Isi tulisan ini
Kemarin saya mendapat kabar dari seorang teman kalau di Bandung ada banjir bandang. Lalu pagi tadi saya dapat kabar dari paksu, kalau daerah Medan dan Deli Serdang terjadi banjir dan tanah longsor. Saya mencoba mencari berita dari situs berita resmi, tetapi ternyata hampir semua situs berita resmi saat ini halaman depannya penuh dengan iklan yang tidak bisa ditutup kalau tidak login atau subscribe.
Memang kalau dipikir-pikir, untuk menyajikan informasi yang akurat dan bermutu, pasti situs berita juga butuh biaya. Makanya mereka menerima pemasangan iklan dan bahkan terkadang memaksa pembacanya untuk berlangganan untuk mendapatkan akses berita secara utuh atau bebas iklan.
Dulu untuk mendapatkan berita di media cetak, pembaca juga kan harus berlangganan. Jadi memang sah-sah saja sih kalau situs berita juga memasang iklan besar-besar di laman yang dibaca gratis. Tapi ini benar-benar besar sampai beritanya ga bisa dibaca sama sekali.
Ada timestamp dari setiap posting
Saya jadi ingat dengan pengalaman waktu banjir Chiang Mai Oktober 2024, saya banyak mengandalkan Facebook untuk memantau perkembangan keadaan air di area yang terdampak. Dari sekian banyak media sosial yang ada, saya paling suka mencari informasi melalui Facebook Page. Tadi akhirnya, saya kembali memanfaatkan Facebook untuk mencari berita banjir di Medan dan Bandung melalui Facebook.
Dari berbagai media sosial yang ada sekarang, saya perhatikan hanya Facebook yang masih enak dibaca untuk penjelasan panjang, dan terlihat kronologi waktunya. Dari setiap tulisan yang bisa dibaca, ada terlihat kapan tulisan tersebut diposting. Jadi, saya bisa dengan mudah juga mengetahui apakah itu update terbaru, atau sesuatu yang dimunculan kembali oleh algoritma sosial media.
Sebenarnya, saya juga mencoba mencari di Tiktok dan juga Instagram. Selain akhirnya malah menampilkan banjir yang ada di berbagai wilayah lain, saya juga tidak menemukan jejak waktu dari postingan tersebu dengan mudah.
Ada siaran langsung juga
Ketika banjir kemarin, saya menemukan beberapa halaman Facebook dari situs berita yang juga melakukan liputan ke lokasi secara langsung. Biasanya jenis berita yang disiarkan langsung, kita bisa meninggalkan komentar dan kalau reporternya bisa menjawab maka dia akan membacakan pertanyaan kita dan menjawabnya.
Situs berita di Thailand cukup rajin untuk melaporkan siaran langsung dari FB kalau ada kejadian luar biasa seperti banjir. Selain situs berita resmi, ada juga situs yang dikelola oleh komunitas orang asing di kota Chiang Mai. Mereka memberikan update dalam bahasa Inggris secara berkala kepada pengikutnya.
Karena ada berita yang selalu diperbaharui minimal setiap jam, saya juga langsung mengikuti halaman Facebook berita maupun komunitas tersebut.
Lebih sedikit iklannya
Sebenarnya Facebook juga sering menyelipkan iklan di halamannya. Bahkan ketika membuka lini masa pribadi, ada algoritma Meta yang menambahkan iklan atau menambahkan tulisan orang-orang yang bukan teman ataupun saya follow. Mereka menambahkan berdasarkan apa yang sedang sering saya cari dan lihat.
Tetapi dibandingkan dengan situs berita yang saya buka, iklan di FB bukan berupa pop-up window yang harus ditutup dan banyak jumlahnya sampai menghalangi untuk membaca berita yang sesungguhnya.
Selektif memilih berita
Setelah menceritakan berbagai keunggulan Facebook untuk mencari berita, saya tetap harus mengingatkan sebagai pembaca kita juga harus hati-hati dan tetap selektif.
Kita perlu mencari halaman Facebook yang juga dipercaya, bukan sekedar halaman facebook orang yang tidak kita kenal dan kita terima begitu saja. Apalagi saya lihat saat ini ada banyak yang suka mengambil begitu saja postingan orang lain dan diupload ulang sebagai posting sendiri. Bakan saya pernah menemukan postingan hoax yang menyebutkan ada bencana di sebuah daerah, dengan video dan foto-foto yang ternyata di ambil dari daerah lain.
Antara Situs berita dan Sosial Media
Antara Situs berita dan Sosial Media jelas berbeda tingkat akurasinya. Untuk situs berita, mereka punya kode etik jurnalistik yang mengharuskan memeriksa fakta dan data sebelum membuat keputusan tertentu, sedangkan di Sosial Media seperti Facebook, biasanya saya memilih halaman yang memang saya lihat cukup bisa dipercaya.
Bagaimana saya tau sebuah halaman Facebook bisa dipercaya atau tidak? Tentunya dengan melihat komentar dan reaksi yang masuk. Biasanya dari komentar netizen dan reaksinya, saya bisa mengetahui apakah situs tersebut sekedar mencari berita viral, atau memang ingin membagikan informasi yang diketahui.
Pada akhirnya tapi kembali lagi pada tingkat ketelitian pembaca untuk mencerna berita yang ada. Kalau buat saya sih, daripada harus dihadapkan dengan pop-up iklan yang super banyak (bahkan saya tidak bisa menutupnya terkadang), untuk mencari update berita saya juga coba menggunakan Facebook.
Dan dari hasil pencarian hari ini, saya bisa melihat kalau banjir di Medan dan juga Bandung lumayan parah juga. Semoga saja bencana banjir cepat berlalu, dan jalanan yang terputus aksesnya karena longsor bisa segera pulih dan bisa dilewati seperti semula.
Leave a Reply