the underachiever's manifesto

Review Buku: The Underachiever’s Manifesto

Kembali lagi dengan review buku. Buku tipis dengan jumlah 98 halaman ini saya baca di scribd dan kali ini benar-benar harus dibaca karena tidak ada versi audiobook nya. Bukunya tergolong tipis ya, kebanyakan orang membacanya sekali duduk, tapi saya menyelesaikannya dalam waktu 2 hari.

Berbeda dengan buku-buku self-help ataupun motivasi lainnya yang selalu menekankan pada kamu bisa, kamu pasti bisa, dan selalu mengajak kita melakukan semuanya sebaik mungkin, buku ini merupakan buku yang kesimpulannya cukup 2 kata: jangan ngoyo! atau kalau orang Jawa bilang ojo ngoyo!

Jangan Ngoyo!

Tahukah kamu, kalau kata ngoyo sudah ada di kamus besar bahasa Indonesia? Kata ngoyo ini diartikan sebagai memaksakan diri melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan kemampuan, kondisi, dan waktu. Nah ngoyo ini kira-kira apa yang sering dilakukan orang yang selalu punya ambisi tinggi atau yang disebut sebagai over achiever.

Buku Underachiever’s Manifesto ini menjelaskan pilihan untuk menjadi underachiever alias orang yang tidak ngoyo adalah pilihan yang lebih membahagiakan buat sebagian orang dibandingkan orang-orang yang sering memaksakan diri dan selalu tidak puas.

Underachiever di sini juga bukan berarti orang yang tidak melakukan apa-apa untuk hidupnya ya, tapi ya sederhananya sih memilih keseimbangan dan bahagia dengan menjadi biasa-biasa saja.

Oke kita lanjutkan ke isi bukunya saja ya.

Tentang buku The Underachiever’s Manifesto

Buku karya Ray Bennet, M.D. ini pertama kali diterbitkan sebagai bentuk hardcopy di tahun 2006 oleh Chronicle Book LLC, lalu di tahun 2020 buku ini diterbitkan sebagai ebook. Selain di Scribd, buku ini juga bisa dibeli di Kindle.

Buku ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu prinsip dasar dan aplikasi bagaimana menjadi orang yang tidak ngoyo dalam kehidupan.

Sebenarnya, agak sulit untuk menuliskan rangkuman dari isi buku ini karena hampir semua bagian ingin saya garis bawahi dan membuat saya semakin menyadari pilihan untuk menjadi orang yang tidak ngoyo itu sudah memang tepat untuk saya.

Ngoyo itu seperti candu

Buku ini bukan mengajak kita untuk malas atau tidak berbuat apa-apa, tapi untuk menerima kalau kita tidak harus menjadi bintang yang paling bersinar di manapun kita berada, dan hal itu baik-baik saja.

Tidak ada yang salah untuk berusaha melakukan sesuatu untuk menjadi lebih baik pada kehidupan kita, akan tetapi, pada sebagian orang keberhasilan itu mejadi lebih dari tujuan yang ingin dicapai dan menjadi candu yang tidak sehat.

Banyak orang yang terlalu ngoyo dan akhirnya tidak bahagia dengan hidupnya dan malah gagal dalam kehidupannya dan relasinya dengan sesama dan termasuk dalam keluarganya. Buku ini mengingatkan kalau kita perlu menemukan keseimbangan antara usaha dan hasil yang diharapkan.

10 Prinsip untuk tidak ngoyo

Ada 10 prinsip bagaimana cara hidup tidak ngoyo, mulai dari menyadari hidup ini terlalu singkat dan lebih baik menikmatinya tanpa berusaha terlalu keras yang berujung tidak bahagia, dan bagaimana pencapaian kita akan membuat kita memiliki ekspektasi untuk lebih dan lebih lagi, padahal ada titik di mana usaha yang dilakukan tidak akan selalu linear dengan hasil yang didapatkan.

Banyak orang yang berpikir kalau keberhasilan kita itu akan membawa orang lain kagum, padahal mungkin di antara sekian banyak yang kagum, ada juga sih yang jadi iri ataupun malahan selalu mencari-cari kesalahan kita. Jadi lebih baik kalaupun kita ada keberhasilan, tetaplah berada di bawah radar, supaya tidak menjadi sasaran orang banyak.

Penutup

Saya jadi ingat dengan pepatah yang bilang tirulah ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Kalaupun ada keberhasilan, lebih baik membuat kita semakin rendah hati dan tidak perlu juga membuat orang lain jadi insecure, hehehe..

Buku ini juga mengingatkan kalau pencapaian terbesar kita itu adalah hidup di saat ini. Tidak perlu ngoyo dan merasa gagal ketika ada hal yang tidak sesuai harapan kita, atau ketika ada banyak orang lain yang memang lebih dalam banyak hal. Tidak perlu membanding-bandingkan. Nikmati saja hidup ini, dan lakukan apa yang membuatmu bahagia dengan orang-orang yang kamu sayangi.

Untuk penjelasan lebih detail bagaimana menjadi tidak ngoyo dalam berbagai bidang kehidupan, baca sendiri aja di bukunya ya!


Posted

in

by

Comments

3 responses to “Review Buku: The Underachiever’s Manifesto”

  1. Restu Eka Avatar

    Aku pernah baca buku yang isinya mirip – mirip ini nih. Judulnya The Little Book of Sloth Philosophy. Cuma kalau di buku yang itu isi prinsipnya alon alon asal kelakon haha. Selow. Nggak ada salahnya kok jadi underachiever. Yang penting tau maunya apa. Nggak asal ikut ikutan saja.

  2. May Avatar

    Sekarang kan ya, waktu umur udah masuk kepala 4 gini, memang kerasa hidup itu sangat singkat, jadi ya seperti yang Risna bilang, mari kita nikmati saja, ojo ngoyo, alon-alon asal kelakon.

  3. Irene Cynthia Avatar

    Waaah.. kakak udah canggih nih bahasa Jawanya karena suaminya orang Jawa ? aku beneran gak kepikir “Ojo Ngoyo”.

    98 halaman sekali dua hari mah kilat abissss… aku keknya bakal butuh 2 bulan buat selesai baca ?

    Ini soal menikmati hidup dan ojo ngoyo itu BL bgt sih. Dia beneran bisa tidur 9 jam sehari dan gak kuatir apa2 ?. Ternyata itu emang pilihan hidup ya.

Leave a Reply to Restu EkaCancel reply