Isi tulisan ini
Bulan Mei ini, Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog mengajak para mamah menuliskan makanan khas di kota masing-masing . Sebagai perantau yang juga sudah lama tidak mudik, makanan Thailand sudah menjadi makanan yang lebih dicari daripada makanan Indonesia.
Sebenarnya saya sudah pernah menuliskan tentang berbagai makanan Thailand yang menjadi favorit kami, tapi kali ini saya ingin menuliskan tentang makanan Thai yang menjadi favorit sejak awal kami tiba di Thailand sampai sekarang.
Dari dulu sampai sekarang, kami kalau beli makanan ya seringnya itu lagi itu lagi. Walaupun mungkin sempat agak lama tidak membeli, pada akhirnya kembali lagi dengan menu yang sama. Ada 3 makanan yang selalu menjadi favorit dan andalan untuk dipesan kalau sudah bingung mau beli makan apa.
Pertama mengenal makanan ini tentunya ketika dulu tinggal di dekat pasar Nonghoi. Tempat yang menjual pad thai juga berjualan hoy thoot. Di seberangnya jualan mango sticky rice. Orang yang jualan di sana sudah berubah, tapi makanan yang dijual tetap sama.
Walaupun kami mengenal makanan ini pertama kali di pasar Nonghoi, tapi pada dasarnya kami suka membeli di mana saja. Tidak harus pergi ke tempat yang sama. Waktu jalan-jalan ke Bangkok, saya bingung melihat begitu banyak menu di food court. Akhirnya ya kalau sudah bingung, pilihannya jatuh ke menu yang sama lagi. Makanan ini memang menjadi makanan khas Thailand dan bukan khas kota tertentu, makanya selalu tersedia di mana saja di Thailand.
Pad Thai with Shrimp
Pad Thai
Pad Thai (??????) ini sebenarnya seperti mi goreng biasa yang kita temui di rumah makan cina di Indonesia. Pad artinya digoreng tumis, jadi bukan digoreng dengan minyak terendam ya, Thai ya dari kata Thailand. Jadi Pad Thai ini kira-kira sebenarnya mi goreng ala Thai.
Jenis mi nya menggunakan mi dari bahan tepung beras, ukurannya bisa berbeda-beda, tapi tidak akan lebar banget. Biasaya selain didalam mi ada sayuran toge, penyajiannya masih bisa menambahkan tauge segar, kacang tumbuk, jeruk nipis, daun bawang, dan gula. Selain menggunakan udang, bisa juga tambahannya menggunakan tahu atau telur saja.
Kalau dulu di Indonesia, makan itu harus pakai nasi. Kalau makan mi saja, rasanya belum makan. Setelah tinggal di Thailand, saya mulai bisa makan dengan mi saja. Ya kalau makan mi goreng begini ditambah nasi lagi, aduhai karbohidrat semua itu namanya.
Pad thai ini bisa dibeli hampir di setiap pasar ataupun restoran Thai. Harganya ya tentunya mulai dari 35 baht sampai dengan tergantung jenis restorannya. Kalau beli di restoran mahal, bisa juga harganya jadi lebih dari seratus baht. Isinya juga menentukan harganya.
Walaupun ini sekilas terlihat seperti mi goreng biasa dan gampang masaknya, sejujurnya saya tidak pernah masak sendiri. Prinsipnya: buat apa repot-repot memasak kalau bisa membeli dengan mudah (dan cukup murah), hahaha. Kalau ada yang penasaran dengan resepnya, bisa cari di google saja, pasti ada. Saya di sini sih sudah pasti tinggal membeli saja.
Crispy Oyster/ Mussel Pancake (Hoy Thood)
Hoy Thood
Pertama kali makan oyster pancake atau hoy thood ini di warung yang sama dengan yang berjualan pad thai. Memang biasanya yang berjualan padthai pasti berjualan hoy thoot juga. Ada yang menyebut makanan ini oyster pancake, ada juga yang menyebutnya oyster omelette.
Sekilas, memang ini jadi seperti telur dadar yang diisi dengan kerang, akan tetapi sebenarnya ada tepungnya juga dan makanya disebut pancake. Oh ya, tapi jangan bayangkan pancake yang lembut, karena ini adonannya lebih cair dan hasilnya lebih krenyes. Selain menggunakan kerang, ada juga versi menggunakan mussel alias remis. Biasanya yang versi ini disajikan dipiring yang panas dan harganya juga lebih mahal.
Penyajian hoy thood ini selalu menggunakan saus sambal, tapi tidak pedas. Biasanya juga ketika memasaknya ada tumisan tauge, atau ketika menyajikan masih ditambah tauge segar. Jadi bisa dipastikan, tukang jualan pad thai dan hoy thood pasti punya gunungan tauge yang banyak, karena setiap masak dan menyajikan 2 jenis makanan ini selalu menyertakan tauge.
Seperti halnya padthai, sekilas membuat hoy thood ini sangat mudah. Akan tetapi, sampai sekarang saya belum pernah membuat sendiri. Pernah sih iseng beli kerang beku, lalu masaknya dicampur telur dan tepung. Tapi hasilnya berbeda dengan yang tinggal santap tanpa repot-repot masak, hehehe.
Mango Sticky Rice (Khaw Niaw Ma muang)
Mango Sticky Rice
Ketika pertama kali dikenalkan dengan ketan mangga ini, saya sebenarnya agak heran. Kalau di Indonesia, kita makan ketan pakai serundeng, atau makan ketan dengan olahan daging. Lah ini kenapa ketan dipasangkan dengan mangga dan ketannya dimasak dengan rasa manis, masih ditambah dengan santan yang manis juga.
Ketan mangga ini, selain disajikan dengan sejenis santan kental manis, juga ada biji kacang hijau yang dikupas dan dikeringkan (jadi terlihat kuning).
Mangga Thailand yang dipakai untuk jenis ketan mangga ini juga berbeda dengan mangga yang ada di Indonesia. Rasanya sudah pasti manis. Jadi, walaupun awalnya merasa heran dengan paduan ketan dan mangga, tapi ya pada akhirnya karena saya suka manis, makanan ini jadi favorit juga. Kadang sih dengan pembenaran: ini kan makan buah! Hehehe.
Dan sudah pasti, karena ada begitu banyak yang menjualnya di negeri ini, saya belum pernah masak sendiri. Tapi pasti resepnya ada banyak di internet. Di Indonesia saja sudah mulai banyak yang menjualnya, walaupun pasti rasanya berbeda karena jenis mangganya tidak ada di Indonesia.
Mau mencoba yang mana?
Mungkin kalau ada rencana untuk pindah dari negeri ini, saya akan belajar masak 3 makanan ini. Saya yakin masaknya cukup gampang, tapi memang saat ini lebih gampang beli, makanya nggak belajar masak sendiri.
Tapi sebenarnya, rumah makan Thailand ada banyak di seluruh dunia, seperti makanan Padang ada di seluruh Indonesia. Jadi, kalaupun belajar masak, ya sekedar buat pengalaman aja. Siapa tahu ada tantangan blogging lagi yang perlu menuliskan belajar masak makanan favorit, hehehe.
Kira-kira, dari deskripsi yang saya tuliskan, mamah mau mencoba yang mana dulu kalau berkesempatan datang ke Thailand?
Leave a Reply