Tumpukan File yang Dibuang Sayang

Menghapus file itu gampang, akan tetapi kalau sudah dihapus dan ternyata salah hapus bisa repot mengembalikannya. Prinsip itu yang membuat saya tanpa sadar menumpuk begitu banyak file di komputer saya terutama folder Documents, Desktop dan Downloads. Sebagian besar file tersebut sudah tidak dibutuhkan dan sebagian juga ada duplikasinya.

Setelah sering mengedit video, laptop yang dipakai kerja mulai terasa lambat. Untungnya, Pak suami punya laptop yang spesifikasinya lebih cepat dan bisa dipindahtangankan. Memang sejak beberapa tahun terakhir, saya nggak pernah khusus beli laptop buat sendiri, karena biasanya selalu ada laptop paksu yang mula-mula dipinjam, lama-lama jadi lungsuran permanen.

Beberapa tahun terakhir, ketika ganti laptop, saya nggak merasa banyak yang butuh dipindahkan. Kebanyakan data sudah disimpan di cloud. Terakhir pindahan laptop, saya hanya backup beberapa folder yang malas dipilih ke telegram.Ternyata sampai sekarang, saya tidak pernah merasa butuh mencari sesuatu dari sana. Jadi saya pikir kali ini juga bakal gampang pindahan laptop.

Teorinya, kalau sudah lama tidak tidak dicari, artinya kita tidak membutuhkannya lagi. Lagipula apa sih yang saya butuhkan, setiap kali mau menulis kalau butuh fitur image ya googling dulu terus edit di Canva. Terus kalau butuh tambahan foto, semua foto juga sudah dibackup di google photos. Sertifikat elektronik? Kebanyakan bisa diunduh ulang, atau pada dasarnya saya tidak merasa perlu menyimpannya. Sebagian juga sudah dipajang di tulisan blog dan tinggal dicari kalau butuh.

Kali ini, setelah beberapa tahun menggunakan laptop sebelumnya, ternyata ada banyak file yang rasanya dibuang sayang. File tersebut ada dalam folder Desktop, Documents dan Downloads dan bisa saya kategorikan sebagai file dari kerjaan yang sudah selesai, pekerjaan yang saat ini masih berlangsung dan pekerjaan yang ada dalam antrian.

Rekaman Zoom di Folder Documents

Paling besar itu di folder Zoom yang isinya sebagian besar rekaman lokal dan rekaman dari cloud yang sudah saya unduh. Akhirnya rekaman zoom yang menjadi sumber untuk podcast dan atau sudah diupload ke Youtube, saya hapus dari harddsik. Toh episode podcast atau youtubenya sudah ada, anggap saja itu yang menjadi file cadangan.

Yang agak sulit untuk diputuskan adalah rekaman kelas online yang saya ikuti, karena kebanyakan rekaman tersebut tidak diupload ke youtube. Sayang dibuang karena siapa tahu saya masih ingin menontonnya lagi (walau kebanyakan nggak pernah dilakukan). File -file materinya juga masih ada lengkap dengan screenshotsnya. Akhirnya untuk rekaman seperti ini saya membuat channel telegram bersifat privat dan memasukkannya ke telegram.

folder yang paling banyak makan tempat adalah rekaman zoom

Sejak awal Februari tahun 2024 ini, saya mengajar berlatih berpikir komputasional dengan soal-soal Bebras. Ada 4 kelas yang saya ajar setiap minggunya, dan minggu ini akan menjadi minggu ke-8 untuk setiap kelas. Artinya ada 32 rekaman zoom yang sebagian besar sudah diedit dan diupload ke Youtube. Saya sengaja tidak langsung menghapus file aslinya karena saya suka reuse konten dan berencana untuk membuat video singkat untuk tiap soal bebras yang dibahas.

Untuk mengurangi memindahkan file di kemudian hari, file-file rekaman zoom walau sudah ada versi edit di Youtube saya backup juga ke chanel telegram.

Tangkapan Layar di Folder Desktop

banyak banget file tangkapan layar

Salah satu tumpukan file di folder Desktop adalah tangkapan layar. Saya memang sering sekali membuat sceenshot untuk keperluan menulis blog, atau untuk dokumentasi kelas zoom. Sekarang ini saya berusaha menghapus file tangkapan layar yang memang tidak dicari lagi.

Sudah banyak yang saya hapus, tetapi masih banyak juga yang masih terasa sayang dibuang. File seperti ini lagi-lagi saya simpan di telegram saya.

Tumpukan Lain-lain di Folder Downloads

Sebagian besar file yang paling banyak memakan tempat itu adalah file dari pekerjaan yang sudah selesai yang ada di folder Downloads. Kenapa filenya tidak saya hapus? Awalnya hanya just in case, tapi lama-lama ya lupa keberadaan file tersebut. Saya perlu mengatur ulang pengelolaan file saya supaya pindah komputer di kemudian hari lebih mudah.

Belakangan ini, pekerjaan yang paling banyak memakai waktu saya adalah membuat materi kelas Bebras dan edit video hasil rekaman zoom. Untuk tidak mengulang menumpuk file di folder Downloads, sekarang ini setiap pekerjaan yang masih aktif saya simpan di cloud dan diberi nama sesuai pekerjaannya.

Untuk pekerjaan yang sudah selesai seperti hasil dari editan Canva atau editan CapCut kalau memang masih dibutuhkan juga akan saya simpan ke Cloud, tetapi kalau sudah ada versi di website ataupun di Youtube, file tersebut akan saya hapus. Untuk file yang masih ragu-ragu apakah akan dibutuhkan lagi tapi kemungkinan tidak, biasanya saya simpan di Telegram.

Saya terlalu malas untuk membuat penamaan folder dengan tanggal. Biasanya, saya membuat nama folder berdasarkan komunitas yang saya ikuti atau judul pekerjaanya. Toh nantinya semua file itu bisa dicari menggunakan fitur search. Intinya saat ini yang diperlukan adalah mengurangi tumpukan file tangkapan layar ataupun hasil editan di folder Desktop dan Downloads, untuk mengurangi waktu memeriksa kembali file-file yang menumpuk itu di kemudian hari.

Mudah-mudahan, kalau di kemudian hari butuh ganti laptop lagi, bisa dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat. Ternyata bukan cuma rumah saja yang perlu dirapikan, tapi file di komputer juga perlu diperiksa masih spark joy ala Marie Kondo atau tidak, untuk memutuskan menghapus atau menyimpannya.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply