Isi tulisan ini
Berawal dari masa pandemi Covid-19, saat kita harus di rumah saja, banyak kegiatan belajar pindah ke platform dalam jaringan menggunakan Zoom, Facebook Livestream, IG Live, maupun Youtube livestream. Bukan hanya kelas belajar yang berpindah, berbagai pertemuan seperti ngariung maupun ngobrolin buku juga pindah ke platform daring.
Masa pandemi itu juga membuat saya yang tadinya tidak tahu aplikasi Zoom, jadi belajar banyak menggunakan Zoom. Mulai jadi operator, sampai menyiarkannya secara langsung ke Youtube dan Facebook.
Setelah pandemi berlalu, banyak kegiatan daring mulai berkurang. Kelas daring juga mulai berkurang peminatnya, kebanyakan orang masih lebih menyukai kelas luring.
Walau banyak yang lebih memilih kelas luring, saya pribadi lebih suka kelas daring , apalagi untuk kegiatan yang sifatnya menerima materi, lalu bisa mempraktikkan secara mandiri. Asalkan ada ruang untuk bertanya ke pengajar yang responsif (bukan dijawab robot), saya rasa tidak ada bedanya belajar daring ataupun luring.
Belajar Jarak Jauh
Orang bijak dulu sering menasihati, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina!”. Sekarang ini , dengan adanya kesempatan belajar daring, kita bisa belajar tidak hanya ke negeri Cina, selama ada koneksi internet dan ada yang mau mengajar di seberang sana, kita bisa belajar di mana saja dan kemana saja.
Tahun ini, saat saya ikut mengajar kelas berpikir komputasional secara daring kepada siswa homeschool di PKBM Pewaris Bangsa, saya jadi melihat juga bahkan kelas merajut, berkebun, memasak, catur dan belajar main musik pun bisa dilakukan secara daring. Sepertinya memang dengan niat dan keinginan untuk belajar, tidak akan terlalu jadi masalah apakah itu daring maupun luring.
Belajar Livestream atau Recording?
Sebenarnya, sebelum marak kelas daring menggunakan Zoom, sudah ada banyak usaha untuk membuat kelas jarak jauh (distance learning). Ada yang caranya dengan mengirimkan materi cetak dan kita harus mengirim kembali semua jawaban kuis dan tes yang ada, ada juga dengan menggunakan plaftorm kelas daring MOOC (Massive Open Online Course) seperti Coursera, Udemy, edX dan lainnya yang biasanya memberikan rekaman materi dan kita bisa belajar sesuai jadwal kita.
Berbagai penawaran kelas daring saat ini semakin bervariasi sejak pandemi, semakin banyak kelas yang sifatnya ditentukan jam dan waktunya dan mendengarkan pemaparan langsung dari pengajar. Untuk kelas seperti ini bisa jadi kita akan diberikan rekaman materi kelas untuk kita ulangi lagi, atau ada juga yang tidak memberikan rekaman kelas, sehingga kita harus fokus mengikuti pelajaran seperti halnya kalau kita ikut kelas secara luring.
Saya suka dengan kelas daring yang bersifat rekaman tetapi juga yang pengajarnya masih bisa ditanya, karena bisa diulang lagi dan kalau ada hal yang tidak dimengerti tetap bisa bertanya lagi. Saya juga suka dengan kelas yang sifatnya livestream asalkan pesertanya tidak terlalu banyak.
Kalau peserta terlalu banyak, ada kecenderungan tidak mendapat kesempatan bertanya, atau ada yang lupa. Saya pernah juga kursus private bahasa Thai secara daring yang mana kelasnya tidak direkam.
Kemudahan Belajar Daring
Kalau ditanya saya lebih suka kelas daring atau luring? Untuk pelajaran seperti kelas bahasa, editing video, design Canva dan berbagai hal yang praktiknya tidak membutuhkan tools seperti berkebun atau main musik, saya dengan mantap lebih suka kelas daring.
Ada berbagai alasan yang membuat saya menyukai kelas daring, karena walaupun pengajarnya tidak berada dalam ruangan yang sama dengan saya, selama koneksi internet dari pengajar dan koneksi internet saya juga lancar, rasanya tidak ada bedanya denga melihat pengajar di layar dengan pengajar berdiri di depan kelas.
Kemudahan belajar daring ini buat saya terutama karena tidak butuh membuang waktu di jalan. Kelas 1 jam ya belajar 1 jam, tanpa perlu menghadapi kemacetan lalu lintas ataupun misalnya menyeberang lautan seandainya kelasnya berada di negeri lain.
Seperti halnya saya sebutkan sebelumnya, dengan belajar daring ini kita bukan hanya terbatas menuntut ilmu ke negeri Cina, tapi bisa ke negeri mana saja, dengan siapa saja, kapan saja, asalkan memang benar-benar niat belajar.
Tips Mengikuti Kelas Daring
Berikut ini tips dari saya dalam mengikuti kelas daring. Tips utama adalah perlakukan kelas daring seperti halnya kelas luring, jadi mindset kita mengikuti kelas memang ingin belajar, bukan sekedar dapat sertifikat.
1. Tepat waktu
Seperti halnya kelas luring, hadirlah tepat waktu sesuai yang disebutkan terutama untuk kelas livestream. Untuk kelas rekaman, tentunya bisa dengan membuat jadwal belajar, dan memenuhi target yang ditentukan dalam menyelesaikan kuis atau tugas yang diberikan.
2. Pilih tempat yang tenang
Tempat yang nyaman ini artinya kita bisa belajar dengan baik menyimak materi yang ada di rekaman ataupun sedang dipaparkan secara langsung. Piilh tempat yang memang cocok untuk kita bisa belajar.
Sebagian orang mungkin hanya punya ponsel untuk bisa mengikuti kelas daring, sebagian punya pilihan antara ponsel dan laptop. Kalau memang ingin belajar secara optimal, saya akan memilih mengikuti kelas di laptop/komputer dan bukan di ponsel. Alasannya ya supaya saya bisa melihat slide materi yang ditayangkan oleh pengajarnya terlihat jelas.
Khusus untuk mengikuti kelas yang berupa siaran langsung, saya akan mengusahakan untuk mengikuti kelas di tempat tenang tanpa gangguan dan menggunakan earphone supaya bisa mendengarkan suara pengajar dengan jelas.
Berdasarkan pengalaman, kalau saya ikut kelas di ponsel dengan rencana akan menonton lagi, akhirnya tidak pernah jadi menonton rekamannya. Jadi daripada mengulang menonton video berkali-kali, lebih baik langsung diniatkan belajar yang bener dengan media yang terlihat jelas dan bisa duduk tenang untuk menyimak.
3. Konsentrasi dan fokus
Banyak yang suka kelas daring karena bisa disambil mengerjakan yang lain. Padahal namanya juga belajar, kita perlu fokus dan jangan disambil. Buat saya, menonton film kalau disambil saja bisa kelewatan ceritanya, apalagi kalau belajar.
Kalau kita memang sedang tidak ada waktu untuk belajar daring karena bentrok dengan kegiatan lain, lebih baik tidak usah mendaftar. Demikian juga kalau memang kita menonton rekaman materi, lakukan saat kita memang sedang bisa fokus, bukan sekedar akses menyalakan rekaman tapi ditinggal-tinggal.
Andai kita ambil kelas luring, kita juga harus menyediakan waktu untuk pergi ke tempat belajar dan duduk di kelas belajar. Tentunya tidak berbeda dengan kelas daring, kita juga perlu menyediakan waktu sesuai dengan jadwal belajar dan fokuslah selama mengikuti kelas.
4. Aktif tanya jawab
Satu hal yang sering terjadi di kelas daring adalah, ketika bagian tanya jawab, semua hening tidak ada pertanyaan. Sebenarnya ketika tidak ada pertanyaan ini bisa jadi 2 kemungkinan: peserta memang sudah sangat mengerti, atau peserta tidak mengerti sehingga tidak tahu mau bertanya apa. Kemungkinan lain, pesertanya sedang sibuk sendiri di ujung sana sehingga tidak benar-benar menyimak kalau materi sudah berakhir.
Buat saya, kelas daring ataupun luring, kalau saya memang ada pertanyaan ya saya tidak akan ragu-ragu bertanya. Demikian juga kalau ada pertanyaan dari pengajar, dan saya tahu jawabannya, saya tidak akan ragu menjawab, entah itu melalui kolom pesan ataupun menggunakan suara kalau diminta.
Tanya jawab di kelas daring memang terkadang agak lebih sulit kalau ada banyak pesertanya, Akan tetapi, bukan berarti tidak memungkinkan. Apalagi misalnya kalau mengikuti kelas yang setelah selesai mendapatkan materi, kita masih diperkenankan menghubungi pengajar secara langsung. Kalau memang masih ada yang ingin diketahui, jangan ragu untuk bertanya.
5. Praktik dan banyak berlatih
Belajar itu proses. Tidak ada yang setelah ikut kelas, kita langsung jadi ahli. Kelas daring ataupun luring sama saja. Kita perlu berlatih dan berlatih untuk semakin mahir dan menguasai ilmu yang baru dipelajari.
Untuk kelas bahasa, kita perlu berlatih menggunakan kosa kata yang baru. Kalau kita mengikuti kelas menulis, tentunya kita perlu berlatih menulis dan meminta masukan dari pengajarnya. Untuk kelas apapun, perlu praktik dan banyak berlatih.
Tidak bisa dipungkiri, kelas daring ini banyak godaannya untuk tidak fokus, apalagi untuk ibu-ibu yang masih ditempelin anak sepanjang hari. Kesempatan mengikuti kelas luring mungkin bisa jadi seperti me time untuk menambah wawasan sekalian ganti suasana dari rengekan anak.
Eh tapi sebenarnya, kalau misal pada waktu belajar itu ada yang bisa menjaga anak kita (seperti halnya kalau kita belajar luring kemungkinan anak akan dijaga bapaknya atau titip ke keluarga), belajar daring tetap bisa dilakukan tanpa kehilangan fokus.
Mengingat lokasi saya yang jauh dari tanah air, saya bersyukur ada banyak kelas daring yang bisa saya ikuti tanpa harus keluar ongkos. Salah satu kelas yang akhirnya membuat saya sekarang mengajar berpikir komputasional juga awalnya saya ikuti secara daring.
Intinya belajar itu ya harus niat dan ada rasa ingin tahu, sisanya harus mau berlatih dan berlatih. Kalau tidak niat, tidak terlalu ingin tahu, dan tidak mau berlatih, ya… mau daring atau luring sama saja kok hasilnya.
Begitu sedikit tips dari saya untuk bisa mengoptimalkan belajar secara daring. Mudah-mudahan tips ini bisa berguna buat pembaca yang selama ini merasa kurang optimal kalau belajar secara daring.
Leave a Reply