturan untuk tidak mencoret ataupun sibuk chatting ketika saya menjelaskan tetap dilakukan karena peserta mungkin saja merasa bosan atau tidak mengerti dengan apa yang saya jelaskan. Ketika ada yang mengajak ngobrol, tentunya mereka dengan senang hati melanjutkan obrolan di ruang chat.
Karena aturan yang diingatkan tidak cukup, saya merasa perlu mencari tahu bagaimana memaksa mereka menuruti aturan dengan membatasi anotasi dan chat secara sistem.
Mencari tahu pengaturan sambil mengajar itu tidak selalu mudah. Setelah selesai mengajar, saya mencoba mencari tahu dan ternyata tidak sesulit itu. Supaya tidak lupa, pengaturannya akan saya tuliskan di sini.
Mengatur anotasi di Zoom
Pengaturan anotasi di zoom bisa dipilih dengan mudah dari menu zoom. Biasanya anotasi ini muncul kalau kita melakukan berbagi layar. Pilihannya adalah semua orang bisa anotasi, atau hanya host yang bisa anotasi.
Terkadang di kelas, saya memang meminta peserta ikut berbagi cara mereka mengerjakan soal dengan anotasi di layar. Akan tetapi, ketika satu peserta menjelaskan, peserta lain ikut anotasi tanpa meminta ijin. Untuk mengurangi kejadian seperti ini, walaupun tidak bisa memberikan anotasi ke orang tertentu saja, sepertinya saya akan mengubah nilai defaultnya anotasi hanya bisa saya yang melakukan.
Biasanya kalau mereka tidak berhasil melakukan anotasi, mereka tidak akan sering-sering mencoba. Nah ketika mereka menyerah dan tidak mencoba, kalau ada yang ingin menjelaskan, saya bisa membuat supaya semua orang bisa anotasi dengan memperingatkan yang lain untuk tidak ikut-ikutan.
Kalau yang lain ikutan bagaimana? Ya kemungkinan saya akan mematikan lagi anotasi untuk semua. Toh menunya gampang dicari kok. Tinggal cari titik 3 untuk more, lalu pilih disable anotasi atau enable.
Mengatur meeting chat di Zoom
Untuk mengurangi kemungkinan peserta saling berbalasan di meeting chat, saya bisa mengatur mereka hanya bisa mengirim pesan ke host dan co-hosts saja. Ketika saya mengajar, saya menjadi host dan tidak ada co-hosts. Jadi mereka tetap bisa mengirimkan pesan kepada saya, bisa berupa pertanyaan, ataupun lain-lainnya.
Nilai default dari ruang meeting chat zoom untuk meeting chat, semua peserta bisa chat dengan siapa saja. Mereka bisa saja chat ngobrol berdua tanpa saya sadari selain kemungkinan mereka ngobrol di ruang meeting chat.
Saya tidak atur chat ditiadakan total, karena saya masih perlu mengirimkan tautan soal latihan kepada peserta melalui meeting chat zoom.
Harapannya sih kalau dari sistem sudah dibatasi, peserta yang tidak fokus dan ingin bermain tidak punya pilihan lain dan harus menyimak. Untuk peserta yang memang ingin memperhatikan kelas juga tidak terganggu dengan coretan yang tidak dibutuhkan saat ada yang menjelaskan.
Kemungkinan gangguan lain selalu ada, akan tetapi sejauh ini mereka cukup patuh kalau saya ingatkan untuk berhenti. Tetapi untuk mengingatkan itu sendiri sudah mengambil waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk belajar.
Baca juga: Tips Belajar di Kelas Daring ala Saya
Kalau sampai ada peserta yang tidak patuh, tentunya harus dipikirkan bagaimana mengatasinya. Mudah-mudahan saja tidak bertemu dengan murid yang tidak mau belajar sama sekali.
Leave a Reply