Mengurangi Pemanasan Global dan Polusi dengan Tenaga Matahari dan Kendaraan Listrik

Sekarang ini Chiang Mai sedang dilanda panas yang dikategorikan excessive heat. Sudah beberapa hari ini suhu udara bisa mencapai antara 40 – 42 derajat celcius. Bukan hanya panas, polusi udara juga sedang meningkat tinggi dalam tahap sangat tidak sehat. Untungnya kami bisa melindungi diri dari panas dan polusi dengan lebih banyak di rumah, menyalakan AC dan juga filter udara.

Penyebab polusi udara di Chiang Mai ini salah satunya karena kebakaran hutan. Tahun-tahun sebelumnya, ada saja yang membakar sisa ladang, akan tetapi hal ini sudah dilarang oleh pemerintah. Tetapi belakangan ini kebakaran terjadi akibat hutan yang kering dan udara yang terlalu panas.

Pemanasan Global dan Polusi Udara

Dari yang saya baca di Kompas, Isu lingkungan hidup terbesar itu ya masalah pemanasan global dan polusi udara. Penyebab terbesar dari pemanasan global itu salah satunya moda transportasi berbahan bakar minyak dan pembuatan aliran listrik selain yang digunakan untuk keperluan lain-lain.

Masih menurut berita yang saya baca itu, pemanasan global ini juga yang meningkatkan polusi udara. Ya contohnya jelas seperti di Chiang Mai, karena panas udara, hutan kering dan mudah terbakar, lalu polusi udara semakin parah.

Musim panas dan polusi = kenaikan tagihan listrik

Tanggal 2 April 2024 yang lalu, saya melihat pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak di Thailand. Memang harga BBM di sini sering naik turun mengikuti harga pasar, bukan seperti di Indonesia yang naik sesekali dan sering menyebabkan demo. Saya sering lihat kalau ada pengumuman kenaikan harga begini biasanya pom bensin akan sedikit lebih ramai dari biasanya.

Kenaikan harga bahan bakar minyak mulai 3 April 2024 di Thailand

Dari dulu sebenernya saya tidak terlalu berburu BBM ketika harga akan naik. Saya pikir, toh konsumsi BBM kami tidak banyak setiap bulannya. Setidaknya itu sebelum anak-anak punya kegiatan rutin setiap hari seperti sekarang. Apalagi di masa pandemi, kami pernah cuma isi bensin sekali dalam waktu 2 bulan. Ya iya, soalnya di rumah saja.

Sejak menggunakan mobil listrik, saya semakin tidak memperhatikan kenaikan harga bahan bakar minyak. Sekarang ini saya lebih memperhatikan harga tagihan listrik rumah, walaupun belum bisa untuk isi baterai mobil di rumah. Di musim panas dan polusi begini, sudah dipastikan konsumsi listrik kami bertambah.

Bulan Maret kemarin saja harga listrik yang kami bayarkan sudah naik 75 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Bulan ini sepertinya masih akan ada kenaikan mengingat udara semakin panas dan polusi pun semakin menjadi-jadi. Bukan hanya AC yang perlu dinyalakan, tetapi juga filter udara di setiap ruangan bekerja hampir 24 jam.

Untuk berdamai dengan hal ini, saya menghibur diri dengan berkata: tidak apa-apa tagihan listrik mahal, daripada malah jadi sakit karena kepanasan. Sungguh bersyukur ada penemuan AC dan filter udara. Kami tidak perlu khawatir mati kepanasan atau menghirup udara berpolusi di dalam rumah. Mau hemat malah sakit ntar jadinya.

Kendaraan Listrik dan Energi Terbarukan

Selama 6 bulan lebih menggunakan mobil listrik, kami memang belum jadi memasang wall charger karena alasan teknis. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah, karena ada banyak tempat untuk mengisi baterai di sekitar rumah kami. Setiap minggu, rata-rata mengisi baterai biayanya masih cukup murah kalau dibandingkan dengan pemakaian listrik rumah.

Saya jadi terpikir, andai saja pemakaian kendaraan listrik sudah semakin banyak menggantikan pemakaian mobil dengan bahan bakar minyak, apakah bisa membantu mengurangi pemanasan global ini?

Mungkin tidak membantu kalau listriknya masih dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar minyak atau yang berasal dari energi yang tidak dapat diperbaharui. Akan tetapi, lain ceritanya kalau listriknya dihasilkan dengan energi terbarukan seperti panel surya, pembangkit listrik tenaga air, tenaga angin, proses biologi ataupun panas bumi.

Di Thailand, pembangkit listrik sudah semakin banyak yang memanfaatkan energi terbarukan. Selain memanfaatkan panas bumi, di beberapa tempat juga mengembangkan pembangkit lisrik yang memanfaatkan panel surya yang mengambang di atas air atau disebut hydro-floating solar hybrid.

Hydro-floating solar hybrid yang menghasilkan listrik dari tenaga matahari di siang hari dan dari tenaga air pada malam hari dengan bantuan batere untuk menyimpan tenaga untuk peralihan dari tenaga matahari ke listrik yang dibangkitkan dari tenaga air.

Sejak setahun terakhir ini, kendaraan listrik di Thailand terlihat semakin banyak. Infrastruktur untuk mengisi baterai di berbagai tempat juga cukup banyak. Selain itu, pemerintah Thailand memberi subsidi menurunkan harga kendaraan listrik dan tarif listrik khusus untuk pengisian baterai kendaraan listrik di rumah. Ini juga menjadi salah satu usaha pemerintah Thailand untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global dan polusi udara.

Selamatkan Bumi dengan Tenaga Matahari di Setiap Rumah

Pemerintah banyak negara sudah berusaha membuat banyak orang beralih ke kendaraan listrik. Akan tetapi mungkin untuk sebagian orang merasa belum waktunya kalau infrastruktur pengisian baterai belum cukup merata di berbagai tempat. Memang pemerintah perlu membangun infrastrukturnya dulu, baru orang bisa beralih dengan yakin ke kendaraan listrik.

Akan tetapi, ada juga nih yang bisa kita lakukan selain beralih ke kendaraan listrik. Yaitu dengan memasang panel surya di rumah kita. Mungkin kalau untuk kebutuhan besar masih dirasa terlalu mahal, bisa dimulai dengan mencari panel surya kecil untuk bisa menyalakan lampu taman atau luar rumah.

Listrik dari tenaga matahari

Salah satu keinginan kami yang belum terlaksana adalah memasang panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah. Sudah dari beberapa tahun lalu mempelajari hal ini tetapi belum dilaksanakan karena masih tinggal di rumah kontrakan.

Rasanya kalau bisa memanfaatkan tenaga matahari untuk listrik rumah dan mobil, harga pemasangan awal panel surya akan cepat balik modalnya. Apalagi toh panel surya itu bisa bertahan cukup lama. Teknologi panel surya sekarang ini masih berkembang terus, idealnya juga dilengkapi dengan baterai untuk menyimpan tenaga yang dihasilkan untuk pemakaian saat malam hari.

Pertimbangan utama ingin pasang panel surya ini terutama karena matahari kan berlimpah nih di Thailand, sayang rasanya kalau tidak dimanfaatkan. Listrik yang dihasilkan juga ramah lingkungan.

Website bertenaga matahari

Memasang panel surya untuk kebutuhan seluruh rumah itu bukan sesuatu yang bisa dioprek sendiri dan perlu ijin ke PLN. Karena penasaran, pak suami bikin eksperimen membeli panel surya kecil dan membuat website bertenaga matahari. Intinya energi matahari disimpan ke dalam baterai yang dipakai untuk menyalakan OrangePi, router wifi dan bahkan bisa mengisi baterai beberapa device kecil. Setelah itu dia memindahkan semua hosting blog kami ke device yang kecil tersebut.

Blog ini salah satu website yang dihosting di OrangePi bertenaga matahari tersebut. Semua blog kami sudah bertenaga matahari. Lumayan biaya hosting yang kata orang-orang mahal, jadi tidak terasa untuk kami. Listriknya dari matahari, internetnya juga nggak bayar ekstra lagi karena pakai internet yang memang kami pakai selama ini.

Semua blog kami dihosting di benda ini dan bertenaga matahari

Kompor dan Oven bertenaga matahari

Ada lagi nih yang masih ingin kami coba yaitu oven bertenaga matahari. Tetapi saat ini harganya masih terasa mahal, dan saya ga yakin bisa dipakai masak seperti kompor biasa. Ada bermacam-macam bentuk kompor dan oven bertenaga matahari, tetapi kebayang gak sih kalau masak harus di luar panas-panasan. Sepertinya ku tak sangguuuup, hehehe.

Mungkin kalau suka masak kue kering, atau manggang sesuatu yang ditinggalkan begitu saja di luar, oven dengan tenaga matahari ini menarik untuk dicoba. Saat ini pak suami sedang mencari ide, kalau beli oven tenaga matahari, resep apa yang akan sering dia masak. Karena buat saya sudah jelas mending saya pakai kompor gas saja. Eh tapi, jadinya tidak membantu menyelamatkan bumi ya.

Mungkin kalau sudah jadi pakai panel surya untuk seluruh rumah, bisa pakai kompor listrik saja, toh listriknya dari matahari, hehehe.

Penutup

Kendaraan listrik dan sumber listrik dengan tenaga matahari bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi pemanasan global dan polusi terutama di negeri yang mataharinya melimpah.

Bayangkan saja kalau di rumah ada cukup panel surya dan baterai untuk menyimpan daya yang digunakan oleh sebuah rumah sepanjang hari, maka urusan isi baterai mobil listrik, kompor dan oven listrik, AC dan filter udara dan semua komputer dan gawai yang butuh listrik bisa diselesaikan dengan listrik yang dihasilkan oleh panel surya tersebut.

Memang, akan butuh modal agak besar di awal untuk pemasangan panel surya, tetapi setelahnya semua menjadi gratis. Kita tidak perlu khawatir di musim panas tagihan listrik naik, karena semua sudah gratis. Kita bisa menghemat pengeluaran sekaligus menyelamatkan bumi dari polusi dengan memanfaatkan tenaga matahari.

Harapannya sih teknologi panel surya dan baterai untuk menyimpan daya dari panel surya ini ditemukan yang juga nantinya bertahan lebih lama dan tidak perlu memikirkan “sampah”nya memenuhi bumi sekian puluh tahun ke depan. Demikian juga kendaraan listrik harganya bisa semakin murah dan mengisi baterai bisa secepat mengisi bahan bakar minyak.

Saya baca, pemerintah Indonesia sedang mengupayakan memperbanyak tempat mengisi baterai untuk kendaraan listrik, terutama untuk mendukung kegiatan mudik yang juga bakal banyak menggunakan kendaraan listrik.

Pastinya selain ramah lingkungan, kendaraan listrik ini hemat biaya!

Tulisan ini dibuat untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog bulan April yang bertema tentang BUMI

Posted

in

, ,

by

Tags:

Comments

10 responses to “Mengurangi Pemanasan Global dan Polusi dengan Tenaga Matahari dan Kendaraan Listrik”

  1. Ririn Avatar

    Wow aku melongo. Ternyata tenaga matahari nggak cuma buat panel surya yang di atap-atap itu ya. Sebenernya Indonesia bisa juga ya kalau mau nyontek pasang hidrosolar cell, kan punya banyak laut juga..

    1. risna Avatar

      Indonesia udah ada juga teh floating Hidro solar di Cirata, katanya yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 di dunia. Tapi mungkin karena Indonesia juga luas, ya masih harus ditambah dan gak cuma 1 tempat saja.

      1. Hani Avatar
        Hani

        Nah, aku pun terpana lihat floating hidro solar nya. Kalau di laut harus dipilih yang minim ombak. Atau di teluk yang tenang gitu kalik yah…
        Semoga makin banyak ya dikembangkan energi terbarukan kayak gini, jadi engga tergantung tenaga air dan bahan bakar minyak.

      2. risna Avatar

        Kalau di sini dibikin di reservoir/bendungan gitu teh. Yang di Cirata juga kayaknya itu bendungan. Jadi nggak ada ombaknya.

        Iya nih semoga makin banyak solusi energi terbarukan, biar bumi tetap lestari untuk generasi berikutnya.

  2. dewi laily purnamasari Avatar

    Membaca artikel ini jadi ingin curhat juga kalau Jakarta semakin panas, tapi sorenya hujan deras.
    Oya … Anakku sulung saat S2 itu buat prototype solar stove kompor surya yang diberi nama Mag Fire. Beberapa kali dapat nominasi lomba energi terbarukan. Tema adaptasi sosialnya diangkat menjadi topik thesis. Alhamdulillah … Semoga bisa semakin berkembang ya ke depannya. Tantangan energi terbarukan tidak mudah ternyata …

    1. risna Avatar

      Nah ini kompor magfire aku penasaran juga, tapi masaknya kayaknya kudu pamas2an dikit ya hehehe. Harus cari jenis masakan yang bisa ditinggal pas masaknya.

  3. Riskawati Chandra Avatar
    Riskawati Chandra

    Ternyata di Thailand ada juga ya teh bakar-bakar hutan, kirain disini aja. Hehehe. Ide pemanfaatan tenaga matahari ini memang saya rasa perlu bgt dikembangkan, terutama di Indonesia yang sinar mataharinya ada sepanjang tahun. Lumayan bgt bisa mengurangi polusi dan pemanasan global. Semoga yaa.

  4. Hai sistha Avatar

    Keren banget teh. Website tenaga surya!
    Betul saya jg merasa panas teriknya kaltim ini sayang kalau ga dimanfaatkan. Lampu2 jalan tuh kenapa banget engga pakai tenaga surya ya.
    Saya sudah lama mau lirik lampu halaman pakai solar panel tp belum terlaksana. Semoga bisa aksi bulan depan ya.
    Biar saya bisa promosikan ke keluarga juga hehe..

  5. Sari Rochmawati Avatar

    Ya ampun, panas banget ya… di jogja, paling panas mencapai 38 aja udah gak tahan rasanya.
    Ya benar, matahari yang semakin terasa panas ini hars dimanfaatkan energinya.

  6. Sri Nurilla Avatar

    Punya mobil listrik adalah keinginanku. Semoga bisa terwujud ya. Ehehe. Aamiin.

    Aku pernah lihat story IG Kak Risna yg menunjukkan suhu hari itu di tempat Risna. Ya ampun sampai 41 derajat…. kondisi panas terik namun memiliki banyak manfaat yang bisa digali.

Leave a Reply