Kenapa Masih Menulis Blog Walau Sudah Ada AI?

Belakangan ini saya sering membaca beberapa hal terkait kehadiran Artifical Intelligence (AI) di dunia blogger. Ada yang dengan bangga pamer menghasilkan banyak tulisan dalam sehari dengan mudah dengan bantuan AI. Banyak juga yang mengeluh dan kehilangan semangat karena merasa tidak bisa bersaing dengan AI.

Siapa yang belum mencoba menggunakan Chat GPT dari Open AI? atau fitur compose tulisan dari Microsoft Bing? Mungkin juga mencoba menggunakan yang ada di Canva? Saya sudah mencoba berbagai teks yang dihasilkan AI maupun desain gambar, kesimpulan saya sejauh ini saya masih akan tetap menulis blog sendiri walaupun mungkin masih akan banyak typo dan tidak sedetail penjelasan dari AI.

Berikut ini alasan kenapa saya masih akan menulis blog dan tidak mengandalkan AI

Suka menulis untuk diri sendiri

Saya suka menulis untuk diri sendiri. Di awal berkenalan dengan blog, isi tulisan saya mungkin lebih banyak keluh kesah tak terarah. Lama kelamaan saya belajar untuk menulis lebih terstruktur dan memilah hal-hal yang akan berguna untuk orang lain yang membacanya. Saya juga suka menuliskan hal-hal yang ingin saya ingat, baik itu berupa kenangan bersama keluarga maupun catatan belajar. Saya suka menulis untuk diri sendiri, makanya sulit sekali buat saya menjadi blogger profesional yang mungkin mempromosikan benda-benda yang tidak benar-benar dipakai.

Saya suka mereview benda tanpa dibayar, walaupun kalau ada yang mau bayar tentu saja tidak ditolak. Tetapi sejauh ini ada kepuasan tersendiri ketika menuliskan apa yang saya pikirkan tentang suatu produk yang saya gunakan dan saya rasa berguna untuk orang lain.

Demikian juga dengan tulisan berupa tutorial, saya suka menuliskannya sebagai catatan buat diri saya sendiri karena ketika baru belajar hal baru dan tidak sering diulang melakukannya, kemungkinan lupanya sangat besar. Ingatan saya terbatas, makanya saya merasa perlu menuliskannya sebagai ekstensi dari ingatan saja.

Yang dituliskan AI bukan pengalaman saya

Saya suka menuliskan kesan tentang buku yang saya baca ataupun film dan drama yang saya tonton lagi-lagi karena ingatan saya terbatas. Mungkin sudah banyak yang menuliskan review yang sama, dengan adanya AI, kita juga bisa meminta tulisan untuk review buku atau film tertentu. Tetapi dari pengalaman mencoba bertanya ke AI, untuk saat ini jawaban dari AI masih sering salah. Untuk ending dari film atau buku, kadang-kadang AI suka tercampur informasinya dan memberikan jawaban yang sepertinya meyakinkan tetapi tidak akurat.

Alasan ini sebenarnya hampir sama dengan alasan pertama, kalau saya menuliskan review tempat, buku ataupun film menggunakan AI, semuanya itu bukan pengalaman saya. Kesan yang didapat juga bukan apa yang saya rasakan. Akan berbeda ceritanya ketika saya menuliskan sendiri berdasarkan apa yang saya alami sendiri. Seperti halnya saya akan tetap menonton film walau sudah kena spoiler, saya juga akan tetap menuliskan hal-hal yang memang ingin saya ingat walaupun sudah banyak yang menuliskan review film atau buku yang sama.

Kalau di kemudian hari dalam percakapan ada yang bertanya kepada saya, maka saya bisa memberikan link tulisan saya sebagai referensi ketika merekomendasikan sesuatu ataupun cara melakukan sesuatu. Biasanya saya juga akan menuliskan hal-hal yang sering sekali ditanyakan kepada saya. Daripada memberikan link hasil pencarian di Internet yang mungkin belum saya cobakan, akan lebih baik memberikan tutorial yang saya tuliskan. Mungkin tutorial saya tidak terlalu lengkap dan runut, tetapi sejauh ini sih sudah cukup bisa diikuti dan menjawab pertanyaan yang dibutuhkan.

Mencegah feedback loop dari AI

AI itu belajar dari input yang dihasilkan manusia. Saat ini misalnya bing chat mengembalikan informasi dari hasil kombinasi AI dan juga input dari hasil pencarian di internet. Walau sudah dikombinasikan dengan hasil pencarian di internet, saat ini informasinya masih tidak akurat 100 persen.

Coba bayangkan kalau seorang yang hanya menyalin tanpa memperhatikan kebenaran informasi hasil tulisan AI diposting di internet dan kemudian menjadi input lagi buat AI yang mencari informasi di internet, bisa-bisa nantinya informasi yang salah jadi dianggap sebagai benar karena diperoleh dari “internet”. Padahal kita tahu sendiri kalau ada banyak sekali informasi yang tidak akurat beredar di internet. Saya tidak bisa bayangkan apa jadinya kalau informasi di internet semua dihasilkan oleh AI dan bukan ditulis dan diverifikasi kebenarannya oleh manusia.

Gunakan AI atau tidak?

Perkembangan AI yang tiba-tiba sangat cepat ini mulai membuat sebagian orang resah. Ada sekolah yang melarang penggunaannya, ada juga yang mengijinkan penggunaanya. Yang jelas, penggunaan AI ini memang bisa mempercepat beberapa pekerjaan kalau kita tahu menggunakannya dengan benar.

Berbagai pekerjaan mulai dari penulis fiksi, translator maupun programmer bisa terancam di masa depan dengan kemajuan AI. Artinya ya tentunya kita perlu mempersiapkan anak-anak kita di masa depan untuk bisa memanfaatkan teknologi AI untuk pekerjaan di masa depan. Bukan sebagai pengguna biasa, tetapi bagaimana menggunakan kemajuan AI yang ada untuk menciptakan hal lain yang lebih baik dengan cara yang lebih efisien.

Apakah AI perlu dihentikan? Tentu tidak, yang diperlukan adalah regulasi. Tetapi regulasi yang seperti apa? Kode etik internet saja banyak yang masih dilanggar. Gak kebayang kalau kemajuan AI bisa sampai di titik seperti film A.I. Artificial Intelligence yang diproduksi tahun 2001, puluhan tahun silam, di mana seorang anak tidak menyadari kalau dia bukan manusia tetapi robot dan tidak mengerti kenapa dia harus dibuang ke laut. Ataukah nantinya akan ada perang melawan mesin seperti yang digambarkan oleh film The Terminator yang pertama kali dibuat di tahun 1984 dan sampai ada beberapa sequel sampai tahun 2019.

Pertanyaan ini kembali ke masing-masing orang sih. Kalau saya saat ini mencoba-coba menggunakan AI untuk lebih mengenal bagaimana bisa memanfaatkannya. Misalnya untuk postingan ini, gambar-gambar yang ada dihasilkan menggunakan Text to Image di Canva.

Yuklah dicoba saja sendiri supaya tahu sudah seperti apa perkembangan AI saat ini, setidaknya untuk menulis blog dan membuat konten lainnya.


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply