Catatan Rencana Hari Tua

Bulan Oktober 2024 ini banyak yang terjadi, makanya jadi deadliner lagi nih. Chiang Mai kebanjiran di akhir September dan awal Oktober 2024. Dalam rentang waktu seminggu, banjir melanda dan bahkan kabarnya tinggi air memecahkan rekor 50 tahun terakhir di Chiang Mai.

Sudah hampir 3 minggu air banjir surut. Kegiatan bebersih lumpur dan beberes rumah pasca banjir lumayan bikin makin sadar semakin perlu rajin olahraga kalau mau menikmati hari tua dengan fisik yang bugar dan mental yang tetap sehat.

Kebanjiran yang mengharuskan bersihin lantai rumah dari lumpur bikin tangan sakit berminggu-minggu, bagaimana nanti kalau semakin bertambah usia? Bukan itu saja, rasanya kok sekarang ini jadi gampang stres dan over thinking. Jatah tidur jadi terganggu karena malam susah tidur, pagi terbangun awal sekali.

Lupakan dulu cerita banjir, karena sesungguhnya bulan ini juga merupakan bulan istimewa buat saya. Di bulan Oktober ini, usia saya bertambah satu lagi. Sudah beberapa tahun ini memasuki usia pra-lansia, mudah-mudahan bisa terus diberi umur panjang, karena menjadi lansia itu istimewa.

Catatan tentang hari tua sebelumnya…

Mamah Gajah Ngeblog sudah selalu membuat topik tulisan yang isinya kira-kira seputar hari tua. Menurut catatan saya, di tahun 2022, Mamah Gajah sudah membuat saya menuliskan tentang hal yang masih ingin dipelajari. Terus, di tahun 2023, saya juga menuliskan keinginan yang masih ingin dicapai.

Untungnya karena dicatat, saya jadi bisa melihat lagi kalau beberapa hal yang saya tuliskan sudah mulai dikerjakan dan masih harus terus belajar seperti halnya belajar mengelola server blog sendiri, maupun belajar mencari duit tanpa susah payah, hehehe.

Begitu juga dengan keinginan yang masih ingin dicapai, sudah setahun ini memulai mengajar berpikir komputasional secara online. Saya juga ikut membantu Bebras Indonesia untuk mereview buku pembahasan soal Bebras 2019 dan 2020. Mudah-mudahan masih akan ikut membantu berbagai kegiatan Bebras Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Rencana Hari Tua

Walaupun sudah banyak menuliskan rencana, keinginan, harapan, dan cita-cita di hari tua, saya akhirnya menemukan hal baru yang belum dituliskan sebelumnya tentang rencana hari tua. Hal ini terkait dengan pengalaman kebanjiran dan juga obrolan dengan pak suami.

Kemarin pak suami bilang, dulu kalau disebutkan 25 tahun yang silam, bayangan itu jauuuh banget ke masa di mana televisi di rumah masih hitam putih, stasiun tv masih hanya TVRI, komunikasi jarak jauh paling cepat menggunakan telegram yang bayarnya per kata dan setiap katanya dibatasi jumlah hurufnya. Untuk berkirim uang juga masih menggunakan wessel pos yang tidak semua orang bisa menerima dengan mudah.

Sekarang, kalau kita bicara 25 tahun yang silam, artinya saat itu saya bahkan sudah merantau ke Bandung, dan hampir lulus kuliah. Komunikasi sudah mulai lebih mudah dengan adanya warung telepon dan e-mail. Telepon genggam juga sudah mulai banyak pilihan walaupun masih mahal harganya. Untuk berkirim uang sudah mulai banyak pilihan bank swasta, bahkan ada bank yang bisa mengirimkan uang yang langsung sampai tanpa biaya pengiriman.

Rencana soal rumah hari tua

Kembali ke obrolan dengan pak suami tentang rencana hari tua. Sekarang ini kami masih tinggal di rumah kontrakan. Pengalaman di Chiang Mai, membuat kami berpikir kalau nanti tua mau punya rumah seperti apa. Asumsi anak-anak sudah tidak bersama kami lagi, karena mereka sudah melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, atau bahkan punya keluarga sendiri.

Saat ini kami belum bisa memutuskan kami akan tinggal di kota mana di hari tua. Mungkin Chiang Mai, mungkin juga kota di Indonesia yang tidak harus kota besar asalkan fasilitas kesehatan lengkap.

Bertenaga matahari

Kami juga bercita-cita, kalau memang punya rumah sendiri, kami ingin punya rumah yang listriknya tidak hanya mengandalkan listrik negara, tetapi juga punya daya dari tenaga matahari.

Saat ini kami tidak bisa mengubah rumah kontrakan menjadi rumah bertenaga matahari, karena belum semua orang bisa dengan mudah diyakinkan tenaga matahari yang melimpah sangat sayang disia-siakan begitu saja. Urusan instalasinya butuh ijin dari pemilik rumah dan kalau pindah rumah nggak bisa dibawa.

Aman dari banjir

Pengalaman kebanjiran mengajarkan kami banyak hal. Kami jadi bercita-cita punya rumah harus cukup tinggi dari jalan. Rumah tidak harus besar, tetapi harus 2 lantai. Lantai 1 disi minimalis untuk terima tamu, dan semua perabotannya jangan dari kayu. Minimal kakinya harus dari bahan yang tahan air.

Ruang tidur, ruang kerja, termasuk dapur semua di lantai 2. Jadi kalau ada ancaman banjir, tidak perlu repot mengangkat banyak barang.

Oh ya, untuk mengurangi naik turun tangga masuk ke rumah, garasi mobil juga di lantai 2. Belum kebayang desainnya seperti apa, tapi kira-kira seperti jalan masuk ke lobi hotel yang mana ada jalan mobil sampai ke bagian atas.

Bisa dibersihkan gadget/ robot

Namanya sudah tua, kemungkinan tidak bisa terlalu banyak bebersih yang berat-berat. Sekarang ini untuk urusan cuci baju gunakan mesin cuci dan pengering, kalau misalnya sudah ada di masa depan sekalian mesin pengeringnya yang bisa menyetrika hehehe. Untuk cuci piring pakai mesin cuci piring, sapu dan pel lantai pakai robot yang bisa dijadwalkan asalkan lantainya sudah dikosongkan.

Mudah-mudahan saja di masa depan akan terus ada teknologi yang membantu kaum lanjut usia merawat rumah dengan mudah. Intinya sih sebisa mungkin merancang rumah minimalis tetapi rumah pintar yang mudah perawatannya.

Kegiatan di hari tua

Ada satu rencana yang juga belakangan ini jadi wacana. Kalau memang anak-anak sudah tidak di rumah lagi, pak suami ingin keliling dunia naik kapal pesiar selama setahun.

Supaya tetap bisa bekerja walau dari tengah laut, nanti harus beli sejenis starlink dari Elon Musk dulu. Harapannya sih dari tengah laut tetap bisa dapat koneksi internet.

Sambil pesiar pengennya tetap bisa berkarya, menulis blog, atau mengajar secara online. Kami memang bercita-cita di hari tua bisa tetap membagikan ilmu yang kami punya.

Kalau sudah pulang pesiar, mungkin sisanya di hari tua bisa aktif belajar hal-hal baru dan juga berkarya dari hasil belajar hal baru dan hal yang sudah kami tahu sebelumnya. Sesekali tentunya harapannya bisa jalan-jalan ke berbagai tempat, termasuk mengunjungi anak dan cucu.

Harapan dan cita-citanya banyak juga ya, dan semua akan butuh biaya. Makanya dari sekarang sudah belajar investasi untuk mendapatkan dana jalan-jalan dan menikmati hari tua.

Lansia Bahagia

Kalau mama saya merasakan hidup mulai dari penggunaan wessel pos, berkirim telegram jaman dulu (bukan aplikasi pesan instan telegram) dan televisi hitam putih. Sekarang dia bisa belajar menggunakan telepon genggam dan aplikasi pesan instan untuk bertukar kabar dengan saya.

Harapannya tentu saja, kami juga berumur panjang dan bisa merasakan kemajuan jaman dan menjadi lansia bahagia. Sehingga semoga saja apa yang direncanakan bisa terlaksana di tahun-tahun mendatang tidak harus menunggu puluhan tahun juga, kan sekarang juga sudah mulai tua, hehehe.

Kalau kamu rencana hari tuanya seperti apa?

Selesai juga nih Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan Oktober 2024 dengan topik Hari Tua.

Posted

in

by

Tags:

Comments

2 responses to “Catatan Rencana Hari Tua”

  1. srinurillaf Avatar

    Kak Risna, ku salah fokus dengan bulan oktober sebagai bulan kelahiran Risna.
    Wah selamat ulang tahun ya Risna. ?
    Doa yang terbaik untuk Risna. Semoga harapan Risna di tahun ini dan berumur panjang serta menjadi lansia yang bahagia di hari tua nanti diwujudkan olehNya. ????

    1. risna Avatar

      amiiin, terima kasih yaa

Leave a Reply