Mengikat Ilmu

Mengikat Ilmu dengan Tali yang Tak Terlihat

Sesekali ikutan lagi menulis untuk tema tantangan di KLIP. Kali ini tema tantangannya adalah gimana sih caranya mengikat ilmu setelah belajar ini itu agar tetep nempel dan berguna buat kita atau orang lain.

Jawaban saya sih namanya mau mengikat tentu saja kita butuh tali untuk mengikatnya. Tapi karena kita bicara tentang sesuatu yang sifatnya bukan benda secara fisik, tentunya tali nya pun juga tali khusus yang berbeda dengan tali yang biasa.

Tema tanganan Menulis KLIP

Ada beberapa tahap dalam belajar, apalagi belajar ilmu yang baru. Tahap pertama adalah menerima informasi. Ada banyak informasi yang bisa kita ketahui dari berbagai sumber, tapi apakah mengetahui informasi saja cukup? Tentu tidak, kita butuh tempe juga kadang-kadang (eh maksudnya apa ini?)

Mau sebelum Tahu

Ini maksudnya pertama saya harus menetapkan kalau saya mau belajar supaya bisa tahu. Sama seperti membaca buku, kalau bukunya topik sesuatu yang tidak dibutuhkan pastilah tidak akan menarik untuk dibaca.

Misalnya, saya belum suka berkebun. Walaupun begitu banyak ilmu yang dibagikan tentang berkebun saat ini, saya tetap belum pernah belajar tentang berkebun. 

Berbeda halnya dengan yang punya ketertarikan berkebun, pastilah mereka akan merasa haus akan pengetahuan tentang berkebun ini.

Makanya pertama yang paling penting itu adalah kemauan. Bukan kebutuhan ya, karena kalaupun butuh tapi kita ga mau belajar, ya sama aja bohong. Ilmunya tidak akan terikat dan cuma lewat doang.

Pahami, Tulis dan Bagikan

Tidak semua orang suka menulis. Tapi buat saya, untuk mengikat ilmu, menuliskan bukan masalah suka atau tidak.

Salah satu metode yang dipakai untuk mengajarkan sesuatu ke anak adalah dengan membaca buku bersama dan meminta anak menceritakan kembali dengan kalimatnya sendiri. Metode ini juga berlaku untuk kita orang dewasa.

Menuliskan informasi yang kita terima juga bentuk lain dari berusaha menuliskan kembali dengan kata-kata sendiri. 

Kalau ketika menulis saya masih perlu berkali-kali melihat referensi, berarti saya belum benar-benar ingat dengan hal yang baru sata pelajari.

Tapi ini wajar saja. Tahap menuliskan ini kan sebagai usaha untuk mengingat kembali apa yang sudah saya pelajari/ dengarkan/ dapatkan.

Selain sebagai catatan pribadi, menuliskan hal yang baru dipelajari itu sebenarnya bagian dari mengkonfirmasi apakah yang saya pahami sudah benar. Harapannya sih, kalau pembaca ada yang menemukan kesalahan dari apa yang saya tuliskan, pembaca akan mengoreksi saya.

Atau bisa jadi suatu hari saya akan membaca ulang catatan saya, dan menyadari kalau waktu itu pemahaman saya masih belum seratus persen benar.

Namanya belajar, saya harus menerima kalau ada yang memberi usulan perbaikan. Kalau saya mikirnya, tulisan di blog tentunya berbeda dengan tulisan di buku. Kalau menemukan ada yang perlu dikoreksi dari tulisan di blog ini, silakan tinggalkan di bagian komentar.

Praktik dan Eksplorasi

Setelah paham dan mulai ingat dengan ilmu yang didapatkan, tentunya tahap berikutnya adalah berlatih terus menerus sambil mencoba variasi bahan latihan.

Misalnya saja, ketika belajar Canva dan Kinemaster, bisa saja saya merasa sudah tau melakukan sesuatu setelah melihat tutorial. Atau bisa saja saya sudah memahami cara melakukannya dan bisa membuat beberapa desain dengan petunjuk yang ada. 

Tapi tentunya saya perlu untuk tetap berlatih dan mengeksplorasi desainnya. Saya akan semakin memahami bagaimana desain yang lebih enak dilihat atau bagaimana mendesain dengan lebih cepat, kalau saya sudah lebih sering praktik dan eksplorasi dengan Kinemaster.

Untuk ilmu-ilmu lainnya, juga sama saja. Berlatih dan berlatih tentunya bisa membuat kita semakin terlatih dan lebih menguasai ilmu tersebut.

Ikuti Komunitas

Salah satu tali yang tak kalah penting untuk mengikat ilmu buat saya adalah mengikuti komunitas. Komunitasnya tentunya komunitas yang sama-sama sedang berlatih dan mengeksplorasi bidang yang sedang saya pelajari.

Mempunyai teman belajar itu bisa membuat saya mendapatkan inspirasi untuk mengeksplorasi ataupun bertanya tips-tips mudah untuk mengerjakan sesuatu.

Kenapa tidak tanya Google? Ya bisa juga tanya Google, tapi saya lebih suka belajar itu beramai-ramai sih ya. Jadi dengan adanya komunitas, rasanya lebih enak mendiskusikan topik yang sedang dipelajari. Atau seolah-olah sedang bareng-bareng mencari tau ke perpustakaan padahal bertanya ke Google. 

Di dalam komunitas juga biasanya ada yang lebih duluan tahu dibandingkan yang lain. Karena pengalaman setiap orang tidak sama, saya bisa belajar dari pengalaman orang lain (lebih cepat daripada nyari di Google, hehehe).

Bukan Cuma Teori

Dari poin-poin yang saya tuliskan di atas, tali yang tak terlihat itu bukan cuma teori. Saya merasa, cara saya belajar ya seperti itu.

Tiap orang punya cara yang berbeda untuk belajar dan mengikat apa yang dipelajari. Tapi buat saya mulai dari kemauan dulu sampai mencari teman belajar bersama-sama.

Kalau lagi ngeyel ga mau belajar, walaupun butuh tetap aja ilmunya ga nempel.

Kalau kalian tali pengikat ilmunya seperti apa?


Posted

in

, ,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply