Isi tulisan ini
Dalam rangka melatih konsistensi membaca, saya mengikuti sebuah grup bernama #maksakeunmaca yang artinya adalah memaksakan membaca. Memang kadang-kadang, beberapa hal itu harus agak dipaksa baru dilakukan. Harapannya, lama-lama jadi kebiasaan baik. Katanya kan penulis harus membaca supaya lancar menulisnya.
Aturan dari grup ini sederhana (saya tidak pernah suka ikut grup yang aturannya ribet emang). Kita bebas baca buku apa saja, dan setiap hari silakan berstrategi untuk menyelesaikan buku yang dibaca dalam sebulan. Kalau dalam sebulan bisa baca beberapa buku, ya bagus banget, tapi kalau hanya bisa 1 buku, kan mendingan ya daripada buku sampai bertahun-tahun tetap tersegel alias tidak dibaca.
Setiap harinya, peserta diminta untuk menuliskan insight atau catatan singkat dari apa yang didapatkan dari apa yang dibaca hari tersebut. Sebenarnya, paling ideal ini untuk baca buku non fiksi ya, tapi saya agak sedikit kuatir untuk buku non fiksi catatannya bisa super panjang, jadi saya pilih buku fiksi saja (ini yang pasti bakal rada spoiler jadinya, hehe).
Identitas buku
Pilihan pertama jatuh pada buku novel bahasa Indonesia yang saya dapatkan dari hadiah tantangan ngeblog mamahgajahngeblog. Judul bukunya Damar Hill, tulisan Bulan Nosarios. Terbitan Gramedia Pustaka Utama, tebal 312 halaman.
Buat yang malas baca buku sendiri, sini saya kasih spoiler tipis-tipis sambil main tebak-tebak buah manggis dalam tiap catatan saya. Semua tulisan tentang buku ini akan saya beri tanda #damarhill untuk mempermudah pencarian.
Kesan dari 3 bab pertama
Kesan awal dari cerita fiksi ini ada beberapa:
- tentang perpustakaan
- tentang kopi
- tentang cara bercerita
- berbagai istilah dan nama makanan
Tokoh cerita
Tokoh utama wanita dalam buku ini bernama Nadya, seorang pustakawan yang berasal dari Takengon.
Selain menyukai buku, dia juga menyukai kopi dan kesendirian. Hidupnya santai, sepertinya karena pada dasarnya dia berasal dari keluarga kaya di Takengon.
Salah satu hal yang perlu dicatat tentang perpustakaan adalah: jangan mengembalikan buku sendiri ke rak, karena kalau kita salah tempat, malah bikin repot pustakawan
Tokoh utama pria dari novel ini bernama Daryl, seorang pemilik kedai kopi yang berlokasi dekat dengan perpustakaan. Kalau dari deskrisinya Nadya sih orangnya sebenarnya terlihat seperti model tapi agak kusut dan berwajah muram.
Daryl memiliki adik bernama Daniel yang mengusahakan perkebunan kopi. Singkat cerita, setelah pertemuan pertama di kedai kopi Daryl, sepertinya pertemuan berikut antara Daryl dan Nadya bakalan di Takengon.
Tentang kota Takengon dan masa lalu tokoh utama
Bab ke-2 cerita berpindah tempat ke Takengon. Sudah kuduga sih kalau Nadya akan ke Takengon. Di Takengon ada tokoh baru namanya Kemal. Kalau ala-ala drakor, Kemal ini akan mengambil bagian untuk meramaikan cinta bersegi. Belum tau siapa yang lebih dulu suka, Kemal atau Nadya.
Cerita tentang kota Takengon sampai bab-3 belum terlalu banyak, karena ceritanya Nadya masih banyak di rumah saja. Tapi yang digambarkan kotanya dingin.
Ayah dan Ibu Nadya ternyata sudah berpisah, ibunya tinggal di rumah yang mereka jadikan penginapan yang pernah berjaya di tahun 1990-an. Rumah yang dikelola dengan bantuan keluarga Kemal. Jadi, hubungan Nadya dan Kemal ini ala-ala anak majikan dan anak pembantu gitu deh.
Cara bercerita penulis buku ini cukup menarik. Biasanya saya kurang bisa mengikuti berbagai deskripsi, tapi sejauh ini sih masih bisa diikuti, walaupun terkadang ada penggunaan kata-kata sulit yang seolah ingin menunjukkan Nadya ini seorang kutubuku yang suka memberi label terhadap berbagai hal. Sekilas serasa menonton drama.
Istilah-istilah baru
Cukup banyak istilah-istilah yang berusaha diperkenalkan pada pembaca.
Nyctophilia dan garing. Dua kata ini tidak ada hubungannya, tapi walau dijelaskan di buku, bikin aku jadi ingin ikut mencari tau artinya apa sih.
Kalau menurut kamus Cambridge Nyctophilia: the condition of being very happy and comfortable in the dark
Jadi kira-kira ya orang yang suka gelap-gelapan gitu sambil menikmati malam.
Kalau kata garing yang digunakan Nadya kepada ibunya masih sama maknanya dengan kelucuan yang dipaksakan, entah kalau sekarang berubah makna ya.
Ada beberapa nama makanan yang aku juga belum kenal, sekarang ditulis dulu saja dan kapan-kapan dicari tau, siapa tau ada kesempatan ke Takengon: pengat bawal dan jamur memir.
Nantikan lanjutan ceritanya, tapi kemungkinan besar bakal banyak spoiler nih.
Leave a Reply