Isi tulisan ini
Bulan ini Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog mengusung tema Me-time Tanpa Internet. Topik yang bikin para Mamah di WAG MGN bilang punya banyak kegiatan me-time sampai bingung memilih menuliskannya, tetapi faktanya sampai menjelang deadline masih kurang dari 10 orang!
Kalau yang lain bingung karena punya banyak hal yang mereka lakukan untuk me-time, saya bingung karena sepertinya saya tidak punya me-time yang benar-benar sendiri apalagi yang tanpa internet.
Me-time menurut berbagai sumber
Untuk menjawab kebingungan, saya mencari tau dulu nih apa sih definisi me-time menurut berbagai sumber di internet. Saya tidak tahu padan kata me-time dalam bahasa Indonesia, jadi saya tidak bisa menemukan definisinya di KBBI daring.
Dari hasil pencarian di internet, termasuk bertanya sama ChatGPT yang jadi andalan menggeser om Google, garis besar pengertian me-time sih hampir sama.
Berikut ini pengertian me-time dari Chat GPT:
Me-time adalah waktu yang secara khusus disediakan seseorang untuk diri sendiri, tanpa gangguan dari orang lain atau tuntutan pekerjaan, keluarga, atau lingkungan sekitar. Tujuannya adalah untuk merawat diri, menjaga kesehatan mental, dan mengisi ulang energi.
Me-time bisa bermacam-macam bentuknya, tergantung kebutuhan dan kesukaan masing-masing orang.
Kesimpulan saya tentang me-time itu kegiatan yang:
- Mengambil waktu khusus untuk diri sendiri.
- Bukan tuntutan dari pekerjaan, keluarga, atau dengan kata lain bukan dilakukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri.
- Hasil akhirnya bertujuan untuk menyenangkan hati sendiri.
Nah karena topiknya juga mensyaratkan tanpa internet, maka kegiatan me-time nya harus memenuhi butir satu sampai tiga dan tambahan syarat tanpa internet.
Memisahkan me-time dan kewajiban
Ada yang bilang melakukan kegiatan rumah tangga seperti bebersih, mencuci, dan menyetrika adalah kesempatan untuk me-time. Buat saya kegiatan rumah tangga seperti itu bukan me-time.
Kalau kembali ke definisi, pekerjaan rumah tangga itu dilakukan bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain (tidak memenuhi butir ke-2), walaupun mungkin saja ada yang merasa kesempatan melakukan pekerjaan rumah tangga itu memberi ketenangan hati. Melihat rumah yang bersih tentu lebih menyenangkan daripada rumah berantakan.
Saya juga suka rumah bersih dan rapi, tapi saya tidak menikmati melakukan kegiatan bersih-bersih. Jadi buat saya kegiatan itu tidak masuk kategori me-time karena tidak memenuhi butir ke-3.
Ada lagi yang bilang kegiatan menyetir merupakan me-time. Sebagai ibu rumah tangga yang setiap harinya rutin saya adalah antar jemput anak, saya tidak suka menyetir apalagi sendirian. Saya lebih suka kalau ada yang menemani ngobrol ketika saya menyetir. Buat saya, menyetir itu butuh konsentrasi dan saya maunya me-time yang bikin relaks bukannya harus konsentrasi penuh. Menyetir tidak memenuhi definisi me-time sama sekali, apalagi kalau nyetir sambil menggunakan musik dari internet ataupun Google Map, semakin tidak memenuhi syarat deh.
Mencari me-time tanpa internet
Ternyata, setelah tahu definisi, tetap saja sulit mencari kegiatan yang mejadi me-time saya yang benar-benar sendiri. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang saya lakukan untuk memulihkan energi fisik maupun mental. Tapi kegiatan tersebut tidak saya lakukan sendirian.
Misalnya nih ya, saya itu merasa relaks kalau bisa ngobrol. Baik itu ngobrol langsung dengan pak suami, ataupun ngobrol melalui pesan instan ke keluarga dan teman. Tetapi ya namanya ngobrol walaupun dilakukan untuk menyenangkan hati, dan bukan tuntutan pekerjaan, tapi kan ga mungkin dilakukan sendirian. Kalau ngobrol sendiri nanti disangkain gangguan mental, hehehe.
Setelah ada internet, hampir semua yang saya lakukan itu ya semakin mengandalkan internet. Selain itu, setelah direnung-renungkan selama 20 hari sejak topik tantangan ini dikeluarkan, saya semakin menyadari kalau ternyata saya bukan orang yang suka sendirian. Bukan berarti saya tidak bisa sendirian, tetapi hati rasanya lebih senang melakukan kegiatan tersebut kalau ada temannya.
Pengalaman sendirian dan tanpa internet
Sejak punya anak, saya jarang punya waktu luang dan sendirian. Dulu saya pikir akan sangat menyenangkan kalau bisa benar-benar sendirian melakukan sesuatu. Ternyata saat kesempatan itu datang, saya baru menyadari kalau saya tidak bisa menikmati kesendirian.
Pengalaman pertama benar-benar sendirian itu ketika melakukan perjalanan ke Bangkok tahun lalu. Saat itu saya semakin menyadari kalau saya tidak bisa menikmati perjalanan sendirian. Walaupun saya sudah mempersiapkan berbagai hal untuk dilakukan di pesawat (yang tidak terhubung ke internet), mental saya malah merasa tidak tenang.
Mungkin setelah terbiasa tiap perjalanan mengalami rempong bersama dan selalu ada yang bisa diajak ngobrol, saya jadi merasa hampa kalau perjalanan sendirian. Begitu banyak orang di bandara dan pesawat, tetapi rasanya saya malas untuk ngobrol dengan mereka. Saya akhirnya memilih pura-pura tidur supaya tidak diajak ngobrol, padahal saya sudah mengunduh beberapa episode podcast dan serial televisi yang bisa saya tonton mumpung lagi sendiri.
Me-time bareng-bareng
Sebelum ada yang protes, saya mau mendefiniskan ulang me-time saya. Buat saya me-time itu kegiatan yang (1). Mengambil waktu khusus untuk diri sendiri, tetapi bukan berarti harus mengerjakannya sendirian, (2) dan (3) masih sama dengan butir yang disebutkan sebelumnya di atas.
Langsung saja deh saya tuliskan beberapa kegiatan yang merupakan kategori me-time buat saya. Kegiatan yang saya sebutkan ini tidak seratus persen tanpa internet. Kegiatannya sih bisa dilakukan tanpa internet, tapi jadi lebih seru juga dengan adanya internet.
Mengumpulkan langkah

Gara-gara main game Pokemon Go kami jadi rutin jalan pagi. Lalu sekarang main game Pikmin kami jadi rutin jalan sore juga selain jalan pagi.
Demi mengumpulkan jumlah langkah, kami juga pergi ke taman bunga sekali seminggu. Kegiatan jalan pagi dan sore bisa dilakukan tanpa internet. Kami menyediakan waktu khusus untuk ini, bukan dilakukan untuk orang lain karena pencapaian game masing-masing dan juga bikin hati senang kalau naik level.
Me-time bareng-bareng ini menyenangkan, karena sambil jalan kaki, kami bisa ngobrol. Terus kadang-kadang, anak-anak jalan di depan sama papanya, saya jalan sendiri di belakang. Bukan karena saya sengaja jalan sendirian, tapi mereka jalannya emang lebih cepat dari saya.
Kadang-kadang, kami biarkan anak-anak jalan berdua di depan, saya dan pak suami jalan agak di belakang sambil ngobrol juga.
Walaupun habis jalan, energi berkurang, tapi secara mental rasanya senang. Senang karena target permainan game tercapai, senang juga karena mendengar berbagai cerita dari anak-anak ke papanya.
Bermain benang
Ketika awal tiba di Chiang Mai, saya sangat senang belajar bahasa Thai. Di kelas bahasa Thai saya bertemu teman yang bisa merajut, lalu saya jadi belajar knitting. Waktu remaja, saya pernah suka merajut dengan 1 jarum alias crochet. Sejak belajar knit saya juga jadi kembali merajut crochet. Lalu kegiatan knit dan crochet bergeser juga ke hobi menjahit.
Awalnya, blog ini merupakan tempat untuk saya memajang hasil merajut dan menjahit saya. Apalagi waktu itu saya mengikuti komunitas online sesama crafter. Tentunya kegiatan ini merupakan me-time terbaik pada saat itu.
Kenapa saya bilang saat itu? Karena kegiatan bermain benang ini terhenti saat punya anak. Entah kenapa rasanya tingkat kesabaran berkurang untuk menyelesaikan proyek rajutan ataupun jahitan.
Pernah juga sih kembali mencoba merajut beberapa tahun lalu saat menemukan komunitas offline di Chiang Mai, tapi ya karena masih banyak kegiatan mengurus anak, rasanya saya sudah tidak sesuka itu dengan kegiatan merajut. Apalagi sejak perlu menggunakan kacamata, rasanya semakin malas untuk bermain benang.
Menonton
Dari dulu saya suka menonton film. Kalau dulu sebelum ada internet tentunya menonton itu cuma ada di TV atau bioskop. Saya baru mulai pergi ke bioskop itu setelah kuliah di Bandung. Walaupun saya suka menonton, saya belum pernah pergi ke bioskop sendirian untuk menonton.
Buat saya, menonton lebih seru kalau ada temannya. Atau kalaupun tidak pergi bersamaan, kalau ada yang sama-sama sudah menonton judul yang sama, akan lebih seru karena bisa ngobrolin segala sesuatu tentang film tersebut.
Sejak ada internet dan banyak layanan streaming, kegiatan menonton ini menjadi kegiatan menonton yang membutuhkan internet. Bisa sih kita unduh dulu lalu putuskan koneksi internet, terutama misalnya kalau mau pergi perjalanan yang tidak selalu terhubung ke internet.
Kegiatan menonton yang paling nyaman itu tentu saja di bioskop atau di rumah, di saat punya waktu yang memang cukup untuk menghabiskan 1 episode serial tv ataupun film dari awal sampai habis tanpa interupsi.
Saya bersyukur ketemu suami yang juga suka menonton. Jadi kegiatan me-time menonton ini bisa dilakukan bareng pak suami. Kalau sebelum ada internet, kami menonton dari CD/ DVD (asli ataupun beli di kota kembang hehehe). Sesekali kami pergi nonton ke bioskop juga.
Dipikir-pikir, satu-satunya kegiatan me-time yang bisa saya lakukan tanpa internet itu ya menonton di bioskop. Karena walaupun pergi bareng keluarga seperti saat kami menonton Minecraft beberapa waktu lalu, toh nontonnya sendiri-sendiri kan.

Kesimpulan saat ini, me-time saya lebih seru kalau ada temannya dan makin seru kalau ada koneksi internetnya.
Gimana dengan Mamah yang lain? Mungkin ada yang heran kenapa baca buku nggak termasuk dalam me-time saya? Ya, sejak harus pakai kacamata, saya tidak suka baca buku fisik, kalaupun baca buku saya lebih suka e-book atau mendengarkan buku saja. Nah jadi tetap butuh internet kan.

Leave a Reply