how much land does a man need

How Much Land Does a Man Need?

Beberapa waktu lalu membaca buku Leo Tolstoy yang berjudul: How Much Land Does a Man Need? Sebenarnya isinya hanya sebuah cerita pendek dengan total 32 halaman saja. Tapi, di beberapa tempat, cerita ini dijual sebagai buku kecil, dan ada juga digabungkan sebagai bagian dari kumpulan cerita karya Leo Tosltoy.

Sebelumnya, saya belum pernah membaca buku karya Leo Tolstoy, walaupun sudah sering mendengar namanya dan judul buku karyanya. Ini merupakan cerita pertama yang saya baca. Mungkin kalau ada waktu, saya akan membaca cerita-cerita lainnya.

Leo Tolstoy

Sebelum membahas karyanya, mari kita berkenalan dulu dengan Leo Tolstoy. Lahir di tahun 1828 dalam keluarga Rusia, nama aslinya adalah Count Lev Nikolayevich Tolstoy. Dia dikenal sebagai salah satu dari penulis hebat sepanjang masa. Sejak tahun 1902 sampai 1906, dia mendapatkan nominasi Hadiah Nobel di bidang Literature setiap tahunnya. Lalu selain itu juga di tahun 1901, 1902 dan 1909 dia juga dinominasikan mendapatkan Nobel Perdamaian. Akan tetapi, dari begitu banyaknya nominasi, tidak diketahui kenapa dia tidak pernah menjadi pemenang.

Beberapa karya Leo Tolstoy yang banyak dikenal adalah: War and Peace (1869) dan Anna Karenina (1878). Selain menulis buku novel dan cerita pendek, Leo Tolstoy juga menulis berbagai naskah drama dan artikel yang mengandung filosofi kehidupan.

Karena Leo Tolstoy dari Rusia, cerita yang saya baca aslinya menggunakan bahasa Rusia dan juga bercerita dengan lokasi Rusia. Saya membacanya versi bahasa Inggrisnya karena belum bisa bahasa Rusia, hehehe. Yuklah langsung ke bagian sinopsis cerita dulu sebelum kita membahas hal menarik dari cerita ini.

Sinopsis How Much Land Does a Man Need?

Kisah seorang petani miskin bernama Pahom yang awalnya hidupnya sangat susah. Dia dan istrinya tinggal di desa kecil dan hidupnya sebagai buruh tani mengerjakan tanah orang lain. Lambat laun, dia bisa menyewa tanah untuk dikerjakan sebagai usaha sendiri. Dari hasil kerja keras, lambat laun dia mulai bisa membeli tanah sendiri sedikit, sehingga dia tidak harus menyewa tanah lagi.

Keberhasilannya yang sedikit ini membuatnya berpikir: “Andai saja aku punya tanah yang banyak, kurasa aku tidak akan takut apapun, bahkan aku tak akan takut dengan setan sekalipun.” Tapi ketika dia berpikir begitu, ternyata setan mendengarkan bagaimana dia menantang setan.

Lalu suatu ketika, dia mendengar berita kalau ada sekelompok Bashkirs, yang merupakan penduduk lokal di suatu desa yang memiliki tanah yang sangat luas menjual tanahnya dengan sangat murah. Maka Pahom pun langsung mendatangi mereka untuk membeli tanah.

Kesepakatan harganya cukup unik. Dengan jumlah 1000 rubel, Pahom boleh mendapatkan tanah seluas apapun yang bisa jalani dan beri tanda, mulai dari matahari terbit sampai terbenam, dengan catatan dia harus kembali ke titik awal ketika matahari terbenam. Kalau dia tidak sampai ke titik berangkat, maka dia akan kehilangan uangnya dan tidak mendapatkan tanah sama sekali.

Pahom sangat yakin kalau itu bisa dilakukan dengan mudah. Kesempatan mendapatkan tanah sangat luas dengan harga yang sangat murah, tentunya tidak akan dia lewatkan.

Malam hari sebelum waktu yang disepakati untuk Pahom mengitari tanah, dia bermimpi buruk. Dia melihat dirinya mati di kaki setan yang menertawakannya. Pagi hari tiba, dan dia dengan percaya diri melangkah sambil memberi tanda untuk mendapatkan tanah yang luas.

Bisa ditebak ya sebenarnya apa yang akan terjadi. Tentu saja Pahom akan berusaha mendapatkan tanah seluas mungkin, setiap kali dia akan merasa oh masih bisa sedikit lagi dan tiba-tiba menyadari kalau matahari sudah mau terbenam dan dia masih jauh dari titik awal keberangkatan.

Pada akhirnya, dia sampai ke titik keberangkatan. Akan tetapi, karena dia memaksakan dirinya kembali ke garis awal, dia mati kelelahan. Pelayannya menguburkannya di sebuah kuburan biasa yang berukuran 6 kaki saja.

Jadi berapa banyak tanah yang dibutuhkan manusia? Ya cuma sebesar tanah kuburan saja.

Hal yang menarik dari buku ini

Walaupun ceritanya bisa ditebak, cara berceritanya tetap menarik untuk diikuti. Bagaimana Pahom digambarkan sebagai orang yang awalnya pekerja keras, dan saya pikir dia tidak akan menjadi serakah, tapi ternyata bukan karena godaan setan, tapi dia terlalu sombong dan malah nantangin setan.

Ketika Pahom sudah bermimpi, dia tetap yakin kalau dia tidak akan melakukan kebodohan sampai mati kelelahan. Ternyata, lagi-lagi dia terlalu percaya diri, tapi percaya diri yang kebablasan dan malah salah perhitungan.

Pada intinya, kita harus tau kata CUKUP. Percaya diri itu baik, tapi kalau terlalu percaya diri tanpa strategi yang pasti, apalagi ditambah dengan tidak pernah merasa cukup, ya hasilnya bisa seperti Pahom gitu deh.

Oh ya, buat yang mau baca bukunya, bisa lihat di Project Gutenberg ya. Buku ini merupakan buku klasik, selain cerita ini, di project gutenberg juga tersedia cerita-cerita lainnya karya Leo Tolstoy.

Jadi sekarang sudah tau ya berapa banyak tanah yang dibutuhkan manusia.

Comments

Leave a Reply