Isi tulisan ini
Beberapa waktu yang lalu, ada yang bertanya kepada saya bagaimana cara belajar menulis? Setelah menulis hampir tiap hari selama 3 tahun belakangan ini, saya masih tidak tahu kenapa ada pertanyaan seperti ini. Karena yang saya tahu jawabannya adalah: ya menulis saja.
Lain cerita kalau misalnya pertanyaannya: “Bagaimana cara menjadi penulis terkenal?” Atau, “Bagaimana menulis novel?” Nah untuk pertanyaan seperti itu tentu saja jawabannya ya belajarlah dari orang yang sudah berhasil melakukannya, jangan tanya saya, hehehe.
Walau menulis setiap hari, saya belum terpikir untuk menjadikan menulis sebagai profesi. Menulis buat saya itu hobi dan kesenangan. Menulis itu mengabadikan buah pikiran dan perasaan yang bisa dibagikan kepada orang lain. Tulisan kita juga bisa menjadi mesin waktu ketika dibaca bertahun-tahun kemudian.
Ambil alat tulis dan menulislah
Kalau suka menulis tangan, ambil alat tulis dan menulislah. Untuk yang lebih suka mengetik, ya ambillah apa yang kamu bisa pakai mengetik, mau itu mesin ketik jaman dulu yang bunyinya seperti irama musik yang indah di telinga, atau mau mengetik di komputer, laptop, ponsel, ya di mana saja yang kamu suka.
Lalu bagaimana cara menulis? Ya kamu mau menulis apa? Mau nulis curcol, novel? paparan ilmiah? Mungkin kalau saya bisa pinjam salah satu jawaban teman saya di KLIP: tulislah kata demi kata. Mulailah dengan satu kalimat, lalu kembangkan jadi paragraf. Setelah itu pikirkan lagi apa sih yang mau kamu abadikan dalam bentuk tulisan?
Menulislah dari sekarang, siapa tau hasil tulisan kamu bisa dikenal seperti novel Pollyanna yang ditulis Eleanor H.Porter dari tahun 1913, atau mungkin juga seperti Lewis Carrol yang berhasil menuliskan buku klasik seperti Alice Adventures in Wonderland sejak tahun 1865 dan masih dibaca sampai sekarang. Tapi, seandainya pun kamu tidak jadi penulis terkenal, menulislah untuk dirimu sendiri. Paling tidak, kepala plong kalau yang dipikirkan sebagian dipindah menjadi bentuk tulisan.
Jangan ditunda, lakukan saja
Ini tuh idealnya begini. Kalau ada ide langsung dieksekusi. Tapi, hidup ini tidak selalu ideal, cucian piring atau tumpukan laundry selalu membuat tidak bisa fokus dengan tulisan. Belum lagi segala notifikasi dari pesan instan yang ada bikin kita ingin tahu lagi ngomongin apa sih sekarang? Padahal ya, kalau sedang ada ide, jangan ditunda, kita harus menuliskan idenya itu segera. Setidaknya tuliskan judulnya dan apa yang sedang terpikirkan saat itu.
Kalau saya terkadang sih lain lagi, di kepala cuma ada 1 kalimat yang berulang-ulang seperti minta dituliskan. Contohnya ya kalimat jangan ditunda, lakukan saja ini. Kalimat ini berlaku untuk banyak hal lain selain menulis, tapi ironisnya, walau kalimat ini sudah mendesak ingin ditulis, ada begitu banyak hal yang harus saya lakukan sebelum akhirnya bisa duduk menulis begini.
Kali ini, karena menunda, saya malah jadi ingat kalau saya belum pernah menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara belajar menulis. Jadi ya saya pikir-pikir, salah satu cara belajar menulis adalah: ketika ada ide yang ingin dituliskan, jangan ditunda, ambil alat tulis yang kamu suka dan mulailah menuliskan kalimat yang ingin kamu tuliskan.
Menulis Dari Hati dan Berlatih Setiap Hari
Saya tipe orang yang tidak bisa menulis kalau topiknya bukan hal yang saya sukai. Saya juga bukan orang yang bisa menulis review untuk produk yang tidak saya pakai. Dengan kata lain, saya hanya bisa menuliskan apa yang ada dari dalam hati saya.
Saya pernah baca juga kalau selain menuliskan apa yang dirasakan, kita bisa juga menuliskan dengan memanfaatkan pancaindra kita. Jadi, bukan cuma pake hati dan perasaan tapi juga menuliskan apa yang kita lihat, dengar, baui, sentuh dan kecap.
Sederhananya sih, tulislah apa yang diketahui, bisa berdasarkan apa yang dari hati, apa yang dirasakan panca indra atau apa yang dipikirkan. Kalau semua itu dimanfaatkan, pasti ada kalimat-kalimat yang bisa dirangkai. Berikutnya tentunya perlu berlatih mencari pemilihan kata yang sesuai atau yang pantas untuk dituliskan. Berlatih menulis setiap hari untuk menemukan kamu suka menulis apa dan bagaimana gaya menulismu.
Dalam berlatih menulis, tidak perlu over thinking dan banyak mau. Boleh sih banyak mau kalau memang dilakukan. Kalau banyak mau tapi akhirnya nggak mulai-mulai kapan berlatih nya dong.
Hari ini saya mendapatkan quote yang menarik. Katanya yang jadi master pasti sudah mengalami kegagalan lebih banyak dari yang pernah dicoba oleh pemula. Dalam menulis juga sama, kalau kita tidak mencoba memulai, ya kapan bisanya menulis. Kalau sudah memulai menulis tapi selalu merasa tulisannya masih ada kurangnya, ya berlatihlah terus sampai kita bisa.
Menulis bersama komunitas atau sendiri
Belajar menulis itu ada yang lebih suka sendiri, ada juga yang lebih suka kalau ada temannya dalam komunitas. Kalau kamu memang sudah biasa punya disiplin tinggi, menulis sendiri pasti bisa dilakukan. Tapi, kalau saya sih rasanya kalau menulis sendiri lebih banyak bolosnya daripada dikerjakan. Makanya saya sampai sekarang memilih bergabung menulisnya dalam komunitas.
Menulis bersama dalam komunitas cara yang baik untuk mencari ide tulisan. Selain itu juga bisa menjadi tempat untuk berbagi hasil tulisan untuk mendapatkan masukan. Sambil berlatih menulis, saya juga berusaha aktif berkontribusi dalam blog yang dikelola bersama.
Ada banyak komunitas menulis yang bisa diikuti, pilih-pilih mana yang sesuai dengan gayamu dan bisa membuat lebih produktif dalam menulis dan memiliki teman-teman yang senang berbagi ilmu dan belajar bersama.
Jadi bagaimana, kamu sudah tau bagaimana cara mulai belajar menulis? Ada jawaban lain yang ingin ditambahkan? Silakan tulis di komentar ya.
Leave a Reply