deadline

Menghadapi Tenggat Waktu ala Saya

Untuk mengikuti tema tantangan menulis KLIP, kali ini saya akan mencoba menuliskan tips menghadapi banyaknya tenggat waktu. Sebenarnya, karena saya lebih banyak di rumah saja, saya tidak punya banyak tenggat waktu. Kalaupun ada tenggat waktu, pastilah sesuatu yang saya sudah tahu terlebih dahulu dan sesuatu yang saya sanggupi untuk lakukan.

TTM KLIP: Menghadapi Tenggat

Kalau ada tenggat waktu, pastinya pasangannya manajemen waktu. Untuk mencoba menerapkan yang ideal, saya belajar manajemen waktu menurut Alkitab dari renungan Youversion dan membuatkan imagenya di instagram saya. Saya buat bentuk video yang saya upload ke Youtube. Tapi seperti saya sebutkan kalau ini manajemen waktu yang ideal.

Prinsip manajemen waktu ideal menurut Alkitab

Kenyataannya, tidak semua teori bisa dipraktikkan dengan mudah begitu saja. Tapi kalau bisa dibahasakan dengan bahasa sendiri, berikut ini hal yang saya coba lakukan supaya saya tidak kelewatan tenggat waktu.

Kenali diri sendiri

Hal pertama dan paling utama dalam menghadapi tenggat waktu adalah mengenali diri sendiri termasuk di dalamnya mengenali apa yang menjadi prioritas setiap harinya.

Saya bukan orang yang punya disiplin tinggi, saya juga orangnya banyak terganggu mood. Saya juga orang yang sering menunda pekerjaan terutama ketika mood saya sedang jelek.

Untuk mengatasi mood jelek, saya masih harus terus menerus memaksa diri saya dengan cara memulai saja. Biasanya, pekerjaan yang terlihat sulit, sebenarnya bukan karena sulit, tapi karena mood saya yang dimenangkan.

Seperti halnya tulisan ini, sebenarnya saya tadinya berpikir untuk tidak ikutan menuliskannya. Tapi, saya akhirnya ikut menuliskannya karena setelah berpikir beberapa hari, di hari terakhir batas pengumpulan, saya tiba-tiba keidean, hehehe.

Mungkin banyak yang seperti saya ya, menunggu adrenalin datang, lalu buru-buru mengerjakannya. Ini contoh yang tidak baik. Tapi, kebetulan juga saya tidak punya ide tulisan lain. Hehehe..

Miliki Rutin

Teorinya kita itu harus punya rutin yang jelas untuk setiap hal. Tapi, saya bukan orang yang punya rutin jam menulis. Hal rutin saya sebagai ibu rumahtangga ya hal-hal rumahtangga.

Setiap hari rutin hal-hal rumahtangga itu sudah jelas. Belakangan rutin agak terganggu sejak di rumah saja. Tapi pastinya, jam makan tidak berubah. Jadi patokan saya biasanya makan pagi, siang dan malam harus tepat waktu setiap harinya.

Jam menulis idealnya sama setiap harinya, tapi sampai sekarang, saya belum bisa menemukan jam ideal. Jadi menulis itu termasuk hal yang dikerjakan karena ada dalam list harian.

Punya daftar harian

Biasanya setiap malam saya akan mencoba membuat daftar hal hal yang perlu saya kerjakan esok hari. Terkadang daftar nya bisa jadi bertambah pada hari tersebut.

Hal yang masuk ke dalam daftar ini biasanya hal yang ingin saya selesaikan. Hal yang rutin tidak lagi saya masukkan ke dalam daftar, karena namanya rutin sih biasanya sudah otomatis diingat tanpa harus masuk dalam daftar.

Setiap kali ada tenggat baru, akan saya masukkan ke dalam daftar, lalu setiap malam saya akan beri tanda hal apa yang sudah diselesaikan hari itu dan menaikkan hal yang direncanakan dikerjakan esok hari.

Saya memanfaatkan aplikasi kalender di ponsel untuk mencatat daftar harian ini, sekaligus juga mempermudah mengatur pengingat sebelum jatuh tempo. Untuk beberapa orang mungkin lebih suka punya daftar di buku yang ditulis manual, tapi saya sih lebih suka menuliskannya di ponsel saja.

Daftar harian saya tidak banyak. Kalau ada tulisan bertema dengan tenggat yang ingin saya seleaikab seperti tulisan ini, maka akan saya masukkan ke dalam daftar.

Tahu kapan berkata tidak

Sebelum pandemi, waktu saya lebih terpakai untuk antar jemput anak berkegiatan. Sekarang ini, karena di rumah saja, saya seperti punya lebih banyak waktu. Saya jadi punya banyak kesempatan juga untuk belajar berbagai hal secara online melalui Zoom dan juga terlibat di berbagai komunitas menulis/ngeblog yang semuanya dilakukan secara online.

Saya sebenarnya tidak punya banyak tenggat kecuali tenggat menulis/ kegiatan di komunitas yang saya ikuti. Untuk menghindari banyak tenggat, saya tidak pernah memberi janji menyelesaikan sesuatu yang tenggatnya pada hari yang sama. Kalau kebanyakan tenggat, nanti malah kegiatannya jadi tidak menyenangkan lagi buat saya.

Ketika ada kelas belajar yang menarik, saya memilih yang mana yang saya ikut atau tidak. Biasanya saya tidak akan menjadwalkan ikut kegiatan Zoom lebih 1 kali dalam sehari. Dalam seminggu juga saya batasi paling banyak 3 kali Zoom.

Komunitas yang saya ikuti semuanya sifatnya sukarela. Maka saya memilih untuk berkata tidak jika memang ada tenggat yang bertumpuk, daripada mengecewakan karena tidak mengerjakan apa yang saya sanggupi sebelumnya. Tapi kalau saya sudah janji, biasanya saya akan langsung kerjakan sebelum mood jelek datang.

Penutup

Untuk ibu-ibu bekerja atau memiliki tugas yang dibayar secara profesional, mungkin tips saya tidak terlalu berguna ya. Umumnya tenggat yang saya punya itu saya yang tentukan sendiri, jadi lebih mudah memilih supaya tidak menumpuk. Tapi terkadang, justru karena tenggat sesuka hati ini, godaan untuk tidak menyelesaikan juga ada. Misalnya ya mengikuti TTM ini, hehehe.

Mudah-mudahan, kalau ada yang punya tips menghadapi banyak tenggat yang lebih mumpuni, mau berbagi di kolom komentar ya.


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

7 responses to “Menghadapi Tenggat Waktu ala Saya”

  1. sunglow mama Avatar

    Betul ya untuk bisa selesaikan kerjaan sebelum DL harus kenal diri sendiri. Sekarang aku usahakan gak di hari H untuk nulis (cicil2) kalau waktunya ada.

    Itulah ada yg pernah bilang, kenapa kalau ada job mood gak mood tetap aja bisa selesai karena dikondisikan juga

    1. risna Avatar

      Iya, kalau job kan ada tanggung jawab profesional kan ya, yang lebih sulit melawan mood itu kalau sifatnya volunteer. Tapi ya kalau kita yang nentuin tenggat dan kita yang melanggar sendiri kok ya rasanya ga baik ya. Makanya aku memilih ga banyak janji kalau ga yakin bakal selesai, hehehe…

  2. Ailyxandria Avatar

    Soal deadline, kayaknya emang perlu ditulis ya, apa yang menjadi tenggar di hari tertentu, huhuhu. Aku tuh kadang suka ada yang kelewat klo tetiba ada hal urgent yang butuh penanganan.

    Thanks tipsnya ??

  3. Footnote Maker Avatar

    Hehehe topik ini emang malesin ya nulisnya. Tapi toh lebih baik dicoba dibanding dipikirin doang. Memang kenal diri itu yang paling penting

  4. Rijo Tobing Avatar

    Kalau kata Socrates, sebelum memulai apa pun: know thyself. :p

  5. […] Bagaimana saya menghadapi tenggat waktu sudah pernah saya tuliskan mulai dari mengenali diri diri sendiri, menuliskan jadwal harian sampai menolak pekerjaan yang memang saya tidak sukai. Coba bertanya ke diri sendiri apakah lebih bahagia jadi deadliner atau jadi early bird. Saya sih sering merasa bersalah ketika jadi deadliner dan hasilnya malah jadi tidak memuaskan. Kalau kalian kira-kira apa alasannya jadi deadliner? Kalau kebanyakan pekerjaan mungkin sudah waktunya untuk memilah lagi mana tanggung jawab yang bisa diambil dan mana yang sebaiknya ditinggalkan saja. […]

  6. […] sedikit demi sedikit saya mulai lebih berusaha meninggalkan kebiasaan saya yang suka menunda dan manajemen waktu yang buruk. Saya juga berusaha untuk selalu melakukan apa yang sudah menjadi komitmen saya (bukan […]

Leave a Reply