Kenapa kita perlu beristirahat

Sebelum menulis tentang komitmen untuk konsisten kemarin, sebenarnya bulan Februari ini ada beberapa komitmen yang belum lagi saya teruskan lakukan untuk konsisten, diantaranya komitmen untuk memaksakan diri membaca setiap hari, lalu menuliskan apa yang didapatkan dari yang dibaca setiap hari. Mungkin karena Januari terlalu bersemangat tinggi, di bulan ini ada perasaan ingin berhenti dulu membaca. Tapi sebenarnya bukan saya tidak membaca sama sekali sejak awal Februari, beberapa hari berganti-ganti buku dan tidak menemukan buku yang membuat saya bertahan untuk meneruskannya sampai selesai.

Lalu jadi teringat, kalau kita memang merasa lelah, kita perlu berhenti dan berisitrahat sejenak. Saya jadi ingat lagi dengan renungan yang pernah saya baca di Bible Youversion tentang istirahat. Banyak orang yang berpikir produktif itu artinya terus menerus bekerja sehingga lupa untuk mengambil waktu berhenti sejenak berisitrahat. Dalam Alkitab, disebutkan kalau Tuhan menciptakan selama 6 hari, dan beristirahat di hari ke-7. Padahal Tuhan itu adalah yang maha segalanya. Tenaganya juga pasti tak terbatas, tapi Tuhan saja berisitrahat, masa kita manusia biasa yang punya tenaga terbatas tidak beristirahat.

Untuk mengerjakan berbagai hal yang menjadi prioritas kita, diantara berbagai komitmen kita dan berusaha konsisten membangun kebiasaan baik, kita juga perlu membiasakan diri beristirahat. Kalau dulu hari Sabat itu benar-benar disebut hari perhentian dan bahkan diperintahkan untuk di rumah saja. Di hari Sabat, kita bukan disuruh tidur seharian, tapi ya simply menikmati hari tenang yang nggak harus memikirkan masak apa hari ini.

Tapi, faktanya kan kita ga bisa makan kalau ga ada yang mempersiapkan makanan di hari istirahat. Mungkin inilah kenapa hari istirahat itu perlu dipersiapkan. Sebelum hari istirahat itu tiba, kita persiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk hari tersebut, jadi kita bisa tetap ada makanan tanpa harus masak dulu di hari istirahat itu.

Untuk bisa berisitrahat, kita perlu menyediakan waktu. Tentunya kita perlu mengatur ulang prioritas kita supaya si istirahat ini juga masuk ke dalamnya.

Beristirahatlah

Renungan tentang istirahat ini dibagi menjadi renungan selama 5 hari, mulai dari menyediakan waktu untuk istirahat sampai siap untuk bekerja kembali. Saya pernah iseng membuatkan image menggunakan Canva, supaya lebih mudah dilihat kembali. Waktu itu saya upload hanya ke Instagram. Tapi kali ini saya akan masukkan gambar-gambarnya ke blog ini juga.

Menyediakan Waktu untuk beristirahat

Kita diingatkan lagi kalau kita perlu menyediakan waktu beristirahat, karena tubuh kita membutuhkannya. Beban pekerjaan akan selalu ada, dan kita yang mengatur pekerjaan, bukan kita yang diatur pekerjaan.

Kalau kita kurang beristirahat, pikiran kita pun tidak bisa bekerja dengan baik. Jangan lupa sediakan waktu istirahat setiap harinya dengan cukup. Kalau kita kurang istirahat, biasanya bukan makin produktif, malah jadi makin berantakan hasil pekerjaannya.

Merenungkan Firman Tuhan

Beristarahat bisa berarti diam, tapi juga bisa diisi dengan hal yang memperkaya rohani kita. Salah satu yang perlu kita lakukan di saat istirahat adalah merenungkan Firman Tuhan. Kita perlu merenungkan Firman setiap waktu, tapi juga terutama di saat kita beristirahat.

Perbaharui Pikiran

Manfaatkan waktu beristirahat untuk memperbaharui pikiran dengan bantuan menulis jurnal ataupun hasil perenungan yang dilakukan. Menulis jurnal di sini berarti menuliskannya untuk diri sendiri ya, berbeda dengan menuliskan artikel untuk dibaca orang lain. Kalau itu namanya nambah-nambah pikiran, hehehe…

Eliminasi Gangguan

Banyak gangguan yang ada disekitar kita menyebabkan kita tidak bisa beristirahat dengan baik. Untuk ini kita harus bisa mengeliminasi hal-hal yang menjadi sumber gangguan.

Diisi untuk dicurahkan

Salah satu alasan kenapa kita perlu istirahat adalah supaya kita mendapatkan energi baru untuk dipakai bekerja lagi. Karena kita tidak bisa memberi kalau diri kita sendiri kosong. Jadi beristirahat itu sebenarnya waktu untuk mengisi diri kembali. Diisi untuk dicurahkan kepada yang membutuhkan.

Sudah waktunya juga buat saya berisitrahat. Semoga tulisan ini bisa jadi pengingat buat diri sendiri, ketika merasa lelah.


Posted

in

by

Tags:

Comments

2 responses to “Kenapa kita perlu beristirahat”

  1. […] berkesan buat saya adalah tentang sibukisme, bagaimana orang yang terlalu sibuk sampai lupa untuk mengambil waktu untuk tetap beristirahat dan mendengarkan Firman Tuhan. Cerita lainnya juga tentang Natal yang paling berkesan. Karena […]

  2. […] Baca juga: Kenapa Kita Perlu Beristirahat […]

Leave a Reply