Isi tulisan ini
Melanjutkan tulisan tentang kalau punya 1 Milyar dan ingin diinvestasikan, tentunya tau dong kalau 1 Milyar itu nggak bisa dipetik seperti metik daun dari pohon. Kalau sebelumnya berangan-angan mendapatkan 1 Milyar turun dari langit, sekarang coba mulai memikirkan bagaimana caranya ya supaya punya dana untuk diinvestasikan?
Berdasarkan definisi investasi itu menanamkan modal dan berharap ada imbal hasilnya. Investasi ini bukan hanya uang saja, tetapi juga bisa berupa investasi waktu dan atau tenaga. Apapun modalnya, kita berharap ada imbal baliknya. Dari keseluruhan jenis-jenis investasi yang ada, yang perlu dipahami adalah investasi itu butuh modal dan waktu.
Seperti halnya menanam biji tanaman dibutuhkan biji yang akan ditanam sebagai modal, selain itu juga dibutuhkan waktu untuk biji itu bertumbuh dan dipetik hasilnya. Semua yang namanya investasi itu akan butuh waktu. Kalau tanam tauge memang bisa cuma beberapa hari dari biji kacang hijau. Tapi ya kalau mau dinominalkan dengan uang, perlu berapa banyak kacang hijau tuh dikumpulin buat bikin tauge yang bisa laku dijual yang untungnya bisa beli iphone misalnya? Pada akhirnya investasi itu tidak bisa express walaupun tanam tauge butuh beberapa hari, tapi untuk hasil yang banyak tetap butuh waktu lebih lama.
Prinsip berinvestasi
Pada dasarnya berinvestasi itu membutuhkan 2 hal utama, yaitu modal dan waktu. Kalau mau investasi keuangan ya modalnya uang, kalau mau investasi untuk mendapatkan skill berarti modalnya kemauan dan waktu untuk belajar. Selanjutnya ya butuh waktu supaya modalnya memberikan imbal hasil. Salah satu hal yang tak kalah penting selain modal dan waktu tentunya kita tekun bekerja supaya modalnya memberi imbal hasil sesuai harapan.
Kalau sudah punya banyak uang, kita bisa membuat uang yang bekerja seperti menyimpannya sebagai obligasi negara (SBN dan FR). Tetapi sebelum sampai ke sana, kita perlu cari modal dulu.
Modal dari diri sendiri
Kalau ga punya modal bagaimana? Ya ga ada yang bisa diinvestasikan. Tetapi sesungguhnya semua orang itu udah dikasih modal sama Tuhan berupa kemampuan berpikir. Kita bisa mulai berinvestasi dari diri sendiri dengan belajar suatu keahlian yang bisa menghasilkan uang. Seperti halnya tauge, kalau kita investasinya sedikit, hasilnya ya sedikit. Kalau kita menginvestasikan belajar untuk mendapatkan skill, kita bisa dong berharap hasilnya akan lebih dari cukup sehingga ada dana untuk diinvestasikan dan nggak habis begitu saja setiap bulannya.
Modal kita bisa juga berupa ide cemerlang yang cukup meyakinkan untuk orang yang punya uang memberikan dana alias menjadi investor buat kita. Jadi jangan bilang ga punya modal ya, setiap orang pasti punya modal asal mau berusaha.
Jangan lupa dengan pepatah sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Kalau belum punya modal finansial, maka kumpulkan modal keahlian supaya bisa bekerja. Dari hasil bekerja, atur keuangan supaya ada yang bisa diinvestasikan.
Sesuaikan dengan kemampuan
Satu modal yang juga tak kalah penting dalam berinvestasi apapun itu adalah akal sehat untuk menyesuaikan investasi dengan kemampuan. Banyak cerita yang gagal usaha ataupun terjebak dengan lilitan hutang karena tidak menggunakan akal sehat dan ketamakan sendiri.
Ada yang ingin berusaha langsung besar, jadi mencari modalnya juga besar karena harapannya dengan modal besar, imbal baliknya juga besar. Lalu berhutang dan akhirnya ga mampu bayar hutang, bukannya dapat imbal balik besar, aset yang ada malah hilang disita.
Bukan cuma kemampuan finansial, kemampuan berupa tenaga juga perlu disesuaikan. Misalnya saja kita bergadang siang malam buat belajar karena mau menghadapi ujian lalu kita belajar siang malam dan memaksakan diri. Alih-alih hasil ujian bagus, pas ujian kita jadi gemetaran dan gak fokus. Sebagian orang nekat berusaha mencari contekan, tapi ujungnya bisa dapat nilai nol bukannya nilai bagus.
Kisah nyata dari salah menginvestasikan waktu belajar sudah sering saya alami. Paling saya ingat waktu mau UTS Kalkulus, sok-sokan begadang minum krating daeng. Hasilnya memang begadang, tapi menjelang ujian saya merasakan jantung berdebar. Untungnya masih lulus tuh mata kuliah Kalkulus walau pas-pasan. Kalau seandainya waktu itu saya tiba-tiba ketiduran di depan soal ujian, kan berabe tuh jadinya.
Tetapi apapun itu kalau modalnya bukan sesuatu yang ada pada kita atau tidak sesuai dengan keampuan kita, ujung-ujungnya bakal bikin masalah di kemudian hari.
Jangan berhutang
Namanya investasi itu, kita lakukan dari apa yang memang kita sudah punya. Misalnya kita memang punya keahlian memasak tapi ga punya dana buat belanja bahannya, ya kita pakai sistem open order yang mana meminta pemesan membayar terlebih dahulu. Jangan langsung berencana bikin restoran besar sampai berhutang segala. Tapi emang sih, kalau modal sedikit, hasilnya juga gak akan bisa berlipat jadi banyak banget.
Kembali ke judul, investasi itu tidak bisa express. Seperti halnya menanam tauge aja butuh waktu, apalagi mau menanam pohon uang. Di game The Sims ada pohon uang yang tetap butuh disiram dan ditunggu baru bisa dipetik, apalagi di dunia nyata kan. Kalau ada penawaran investasi yang menjanjikan imbal balik beratus persen, harus dipelajari lagi, jangan menjadi rakus dan lalu malah jadi menyesal kemudian. Di sini peran akal sehat diperlukan juga supaya kita tidak terjebak dengan keinginan yang lebih dari kemampuan.
Jangan sampai kita berhutang untuk modal investasi karena merasa sangat yakin dengan rencana investasi yang kita lakukan, karena namanya investasi itu selalu ada kemungkinan merugi.
Yuk Mulai Investasi Sekarang
Karena investasi butuh waktu, maka lebih cepat memulainya lebih baik. Tidak ada alasan kalau belum punya modal, karena modalnya sudah ada dari diri sendiri. Mulailah investasi ke diri sendiri dengan belajar berbagai keahlian yang bisa digunakan untuk menjadi uang. Kalau sudah punya uang, jangan lupa juga belajar mengelola keuangan yang benar. Setelahnya ya carilah investasi finansial atau lainnya yang memang dikuasai dengan modal yang sudah ada. Mulai dari sedikit dan semoga lama-lama jadi bukit.
Apapun pilihan investasimu, jangan lupa untuk memiliki perencanaan yang baik. Khusus untuk investasi keuangan, hitung dengan baik, gunakan spreadsheet kalau tidak punya kalkulator. Memang ada yang bilang high risk itu high return, tapi jangan terlalu fokus dengan kata return jadi lupa apa saja yang menjadi risikonya.
Oh ya, saya bukan ahli investasi, tulisan ini sebagai pengingat ke diri sendiri untuk tetap berinvestasi sebagai persiapan dana pensiun di hari tua nanti harus di mulai dari sekarang, karena tidak ada investasi yang express.
Leave a Reply