Isi tulisan ini
Banyak orang suka mengoleksi berbagai hal, mulai dari hal yang langka lalu dicari sampai tak sengaja mengoleksi karena sering mengunjungi suatu tempat. Sekarang ini saya perhatikan sudah waktunya untuk berhenti mengoleksi, karena seringkali hasil akhir dari kegiatan mengoleksi ini menjadi sampah.
Eits, jangan menganggap saya terlalu kejam menyimpulkan dari koleksi kok malah jadi sampah. Memang tidak semua hasil koleksi menjadi sampah, akan tetapi mungkin tanpa disadari, saat ini kita sedang melakukannya.
Berbagai benda yang banyak dikoleksi
Ada banyak hal yang bisa dikoleksi. Anak-anak koleksi mainan dengan tema tertentu sesuai dengan apa yang sedang dia sukai misalnya kereta api sampai tokoh kartun tertentu. Orang dewasa mengoleksi mulai dari perangko, tumbler, sepatu, sampai dengan mobil mewah.
Ada juga yang mungkin koleksi karya seni yang bisa dibuatkan ruang pamernya yang awalnya untuk pribadi lalu kemudian dipamerkan untuk umum. Atau bisa juga koleksi medali dan sertifikat penghargaan dari mengikuti berbagai kompetisi.
Koleksi karena hobi atau hobi mengoleksi?
Namanya koleksi bisa apa saja yang dikumpulkan karena membuat perasaan yang mengumpulkan merasa senang. Akan tetapi berapa lamakah perasaan itu bertahan?
Saya pernah mengoleksi benang dan jarum rajut waktu saya sedang hobi dan senang merajut. Setelah itu saya juga sempat senang menjahit dan mengoleksi perlengkapan mesin jahit selain benang dan kain.
Saat punya hobi, ada kecenderungan untuk menambah perlengkapan yang mendukung hobi tersebut, akan tetapi ternyata hobi bisa berganti dan koleksi akhirnya menjadi sesuatu yang dibuang sayang namun menumpuk tak terpakai.
Selain kita mengoleksi barang karena sedang hobi sesuatu, ada juga yang memang hobinya adalah mengoleksi. Semua yang dirasa menarik hati akan dikumpulkan dan kemudian menjadi orang yang disebut kolektor.
Hari ini dikoleksi, besok jadi apa?
Mengumpulkan benda baik karena hobi atau ga sengaja itu memang menyenangkan. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Ada perasaan senang ketika berhasil menemukan apa yang sudah dicari-cari selama ini. Kita merasa ingin melengkapi koleksi kita dari hari ke hari. Beberapa orang menyediakan dana yang tak sedikit untuk selalu menambah koleksinya.
Ironi yang terjadi dari mengumpulkan benda adalah, kita merasa sayang menggunakannya. Misalnya saja membeli benang yang bagus, disayang-sayang karena bingung memilih pola yang ingin digunakan untuk dirajut. Eh ternyata lama-lama kegemaran merajut sudah berkurang, akhirnya benangnya sampai sekarang hanya disimpan di kotak besar dan dalam waktu beberapa tahun ini sudah tidak pernah saya lihat lagi.
Sebenarnya untuk berbagai koleksi benang dan kain, saya masih sering maju mundur antara memberikannya ke teman-teman yang masih aktif merajut, atau mencoba memulai merajut lagi. Sempat sih dimulai lagi merajut, tetapi ternyata keinginan hati untuk merajut sudah tidak seperti dulu lagi.
Saya jadi terpikir, nilai koleksi itu berubah seiring dengan rasa suka kita akan sesuatu. Teringat dengan BTS Meal beberapa waktu lalu yang membuat para fans BTS rela mengantri untuk mendapatkannya, bahkan ada yang sengaja membeli banyak dan rela membayar di atas harga pasar. Untuk yang bukan fans, sudah pasti benda-benda dari BTS Meal itu berakhir di tempat sampah.
Kenapa perlu berhenti mengoleksi?
Ada beberapa alasan yang membuat saya akhirnya memutuskan berhenti mengoleksi benda hanya karena hobi. Karena pada akhirnya benda-benda tersebut belum tentu ada yang akan meneruskan merawatnya. Menyimpan koleksi itu butuh tempat dan waktu untuk menata dan memberaihjannya. Sayang sekali kalau misalnya mengoleksi sesuatu dan kemudian benda tersebut tidak dipakai sesuai dengan fungsinya. Misalnya saja karena sayang dengan sepatu, baju, atau tumbler, akhirnya tidak dipakai. Padahal setiap benda itu ada umurnya dan tidak akan bertahan selamanya. Sudah beli mahal, malah jadi tersia-sia.
Daripada membeli sesuatu yang mahal atau mengantri lama hanya untuk menambah koleksi (yang akhirnya kemungkinan terbuang percuma), lebih baik membeli sesuai kebutuhan dan sesuai peruntukan saja.
Selain itu, ketika kita tidak lagi memakai benda yang sudah kita kumpulkan tersebut, ada baiknya kita carikan pemilik barunya yang siapa tahu juga ingin mengoleksi atau sekedar membutuhkan kegunaan dari benda tersebut.
Koleksi hanya jika …
Saya tidak bilang kita tidak boleh mengoleksi. Sah-sah saja mengoleksi, akan tetapi untuk saya pribadi saat ini memilih untuk mengoleksi hanya jika saya membutuhkan untuk menggunakan barang tersebut, atau lebih baik mengoleksi memori dalam bentuk digital yang tidak makan tempat banyak.
Koleksi digital juga sebenarnya bisa saja menumpuk dan tidak pernah ditoleh lagi. Ada banyak foto-foto yang saya upload ke Google Photos dan mungkin tidak pernah saya pandangi lagi. Akan tetapi untungnya sekarang ini, fasilitas penyimpanan foto akan membuat memori atau kumpulan foto dengan berbagai tema yang membuat saya bisa mengingat sebagian dari memori yang tersimpan dalam foto tersebut.
Tulisan-tulisan saya yang ada di blog ini dan blog saya yang lain juga merupakan koleksi tulisan saya yang mudah-mudahan membuat saya senang karena saya bisa mencatat hal yang ingin diingat dan juga semoga berguna untuk pembacanya.
Sekarang ini saya pikir untuk mengoleksi sesuatu itu butuh biaya tenaga dan komitmen untuk mencari penerusnya, kalau tidak mampu lebih baik kita melihat koleksi orang lain saja.
Ada saja orang yang kaya raya punya hobi mengumpulkan sesuatu dan kemudian memamerkan koleksi tersebut ke umum dengan memungut tiket masuk. Jadi saya pikir, lebih baik jadi pengunjung museum/ galeri kolektor daripada mengumpulkan benda- benda tersebut sendiri.
Kalau kamu sekarang ini senang mengoleksi apa?
Leave a Reply