Jangan Lupa Foto!

Siapa yang sering dapat pesan untuk jangan lupa foto untuk banyak kesempatan. Biasanya kalau ada pertemuan dengan orang yang jarang ketemu, baik itu dengan teman ataupun acara formal, pasti deh sekarang ini sering mendengar ajakan untuk foto dulu.

Selain foto bersama, saya juga sering mendapat pesan dari paksu untuk ambil foto yang banyak, terutama kalau saya pergi dengan anak-anak ke tempat yang baru. Sebenarnya sih, tujuan fotonya itu sendiri bukan sekedar untuk memfoto wajah dengan latar belakang tempatnya. Tetapi secara tidak langsung juga memudahkan menyimpan informasi.

Awalnya untuk topik Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan November tentang Foto dan Ceritanya, saya mau menulis tentang berbagai manfaat mengupload foto ke cloud seperti Google Photos. Beberapa hari lalu juga sudah mulai ngedraft, tetapi kok berasa mandeg. Waktu ngobrol dengan pak suami, saya diingatkan kalau ternyata saya sudah pernah menuliskannya dong! Dan waktu saya baca, loh ini kok garis besarnya sama dengan draft yang baru 500 kata itu?

Tetapi saya pikir, tidak ada salahnya saya tuliskan lagi dengan pendekatan berbeda, alasan untuk tidak lupa memfoto berbagai tempat dan peristiwa di sini. Selain yang sudah pernah dituliskan, saya punya beberapa hal baru yang ingin saya tambahkan.

Mencatat informasi

catatan harga dan tempat

Kalau dilihat foto utama dari tulisan ini, isi album foto digital di ponsel saya itu tidak selalu berupa wajah atau lokasi saja. Ketika saya sedang survei harga, biasanya saya akan mengambil foto sebanyak-banyaknya, terutama spesifikasi dan harga. Setelah mendapatkan foto, saya bisa memilihnya ketika ada waktu santai, untuk membandingkan spesifikasi dan harga.

Kalau di foto ini kebetulan lagi survei lemari, terkadang ada banyak foto laptop. Pernah juga foto printer. Intinya sih, daripada pusing milih-milih dan mengingat harga, saya akan mengambil fotonya dulu, dan pilih-pilih kemudian.

Selain survei harga, saya juga memfoto misalnya ada toko apa saja di Makro yang satu dengan yang lain. Lalu ada juga foto ketika tukang servis mesin pengering datang, saya bukan memfoto tukangnya, tetapi memfoto bagian dalam dari mesin pengering yang rusak.

Ada juga nih terkadang kami memfoto kartu nama, struk pembelian, bukti pembayaran, sampai dengan tempat parkir mobil. Ketika pergi ke tempat baru yang tempat parkirnya luas, daripada lupa, mendingan mobilnya difoto ketika parkir yang menunjukkan juga lokasi parkirnya di mana.

Mendapatkan koordinat lokasi yang pernah dikunjungi

Dari setiap foto yang diambil menggunakan kamera ponsel, biasanya ada metadata berupa koordinat lokasi di mana foto tersebut diambil. Baru saja minggu lalu, kami mencari foto lokasi tempat pembayaran asuransi yang hanya dilakukan setahun sekali.

Kalau mau mengingat lokasi toko ini, bisa langsugn buka google map dari informasi foto nya.

Jadi biasanya kalau kita upload foto dari ponsel kamera langsung ke google photos tanpa edit, pasti masih ada tuh informasi lokasinya. Kita tingal pilih aja untuk membuka lokasinya di google map. Cara ini juga bisa berguna mencari lokasi parkir mobil, siapa tau tempat fotonya lapangan luas tanpa indikasi nomor baris parkirnya.

Sebagai bukti

Kebanyakan foto di album digital kami diambil dengan cepat, niat awalnya sekedar catatan, tetapi terkadang ada saja kejadian yang membuat kami menggunakan foto ini untuk keperluan lain, seperti halnya ketika lupa meletakkan botol minum anak-anak dan kami menelusuri berdasarkan foto yang ada. Jadi ingat kapan terakhir foto itu terlihat. Dari situ bisa disimpulkan kira-kira botolnya ketinggalan di mana.

Contoh lainnya, penduduk Chiang Mai yang terdampak banjir bulan September dan Oktober kemarin mendapatkan bantuan dana dari pemerintah, tetapi tentunya dengan menyertakan bukti berupa foto-foto bahwa memang rumah tersebut kebanjiran dan perlu mendapatkan bantuan.

Kebiasaan untuk mengingat mengambil foto ini akan berguna ketika dibutuhkan untuk menjadi bukti. Apalagi sekarang ini hampir semua orang sudah punya ponsel berkamera. Tidak ada alasan untuk tidak memfoto.

Kumpulan hasil karya anak-anak

Salah satu yang juga sering saya foto adalah hasil kerajinan tangan anak-anak di tempat belajar gambar atau kegiatan lainnya. Kalau sudah difoto, hasil kerajinan tangan tersebut tidak harus disimpan lagi.

Setelah mengalami kebanjiran kemarin, kami juga mengurangi lebih banyak lagi hasil karya anak-anak yang selama ini masih dibuang sayang. Biasanya apalagi karena berupa lukisan yang memang menggunakan canvas yang teorinya bisa dipajang di dinding. Sayangnya dindingnya ga cukup banyak buat memajang semuanya. Jadi memang mendingan difoto dan disimpan dalam bentuk digital saja.

Bisa membandingkan dulu dan sekarang

Banyak hal berubah seiring waktu. Walaupun sudah berkali-kali mengunjungi Chiang Mai Night Safari dan Royal Project Rajapreuk, kami masih sering mengambil foto di tempat yang sama. Sekilas semua terlihat sama, tetapi kalau diperhatikan lagi, ada perubahan di sana sini, termasuk perubahan bunga yang ditanam atau dekorasi yang dipasang.

Ketika foto yang pernah diambil ditampilkan sebagai memori, kami jadi ingat lagi misalnya kapan playground masih dibuka, kapan mulai tutup. Lalu ketika mulai dibuka lagi, kami bisa bilang: setelah sekian tahun dibuka lagi, dan terlihat perbedaannya melalui foto.

Untuk foto anak-anak, jelas terlihat mereka bertumbuh. Dari sejak bayi yang kecil mungil dan tidak punya gigi, lalu kapan giginya mulai tumbuh, giginya tanggal dan lalu ganti dengan gigi permanen. Layanan penyimpanan foto di cloud seperti Google Photos terkadang mengkategorikan sendiri dan. memberi kompilasi foto yang membuat ingatan disegarkan kembali dengan perbedaan dulu dan sekarang.

Atau misalnya saja foto rumah depan yang sebelumnya punya pohon mangga yang sangat rimbun, dan beberapa waktu lalu pohon tersebut ditebang sehingga yang terlihat dari rumah kami jadi berbeda.

Hari ini kebetulan diingatkan lagi sama Facebook, ada foto sepuluh tahun lalu bareng teman Indonesia di Chiang Mai yang saat ini sudah pindah lokasi dan kebetulan sedang mengunjungi Chiang Mai lagi. Di foto terlihat foto anak-anak yang masih kecil. Kalau besok bertemu lagi, bisa dibikin nih foto dulu dan sekarangnya.

Pilih pengaturan kualitas tinggi

Selain pesan jangan lupa foto, saya juga sering dinasihatin gunakan pengaturan kualitas tinggi. Jaman sekarang kita suda dimudahkan karena tidak harus menenteng kamera digital yang berat. Kamera ponsel saat ini sudah banyak pilihan yang bisa menyimpan foto berkualitas bagus.

Ambil foto sebanyak-banyaknya dan gunakan pilihan kualitas yang tinggi. Dengan cara begini, kita bisa memperbesar fotonya untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci. Misalnya saja, kalau mau tahu informasi harga makanan dari foto di atas, mungkin bisa dilihat perbesar sehingga harga yang tertera terbaca.

Contoh lainnya pengalaman hari ini. Saya butuh informasi tahun kelahiran almarhum bapak saya untuk mengisi formulir perpanjangan paspor. Pak suami mencari foto ketika kami ke makam bapak saya, yang walaupun bukan secara khusus memfoto yang tertulis di makam, tetapi bisa diperbesar untuk mendapatkan informasi tahun lahirnya.

Jangan lupa foto dan dibackup

Jadi sebenarnya, pesan untuk jangan lupa foto memang banyak gunanya. Bukan sekedar foto ketika jalan-jalan saja. Foto jalan-jalan juga banyak gunanya, untuk mengingat kapan terakhir ke mana. Tetapi selain memfoto diri, ada banyak manfaat mengambil foto sebanyak-banyaknya dari berbagai sudut.

Untuk yang mempunyai kapasitas penyimpanan di ponsel yang terbatas, jangan lupa untuk rajin-rajin memindahkan foto ke komputer atau ke cloud. Tentunya supaya tidak ada alasan ponsel sudah kepenuhan jadi tidak bisa mengambil foto lagi.

Kalau kami membackup foto tidak hanya di cloud saja, tetapi memang paling gampang semua foto dari ponsel secara otomatis diuplod ke cloud seperti Google Photos atau One Drive. Lalu kalau mau lebih aman, tetap punya salinan secara lokal juga.

Setiap foto menyimpan banyak informasi dan cerita. Seperti halnya foto gelas yang patah gagangnya itu juga ada ceritanya kenapa difoto, tetapi sepertinya ceritanya saya cukupkan sampai di sini, karena waktu tantangan sudah hampir ditutup.

Jangan lupa foto ya, dan jangan lupa dibackup juga!

Selesai juga nih ikut tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog sepanjang 2024

Posted

in

,

by

Comments

3 responses to “Jangan Lupa Foto!”

  1. dewi laily purnamasari Avatar

    Betul banget ini teh Risna, jangan lupa di backup.
    Aku punya foto masih pakai kamera analog, trus kebanjiran, sedih deh. Gak ada backup.

  2. Andina Avatar
    Andina

    Bener banget teh. Kadang ada foto yang aku iseng jepret ternyata jadi memorable. Kaya rumah mertua aku iseng foto dari depan pagi-pagi, ternyata mau dijual dan sekarang jadi kenang2an.

    aku baru tahu bisa ada keterangan lokasi dari foto kita.

  3. Amandra Mustika Megarani Avatar
    Amandra Mustika Megarani

    Kalau saya kok sebaliknya ya. Justru kebanyakan foto dan menuh2in cloud. Storage full-storage full. 🙁

Leave a Reply