review buku cermin tak pernah berdusta

Review Buku: Cermin Tak Pernah Berdusta, Mira W.

Setelah beberapa kali memulai buku dan tak menemukan yang bisa dibaca atau dengarkan sampai selesai, hari ini mencoba mendengarkan buku MIra W. yang berjudul Cermin Tak Pernah Berdusta di Storytel.

Dengan percepatan 1.5x bisa didengarkan kurang dari 3 jam

Pilihan jatuh ke buku ini tentu saja selain karena penasaran dengan nama besar Mira W., tentunya juga karena buku ini tipis, cuma 176 halaman dan bisa didengarkan dengan cepat. Mumpung dalam perjalanan dari Bangkok ke Chiang Mai yang memakan waktu panjang, harus dimanfaatkan untuk menyelesaikan mendengarkan buku.

Sinopsis Cerita Cermin Tak Pernah Berdusta

Tokoh utama dalam novel ini seorang wanita bernama Kavela. Dia lahir tanpa mengenal ayahnya. Ibunya hamil tanpa nikah dan pelakunya malah kabur ke luar negeri. Walau neneknya menyuruh dia digugurkan, ibunya tidak mau. Katanya dia sudah terlanjur sayang dari melihat hasil USG anaknya yang menurutnya cantik. Sebaliknya Kavela merasa dirinya adalah gadis paling jelek di dunia. Setiap kali bercermin di depan cermin tua yang ada di rumah ibunya, dia akan merasa cermin itu sedang menertawakan kejelekannya dan memilihnya sebagai orang yang paling jelek di dunia.

Korban perundungan karena jelek

Kavela selalu merasa dia menjadi korban karena kejelekannya. Teman-temannya sering merundungnya karena kejelekannya. Ada saja hal-hal buruk yang dilakukan oleh teman sekelasnya.

Perundungan ini bisa mulai dari kata-kata yang sifatnya bodyshaming, sampai dengan diajak nonton oleh cowok tapi kemudian malah yang ngajak nggak datang. Lalu diajak masuk ke mobil sambil difoto berbagai pose untuk kemudian disebarkan ke seantero sekolah.

Buat teman-temannya, semua itu hanya bercanda dan lucu. Akan tetapi, buat Kavela hal tersebut keterlaluan. Setelah kejadian foto memalukan disebar di sekolah, dia tidak masuk sampai 3 hari. Peristiwa itu hampir membuat Kavela bunuh diri. Satu-satunya yang membuat dia akhirnya tersadar untuk bangkit kembali karena dia ingat dengan ibunya.

Transformasi dengan teknologi

Singkat cerita, karena Kavela bukan orang yang bodoh, peristiwa di masa SMA nya membuat dia bertekad untuk mengubah nasib. Dia berhasil menjadi orang yang berbeda. Bukan, ini bukan cerita metamorfosis, tapi cerita mengubah wajah dengan berbagai operasi plastik.

Karena kepintarannya, dia berhasil membuat sebuah perusahaan IT yang sudah memiliki cukup banyak karyawan dan juga membawanya melanglang buana ke berbagai belahan bumi. Dia juga cukup kaya untuk mengubah wajahnya dan namanya diubah menjadi Novela Karmalita.

Setelah semua dioperasi, tidak akan ada orang yang bisa mengenalinya sebagai Kavela. Selain perubahan wajah dan tubuh, secara tindak tanduk juga dia menjadi lebih percaya diri dan tidak lagi menjadi orang yang diremehkan. Semua orang sekarang tunduk dan membungkuk padanya. Ya kan dia bos alias pemilik perusahaan.

Misi balas dendam

Apakah dia sudah bahagia dengan keberhasilannya mengubah wajah, tubuh, dan bagaimana orang lain memperlakukannya? Kalau sampai di situ saja ceritanya berakhir, rasanya kok ya terlalu cepat. Semua perubahan dilakukan termasuk mengganti nama menjadi Novela karena dia punya misi balas dendam. Dia ingin teman-temannya yang dulu membuatnya menderita, merasakan apa yang dia rasakan dulu.

Apakah dan bagaimanakah dia menjalankan misi balas dendamnya? Apakah balas dendam akan membawa kebahagiaan buat Kavela yang sudah berganti menjadi Novela Karmalita? Aduh itu nama benar-benar menggambarkan sekali kalau dia menganggap balas dendam itu seperti membayar karma.

Buat yang tidak mau kena spoiler dan menyukai cerita ala sinetron yang bergulir dengan cepat, boleh langsung baca bukunya di Gramedia Digital, iPusnas atau dengarkan di Storytel. Kalau malas baca dan ingin tahu apa pendapat saya tentang buku ini yuk terusin baca.

Kesan Tentang Buku

Oh ya, awalnya saya pikir buku ini merupakan buku jaman dulu. Tapi setelah selesai mendengarkan dan mencari tau, saya baru menyadari kalau buku ini relatif baru diterbitkan oleh Gramedia, yaitu di tahun 2019. Pantasan saja dalam jalan ceritanya perundungan yang dilakukan sudah menggunakan foto-foto di ponsel dan menyebarkan foto secara viral.

Mira W. yang lulusan kedokteran di tahun 1979 ini menuliskannya dengan berusaha mengikuti gaya cerita jaman sekarang, tapi mungkin buat kebanyakan orang ceritanya masih agak terasa kaku. Buat saya sih, walaupun buku ini tipis ada banyak bagian yang dideskripsikan dengan detail.

Terkesan nyinyir di awal

Ada beberapa bagian yang mungkin mengganggu buat sebagian orang. Dalam hampir setiap hal yang terjadi, ada ditambahkan kata-kata yang sepertinya tidak ada hubungannya. Tapi buat saya sih bagian ini malah yang bikin penasaran. Karena saya tidak ingat, buku Mira W. mana yang pernah saya baca.

Misalnya saja ada cerita lagi payungan berdua hujan-hujan, tapi dikomentari dengan emansipasi wanita. Kebanyakan komentar-komentar tambahan ketika mendeskripsikan sesuatu juga terasa agak sinis di awal. Tapi, lama kelamaan bagian komentar itu berkurang dan semakin fokus kepada jalan cerita.

Pembalasan dendam terasa agak kejam

Cerita pembalasan dendamnya sungguh diluar dugaan saya. Saya pikir untuk orang yang pernah dirundung, Kavela akan menjadi orang yang tidak melakukan hal yang sama ke orang lain. Ternyata di bagian ini bukan bagian utama dari ceritanya. Pembalasan dendam yang dilakukan Kavela ini merupakan bagian dari proses yang harus dijalani Kavela sebelum sampai ke penemuan jati diri.

Kisah pembalasan dendam yang dilakukan terasa kurang elegan dan malah jadi kejam. Setiap pembalasan dendam dilakukan di luar negeri. Enggak ngerti juga sih kenapa harus dibawa ke luar negeri, mungkin biar lebih terasa Kavela ini cukup kaya untuk mengajak korbannya travel berdua ke luar negeri.

Ada plot twist

Nah bagian yang ini saya nggak tau gimana menuliskan tanpa spoiler. Tapi ya mendingan baca sendiri saja ya. Yang jelas bagian plot twist ini benar-benar tidak diduga sebelumnya. Tapi ga berlama-lama kok, ceritanya langsung diselesaikan dengan tuntas semuanya.

Penutup

Waktu saya mencari tentang novel Cermin Tak Pernah Berdusta ini, saya menemukan ternyata buku ini sudah beberapa kali dikupas tuntas untuk topik nilai pendidikan karakter dalam skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Bukunya padahal tipis. Tapi memang walau buku ini singkat dan tokoh di dalamnya tidak banyak, plotnya sangat cepat dan ada banyak kejadian di dalamnya yang bisa membuat kita menilai karakter dari para tokohnya dan kenapa kira-kira mereka berbuat hal tersebut.

Seandainya buku ini dijadikan film atau drama, mungkin saya tidak akan menontonnya. Tapi saya yakin, ada banyak orang yang akan dengan senang hati mengikuti cerita hidup Kavela dalam novel Cermin Tak Pernah Berdusta ini.

Buat yang penasaran ingin baca, langsung saja pinjam di ipusnas, Gramedia Pustaka atau Storytel ya!

Comments

One response to “Review Buku: Cermin Tak Pernah Berdusta, Mira W.”

  1. […] membaca buku Mira W. Cermin Tak Pernah Berdusta, saya melihat beberapa bagian yang sepertinya berulang dalam tema ceritanya. Bagian ini mungkin […]

Leave a Reply