Review Buku Mencari Simetri karya Annisa Ihsani

Akhirnya menemukan buku yang nggak aneh-aneh. Well, ada sih sedikit keanehannya, tapi masih masuk akal dan cukup realistis. Seperti biasa, bukunya hasil mendengarkan secara random di Storytel. Buku berjudul Mencari Simetri karya Annisa Ihsani ini berjumlah 240 halaman, diterbitkan oleh GPU di tahun 2019.

Buku ini bisa didengarkan sekitar 7 jam 35 menit dengan kecepatan normal. Akan tetapi karena saya mendengarkan dengan kecepatan yang dipercepat, tentu saja bisa lebih singkat dari 7 jam. Naratornya bernama Dea Pranathania. Suaranya lumayan enak didengar, jadi seperti mendengarkan sandiwara radio saja.

Sinopsis Mencari Simetri

Sinopsis/ Blurb Mencari Simetri karya Annisa Ihsani dari GoodReads

Novel Metropop Mencari Simetri ini bercerita tentang April, seorang wanita berusia 29 tahun yang masih belum menikah dan naksir seorang pria bertahun-tahun tanpa kejelasan, pekerjaan tidak terlalu cemerlang, dan bahkan harus mengurus ayahnya yang mulai mengalami dementia saat ibunya harus merawat eyangnya yang sedang sakit keras di Jawa.

Dilema kehidupan wanita single menjelang 30 tahun itu jelas tergambar dalam kehidupan April. Seluruh buku ini bercerita bagaimana April yang sebenarnya menikmati masa singlenya tetapi mendapatkan tekanan dari berbagai arah.

Novel ini ingin menunjukkan kalau sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjadi single di usia 29 tahun, toh dia tidak merugikan orang lain. Judul mencari simetri mengambarkan bagaimana usaha April mengatasi dilemanya dengan mencari simetri dalam hal jodoh, pekerjaan dan juga merawat orangtua.

Simetri dalam kehidupan

Jodoh

Keanehan dalam cerita ini yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan banyak orang adalah bagaimana April selama bertahun-tahun menyukai teman sekantornya yang juga terlihat selalu mencari dan bertanya berbagai hal yang penting ataupun tidak, tetapi ya tetap tidak ada kejelasan. Mereka seperti 2 orang yang saling peduli tapi tidak menemukan waktu yang tepat untuk saling menyukai. Bisa dibilang, Aprilnya juga sih yang terlalu berharap dengan Armin. Sedikit saja perhatian yang ditunjukkan Armin, bisa membuat harapan yang berkali-kali ingin dilepaskan April bangkit lagi.

Simetri jodoh dalam cerita April bukan hanya Armin, dalam cerita ini juga ada seorang bernama Lukman yang secara teori sih cocok buat April, tapi April tidak ingin menikah hanya karena sudah waktunya menikah. Walaupun Lukman cukup potensial buat jadi pasangan, tetapi April masih tidak merasa klik dengan Lukman.

Sebagai pembaca, saya sebenernya agak gemes dengan April yang terlalu berharap dengan Armin, tetapi saya juga paham kenapa April masih kurang klik dengan Lukman. Menarik mengikuti dialog-dialog antara Armin dan April maupun April dan Lukman.

Pekerjaan

Simetri lain dalam kehidupan April tentu saja masalah pekerjaan. Tempat bekerjanya tidak mengharuskannya masuk kantor setiap hari asal projeknya selesai. Dia bisa mengerjakan dari mana saja. Tetapi orangtuanya merasa pekerjaan seperti itu tidak ada masa depannya dan seperti tidak bekerja.

April akhirnya pindah kos dan juga bekerja dari sebuah working space dekat kos nya. Sebenarnya ini agak aneh buat saya, kalau sudah menyewa kos, ngapain juga harus pergi lagi ke working space? Sungguh boros si April ini. Mending sekalian kalau nggak mau di kos seharian, ya udah pergilah ke kantor.

Pekerjaan April sih tidak banyak diceritakan dalam novel ini, sepertinya dia tidak ada masalah yang berarti dalam pekerjaannya. Mungin juga orang tua April benar, dia tidak cukup penting di kantornya makanya tidak ada masalah dalam pekerjaanya? Hehehe… Tapi ya tidak apa juga, toh April menyukai pekerjaannya dan menyukai fleksibilitas yang diberikan oleh kantornya.

Keluarga dan Teman

Kebanyakan teman April sudah berkeluarga, diawal diceritakan bagaimana dia terkadang merasa dilupakan oleh temannya. Sampai kemudian dia melihat realita kehidupan temannya yang baru saja menjadi ibu dan harus berhenti bekerja karena ingin mengurus bayinya secara penuh, tetapi kemudian malah jadi merasa kelabakan dan tak punya waktu buat diri sendiri.

Sebenarnya buku ini bukan ingin bilang punya anak itu menghambat karir, tetapi lebih menceritakan realita pilihan dalam hidup dan bagaimana mempersiapkan diri kalau kamu memilih itu. Semua perlu pertimbangan baik-baik, antara masih tetap maksa bekerja sambil mengurus anak, atau mau berhenti kerja dan full mengurus anak.

Masalah lain dalam kehidupan April adalah fakta bahwa keluarga kakaknya ternyata bermasalah. Bagaimana kakaknya berusaha tetap terlihat baik-baik saja di depan orang tua dan usaha apa yang dilakukan kakaknya untuk mempertahankan keutuhan rumahtangganya.

Bagian yang paling aneh menurut saya adalah bagaimana ibunya April yang meninggalkan rumah untuk mengurus ibunya lagi di Jawa. Aneh karena perginya sampai berbulan-bulan, bahkan sampai saat mengetahui kalau suaminya mengalami dementia. Lagipula ternyata eyangnya April itu bukan tinggal sendiri dan ada keluarga lain yang juga bisa mengurus eyangnya di Jawa. Saya agak bertanya-tanya masalah prioritas ibunya April ini, saya tahu orang tua memang perlu dirawat, tetapi kalau suaminya juga butuh bantuan dan toh ada kakak/adik yang bisa merawat orangtua, kenapa dia tidak bisa pulang kek sebentar melihat suaminya?

Karena ibunya mengurus eyangnya di Jawa, dan kakaknya sibuk dengan urusan rumahtangganya selain pekerjaanya, akhirnya April yang harus membawa bapaknya konsultasi ke dokter dan mencari tahu penyakit ayahnya sebenarnya apa dan bagaimana mengobatinya. Akhrnya dia juga harus tinggal di rumah dan jarang ke kos nya. Untungnya dalam cerita ini April masih bisa sih menyelesaikan pekerjaan di tengah kegalauan hati juga ketika harus menghadapi Armin dan Lukman.

Rekomendasi

Sekilas hidup April ini banyak masalah banget ya, tetapi namanya hidup ya begitu. Saya suka dengan cerita yang cukup realitis karya Annisa Ihsani ini. Setidaknya tokoh dalam novel ini nggak bikin emosi karena kebodohan yang berulang ataupun keputusan yang merugikan diri sendiri hanya karena ingin segera mencari jodoh seperti dalam cerita karya Maria A. Sardjono. Saya merekomendasikan buku ini untuk yang suka dengan cerita realistis tapi ga bikin emosi jiwa, hehehe.

Ini buku pertama karya Annisa Ihsani yang saya baca, setelah selesai saya mencari tahu tentang penulis dan ternyata ini bukan buku pertamanya. Setelah selesai membaca buku ini, kebetulan di Storytel ada buku lain dari penulis yang sama, berjudul Teka-Teki Terakhir. saya langsung mendengarnya dan cukup suka. Mudah-mudahan ingat untuk menuliskannya.


Posted

in

,

by

Comments

One response to “Review Buku Mencari Simetri karya Annisa Ihsani”

  1. […] mendengarkan buku Mencari Simetri karya Annisa Ihsani, saya jadi mencari buku lain dari penulis yang sama. Ternyata ada buku […]

Leave a Reply