tentang keinginan mamah

Keinginan, Harapan, atau Cita-cita?

Aku ingin begini,
aku ingin begitu,
ingin ini, ingin itu
banyak sekali…

Nobita, Doraemon

Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog yang diusulkan mamah Ilma dan saya diramu jadi berjudul: Keinginan yang Masih Ingin Dicapai Mamah. Saya sendiri sudah lupa di awal tahun 2023, topik apa persisnya yang saya pikirkan. Setelah membaca beberapa tulisan dari Mamah Gajah yang mengerjakan tantangan, saya jadi berpikir apakah yang saya miliki ini keinginan, harapan atau cita-cita?

Saya merasa saya bukan orang yang ambisius dan hidupnya agak datar aja, jadi lebih baik saya tuliskan di sini sebelum saya lupa dengan apa yang menjadi keinginan, harapan atau cita-cita saya untuk tahun-tahun mendatang. Seperti Nobita di Doraemon, setiap orang punya banyak sekali keinginan. Makanya ada baiknya keinginan, harapan dan cita-cita itu dituliskan, supaya bisa lebih fokus dalam mengusahakan mewujudkannya dan bukan cuma angan selintas saja.

Beberapa tahun terakhir, setelah saya punya waktu untuk menulis di blog, saya berkenalan juga dengan banyak perempuan yang punya banyak kesamaan dengan saya. Kami sama-sama suka menulis walau suka curhat punya kesibukan berbeda-beda. Terlepas bekerja di luar atau di rumah, semua perempuan yang saya kenal tersebut tetap semangat belajar berbagai hal untuk mengembangkan diri masing-masing. Saya jadi terinspirasi melihat semangat mereka semua.

Saya sudah pernah menuliskan hal-hal yang ingin dipelajari sebagai IRT yang masih tetap jadi keinginan untuk dilakukan. Saya masih ingin meneruskan belajar membaca dan menulis bahasa Thai, mengelola server sendiri, edit audio, podcast, video dan broadcasting dan juga belajar investasi keuangan untuk mencari duit tanpa susah payah. Di tahun 2023 ini, bertambah keinginan belajar terkait dengan ilmu yang saya pernah pelajari di kampus Gajah.

Belajar Berpikir Komputasional dan Informatika

Mamah Gajah yang lulusan ITB tidak semuanya bekerja aktif di kantor. Tetapi walau tidak ke kantor bukan berarti ilmu yang diperoleh di kampus terbuang begitu saja. Pandangan bahwa, “Buat apa sekolah tinggi kalau akhirnya ke dapur juga,” sudah tidak relevan. Setiap mamah termasuk Mamah Gajah sebenarnya perlu belajar banyak hal yang menjadi modal untuk mengerjakan tugasnya menjadi mamah.

Mungkin ada yang merasa kalau sudah sekian lama tidak bekerja menerapkan ilmu yang pernah dipelajari maka tak ada gunanya belajar lagi. Saya bukan ingin aktif bekerja di kantor, tetapi saya ingin kembali belajar ilmu yang pernah saya pelajari di bangku kuliah: Informatika. Saya tidak mau kalah dengan dr. Cha yang kembali jadi dokter setelah 20 tahun jadi IRT.

Awal tahun 2023, saya mengikuti Pelatihan Guru Gerakan Pandai: Berpikir Komputasional dan Informatika yang diadakan oleh Biro Bebras Maranatha. Pelatihan ini sebenarnya ditujukan untuk guru Informatika. Walau bukan guru sekolah tertentu, saya diperkenankan untuk mengikuti pelatihan yang dilakukan kombinasi daring dan luring karena saya lulusan Magister Informatika ITB dan mengajari anak-anak saya yang juga sudah beberapa tahun terakhir ikut kegiatan Tantangan Bebras. Alasan lainnya juga karena guru Informatika di Indonesia masih kurang banyak. Tentu saja saya mengikutinya secara daring dan nantinya akan mengajar secara daring juga.

Teorinya, seharusnya saya sudah tahu semua materi yang diberikan. Ternyata ya sekian lama tidak fokus ke sana, banyak hal perlu dipelajari kembali. Banyak orang yang mungkin merasa enggan untuk memulai belajar kembali hal yang pernah dipelajari di bangku kuliah, tetapi saya malah jadi ingin mempelajari kembali dengan lebih benar tentunya. Belajar bukan karena akan ada ujian yang harus dihadapi, tetapi belajar karena ingin mengerti dan bisa mengaplikasikannya dan juga membagikan hasil belajarnya ke orang lain.

Sebagai bagian belajar Informatika kembali, saya juga sudah menyelesaikan 5 dari 6 kelas Coursera Computational Thinking & Block Programming in K-12 Education Specialization.

Mengajar untuk Berbagi Pengetahuan

Tugas dari pelatihan yang saya ikuti tentunya mengajar, karena namanya saja pelatihan untuk guru. Mengajar daring untuk orang dewasa mungkin tidak berbeda dengan kegiatan berbagi ilmu yang sudah biasa saya lakukan di komunitas. Tetapi mempersiapkan diri mengajar anak-anak secara daring membuat saya deg-degan luar biasa. Saya sempat khawatir kalau anak-anak kesulitan mengikuti apa yang saya jelaskan. Ternyata dari pengalaman mengajar di bulan Juli 2023 lalu, anak-anak cukup bersemangat belajar dan bisa mengikuti apa yang saya jelaskan walau tidak tatap muka secara langsung.

Saya jadi semakin bersemangat juga dan punya keinginan untuk membuka kelas-kelas daring berikutnya untuk mengajarkan topik Berpikir Komputasional dan juga mungkin ke depannya mengajarkan pemrograman Scratch untuk anak-anak.

Elemen mata pelajaran Informatika (sumber: Buku Kurikulum Informatika)

Saya ingin mengajar tetapi bukan menjadi guru sekolah. Selain mengajar anak-anak, saya juga punya keinginan untuk berbagi ilmu dengan mamah lainnya tentang berbagai hal yang termasuk Informatika, misalnya saja tentang seputar blogging, ataupun menggunakan berbagai aplikasi untuk menyunting audio dan video seperti yang pernah saya lakukan bersama teman-teman di Drakor Class menjadi bucin produktif. Karena sebenarnya elemen mata pelajaran Informatika itu bukan hanya bikin program.

Tetap Berkarya

Kalimat yang dulu sering dituliskan ketika mengisi biodata tentang cita-cita: ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Tetapi rasanya saat ini lebih tepat: menjadi orang yang bisa tetap berkarya walau malas melanda.

Tantangan terbesar berkarya mandiri adalah tidak adanya target dan tenggat waktu. Di awal tahun 2023 saya ingin belajar konsisten yang mandiri, tetapi sejauh ini gagal. Semoga saja bisa lebih rajin menulis di blog ataupun menghasilkan karya lainnya yang berguna untuk orang banyak. Memang butuh komitmen untuk bisa tetap konsisten.

Harus diusahakan

Sebenarnya masih ada banyak keinginan yang sudah dari dulu diinginkan tapi belum terlaksana karena kurang usaha. Salah satunya keinginan punya badan dengan proporsi ideal, tetapi kurang usaha mengurangi makan banyak atau meningkatkan porsi olahraga. Sekarang mikirnya yang penting sehat dan tidak ada keluhan, walaupun paham banget dibalik berat badan berlebih ada banyak potensi penyakit mengintai apalagi di usia yang bukan remaja lagi. Setidaknya sekarang mulai rajin berjalan kaki setiap hari dan harus ingat untuk tetap mengurangi porsi makan sehari-hari.

Keinginan lainnya yang juga butuh usaha banget adalah: ingin keliling Indonesia dan dunia (minimal mengunjungi 1 negara di setiap benua yang ada). Butuh menyiapkan waktu dan dana tentunya.

Semoga saja keinginan, harapan dan atau cita-cita ini bukan menjadi tulisan belaka tetapi bisa saya lakukan setahap demi setahap dan tentunya tidak melupakan yang utama: tetap melakukan yang terbaik untuk keluarga terutama suami dan anak-anak di rumah.

Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.

Amsal 19:21 TB
banner tantangan MGN 2023

Salam Ganesha! Bakti Kami Untukmu Tuhan, Bangsa, dan Almamater


Posted

in

,

by

Comments

8 responses to “Keinginan, Harapan, atau Cita-cita?”

  1. Yangie Avatar

    Semoga impiannya tercapai ya, Teh!

  2. srinurillaf Avatar

    Aamiin aamiin. Dan setuju sekali, Risna, tetap melakukan yang terbaik untuk keluarga terutama suami dan anak-anak di rumah.
    Karakter dr Cha itu memang inspiratif ya Risna, bisa dijadikan role model.

    Lagi-lagi ku setuju, “Belajar bukan karena akan ada ujian yang harus dihadapi, tetapi belajar karena ingin mengerti dan bisa mengaplikasikannya dan juga membagikan hasil belajarnya ke orang lain.”

    Keren Mamah Risna. 🙂

  3. Shanty Dewi Arifin Avatar

    Ikut mendukung Risna jadi Bu Guru. Kayanya asyik nih punya guru yang semangat mendorong sambil diomel-omelin. Mudah-mudahan Bu Gurunya nggak cepat tua aja kalau punya anak didik yang ngeyelan. Ha…ha…

    1. admin Avatar

      Iya…pasti seru kalau Bu Gurunya teh Risna. Pasti renyah aja suasana kelas.
      Aku sejak di rumah aja memang malah engga ada target nih. Tapi asyik aja bisa ngerjain hobby, engga perlu berangkat kerja…hehe…
      (Hani)

  4. Ririn Avatar

    Huahahah. Bener juga, yang susah bukan berguna bagi nusa dan bangsa tetapi tetap berkarya saat malas melanda?. Kocak banget teh, aku sampai ngikik-ngikik baca ini?.

    Sekarang informatika jadi materi sekolah, bahkan sejak kelas 1 SD. Baru tau, ternyata informatika bukan cuma pemrograman dan algoritma ya. Ternyata ada computational thinking. aku jadi baca posting computational thinking juga. Menarik juga, selama ini cuma pernah denger system thinking?

  5. Sari Rochmawati Avatar
    Sari Rochmawati

    Perempuan memang harus banyak belajar dan pandai. Sekolah sampai S2 atau S3 sekalipun dan menjadi ibu rumah tangga itu justru yang terbaik. Sebab peran perempuan menjadi pendidik anak-anaknya. Pendidiknya tentu harus dengan kualitas yang baik supaya anak-anaknya jadi anak-anak hebat.
    Jadi, berguna bagi nusa dan bangsa melalui peran sebagai ibu rumah tangga adalah mendidik anak-anaknya sehingga siap menjadi generasi mendatang yang mumpuni.

    Tetap semangat dan semoga terlaksana semua keinginannya.

  6. jsplife Avatar
    jsplife

    Suka semangatnya Teh Risna: mengajar untuk berbagi. Semoga kebaikan yang sama berpulang untuk Teh Risna dan keluarga juga ya, buah dari siklus kebaikan yang diciptakan.

  7. Ilma Purnomo Avatar

    Computational thinking itu yang bisa bikin segala hal yang rumit jadi simpel, efektif, dan efisien? Kayaknya Teh Risna pernah ngomong di grup pas aku singgung kenapa anak IF suka banget berpikir kayak gitu. Gara-gara waktu itu tema tantangan bulanan soal life hack. Cocok lho lulusan IF kalau diminta bikin life hack haha

    Semoga semua keinginannya terwujud ya teh. Slogannya soal tetap berkarya meskipun malas melanda cocok aku tempel di dinding ?

Leave a Reply