Isi tulisan ini
Dalam menuliskan sebuah blog post, seringkali saya mengalami dilema yang menyebabkan saya tidak jadi menyelesaikan tulisan. Tulisan ini juga nyaris terlupakan diselesaikan padahal sudah cukup lama ada dalam draft. Saya akan tuliskan beberapa hal yang saya alami ketika menuliskan sesuatu, siapa tau ada yang mengalami hal yang sama seperti saya.
1. Godaan Menambah Blog
Sebagai blogger saya tidak menentukan topik khusus atau niche tertentu untuk blog saya. Awalnya saya pikir ini akan mempermudah, karena apapun yang dipikirkan, ya dituliskan saja. Akan tetapi, lama-lama, selalu ada godaan untuk menambah blog baru yang membahas topik khusus. Setelah sibuk menyiapkan blog baru, biasanya malah sudah kehabisan tenaga untuk mengisi blognya.
Teorinya, seorang blogger juga butuh punya rencana tulisan dan rutin update hari tertentu. Dalam praktiknya, sebagai blogger yang menulis untuk diri sendiri, tidak mudah untuk patuh dengan rencana yang ditentukan sendiri untuk blog sendiri.
Saat ini, saya sudah punya beberapa blog dengan topik khusus yang masih ada walau tidak rutin saya update, sebut saja blog masakan pemalas, blog tentang menulis blog termasuk blog AI menulis blog. Semoda saja ya suatu hari nanti rajin lagi mengupdate semua blog tersebut. Blog risna.info ini saja pernah kok belasan tahun dilupakan sebelum akhirnya diaktifkan kembali.
2. Bingung Menulis di Blog yang Mana
Setelah punya lebih dari 1 blog, walaupun sudah menentukan apa yang akan dituliskan di mana, tetap aja saya sering bingung mau menulis di mana. Topik tulisan kali ini mungkin cocok di tuliskan di blog Menulis.Blog, akan tetapi karena sifatnya lebih banyak curahan hati, saya pikir lebih baik saya tuliskan di Risna.Info ini saja.
Ada juga perasaan bersalah karena ada blog yang lama tidak diiupdate. Sebenarnya ada banyak yang ingin saya tuliskan seputar teknis blogging di Menulis.Blog, tetapi karena menulis tutorial itu butuh waktu lama, saya tunda sampai akhirnya terlupakan mau menulis apa saja.
3. Menjaga Privasi
Ketika menuliskan cerita liburan atau perjalanan, saya sering mengalami dilema antara menggunggah foto bersama teman-teman yang saya temui atau tidak. Dilemanya terutama karena bisa jadi ada orang yang tidak suka wajahnya masuk ke halaman blog. Padahal, kalaupun saya tuliskan dan tambahkan foto, tujuannya supaya saya ingat tahun berapa terakhir kali bertemu dengan mereka.
Sekarang ini saya bisa mencari wajah seseorang di Google Photos tempat saya mengunggah semua foto dari ponsel, tetapi tentunya kalau dipajang di blog bisa lebih mudah dicari.
Saya sendiri tidak pernah keberatan kalau ada teman yang unggah foto ketemuan di sosial media, tetapi untuk amannya, saya jadi jarang mengunggah foto ketemuan dengan teman-teman ke blog ataupun sosial media.
4. Memilih Gambar Pendukung
Masalah berikutnya masih terkait menambahkan gambar. Selain bingung apakah foto yang ada orang lain sebaiknya diunggah atau tidak, secara umum memilih gambar untuk mendukung tulisan menjadi hal yang tidak mudah.
Kalau menuliskan tutorial, terkadang merasa perlu menambahkan gambar setiap langkahnya, tetapi jadi terlalu banyak gambar yang perlu diunggah. Kalau menuliskan curahan hati, mencari gambar yang sesuai dengan topik yang diceritakan juga tidak mudah. Tulisan kali ini pun sepertinya akan minim gambar.
Idealnya setiap posting blog punya gambar pendukung yang tidak terlalu banyak tetapi juga jangan sampai tidak ada.
5. Mengikuti Tantangan/ Lomba Blog
Dari dulu, saya sering kesulitan menuliskan sesuatu dengan yang ditentukan syaratnya. Sering bingung juga menentukan mau dibawa ke arah mana topik tantangan yang ada yang pinginnya sih nggak sekedar curahan hati semata dan bisa berguna buat orang lain. Maju mundur menentukan apa yang ingin ditulis akhirnya malah bikin jadi hilang mood buat menulis.
Satu-satunya tantangan yang saya masih rutin mengikuti ya tantangan mamah gajah ngeblog. Sedangkan untuk ikut lomba blog saya masih malas. Terlalu malas mengikuti aturan yang harus diikuti dalam sebuah lomba blog.
6. Menuliskan Merk atau Nama Tempat
Dilema berikutnya adalah menuliskan merk sebuah benda ataupun menuliskan nama tempat secara spesifik. Sejauh ini, semua benda yang saya review dan tuliskan di blog adalah tulisan bebas sponsor. Akan tetapi, kalau saya terlalu sering menuliskannya, akan ada kesan saya menulis karena titipan alias iklan. Jadilah dilema ketika merasa perlu menuliskan merk atau spesifik nama tempat tertentu. Padahal tujuannya sih supaya ingat saja makanya merasa perlu menuliskan secara spesifik.
Akan tetapi, dilema berikut muncul ketika ingin menuliskan keluh kesah akan sesuatu benda atau tempat secara spesifik. Saya takut kalau tulisan saya dianggap menjelek-jelekkan dan malah berbuntut panjang.
7. Tak merasa cukup waktu
Salah satu dilema lain yang bikin blogger ga jadi menulis itu adalah ketika sudah ada idenya tetapi selalu merasa tak cukup waktu untuk duduk tenang menulis. Saya tahu ada banyak blogger yang bisa menulis kapan saja dan di mana saja. Walau satu paragraf, ketika ada kesempatan akan selalu bisa dituliskan. Tetapi saya tidak begitu.
Sampai saat ini, saya belum juga bisa menulis blog di ponsel. Saya butuh menulis di tempat kerja saya biasanya. Walaupun sudah ada kerangka tulisan, bisa jadi tulisannya nggak dimulai juga karena merasa tidak akan cukup waktu menulis (dan jadinya nggak mulai-mulai).
Hal lain terkait waktu, kadang-kadang ketika mau menulis merasa perlu untuk mengganti tampilan blog, rencana mengganti sedikit bisa berakhir mengganti hampir semua tampilan blog yang dimiliki. Makin gak jadi-jadi deh update blog nya.
Tetap berusaha menulis
Pada akhirnya, walaupun ada banyak dilema yang bikin saya maju mundur dalam menulis, saya akan tetap berusaha menulis di blog. Seperti halnya tulisan yang nyaris tidak jadi publish ini akhirnya selesai juga.
Waktu saya mencari gambar yang sesuai untuk melengkapi tulisan ini, saya ketemu kutipan yang menarik dari Canva. Katanya: ngeblog itu tentang jujur ke diri sendiri.
Seharusnya apapun dilemanya, kalau dituliskan dengan jujur dan tidak melanggar aturan yang ada, semoga tidak membuat gagal meneruskan tulisan, tetapi bisa tetap menyelesaikan tulisan sampai dipublish.
Ada yang seperti saya juga punya banyak dilema yang bikin ga jadi-jadi menulis?
Leave a Reply