Pollyanna

Novel Pollyanna oleh Eleanor H.Porter (2)

Hari ke-2 membaca buku Pollyanna versi terjemahan bahasa Indonesia. Mulai terasa agak menggangu sebenarnya, tapi ya kalau disuruh menterjemahkan sendiri, saya juga belum tentu bisa menemukan cara membuat novel ini terasa lebih enak dibaca, hehehe. Jadi baiklah mari kita teruskan saja membacanya.

Bab 2 tentang orang-orang yang bekerja di rumah Miss Polly

Ada beberapa orang yang bekerja membantu di rumah Miss Polly. Seorang gadis bernama Nancy, dia bekerja di dapur dan bersih-bersih. Dia baru bekerja di rumah itu karena membutuhkan uang untuk keluarganya.

Ada lagi seorang laki-laki yang cukup tua bernama Tom. Pak Tom ini membantu bagian taman dan luar rumah.

Di bab 2, Nancy menceritakan tentang rencana kedatatangan Pollyanna ke Pak Tom. Ternyata pak Tom sudah bisa menduga kalau Pollyanna adalah anak dari kakaknya MIss Polly. Memang Pak Tom ini sudah bekerja cukup lama di rumah keluarga Harrington ini, dia masih ingat dengan Miss Jeannie, ibunya Pollyanna juga.

Pak Tom dan Nancy sedikit bergosip tentang Miss Polly yang ternyata di waktu mudanya cantik dan pernah patah hati. Miss Polly berubah sejak patah hati. Nancy yang penasaran tentunya bikin pembaca ikut penasaran, hehehe.

Bab 3 Kedatangan Pollyanna

Pollyanna datang naik kereta api. Berita kedatangn Pollyanna dikabarkan melalui telegram, termasuk bagaimana ciri-ciri anak berumur 11 tahun yang akan datang tersebut. Bagian memberitakan dengan telegram ini sesuatu yang sudah tidak didapati lagi dalam cerita masa kini. Kalau sekarang sih kabar begini langsung menggunakan telepon atau video call pastinya.

Miss Polly belum pernah bertemu dengan Pollyanna, tapi dia tidak berniat menjemput sendiri keponakannya itu. Dia menyuruh Nancy pergi menjemput bersama Tim, anak lelaki dari Pak Tom.

Kain Gengang (sumber: wikipedia)

Pollyanna digambarkan berambut merah, baju kotak-kotak genggang dengan topi jerami. Ada bagian yang bikin saya bertanya-tanya apa itu genggang, karena walaupun itu ternyata bahasa Indonesia, saya belum pernah mendengar kata itu. Ada juga gunanya membaca buku terjemahan, hehhee.

Ternyata setelah mencari tau, saya pernah menggunakan kain sejenis kain genggang untuk disulam, tapi saya lupa dulu saya menyebutnya kain apa.

Singkat cerita, Pollyanna bertemu dengan Nancy, tapi dia sempat salah mengira kalau yang menjemputnya adalah bibinya, Miss Polly. Tapi waktu tau kalau Nancy bukan bibinya, Pollyanna tetap saja tidak berkurang kegembiraannya.

Pollyanna digambarkan sebagai anak yang sangat banyak bicara dan nyerocos tentang segala hal. Dia menjelaskan kenapa bajunya seperti yang dia kenakan. Dia berkali-kali menyebutkan kalau pakaiannya semua adalah apa yang didapatkan dari kotak amal.

Pollyanna juga langsung membayangkan kalau Miss Polly adalah orang yang kaya dan digambarkan membayangkan kalau orang kaya pasti bahagia dengan segala yang ada di rumahnya.

Nancy yang mengetahui kamar yang disiapkan untuk Pollyanna sangat jauh dari harapan jadi merasa tidak enak sendiri dan kasian. Tapi Nancy langsung menyukai Pollyanna dan merasa kalau Pollyanna akan membuat rumah Miss Polly akan terasa lebih ceria.

Mulai penasaran

Setelah tokoh Pollyanna dihadirkan dalam buku ini, saya mulai penasaran dengan bagaimana nantinya ketika dia menemukan kalau di rumah besar yang mewah, dia mendapatkan kamar yang sempit dan tidak sesuai dengan harapannya?

Kira-kira apa alasan Miss Polly tidak memberikan kamar yang lebih layak untuk Pollyanna. Apakah sebenarnya Miss Polly ini tidak menyukai anak kecil? Atau kira-kira apa alasannya?

Baru bab 3 udah mulai penasaran. Tapi sekarang waktunya istirahat. Kalau ikut penasaran, tunggu saja cerita lanjutannya di blog ini.


Posted

in

by

Comments

One response to “Novel Pollyanna oleh Eleanor H.Porter (2)”

  1. […] ini berhasil membaca bab 4 – bab 6 dari Novel Pollyanna. Di bagian ini mulai terlihat kenapa Pollyanna disebut sebagai terlalu optimis dan ceria. Pollyanna […]

Leave a Reply