Menggunakan Telegram untuk Mendengarkan Buku dari LibriVox

Mungkin akan ada yang merasa aneh dengan judul tulisan ini. Tapi hari ini, saya mau cerita bagaimana saya memanfaatkan aplikasi pesan instan Telegram, untuk mendengarkan buku audio yang saya unduh dari LibriVox.

Buku audio dari LibriVox merupakan buku yang sudah masuk dalam domain publik. Sebuah karya kreatif masuk ke dalam domain publik karena tidak lagi dilindungi hak kekayaan intelektualnya. Setiap orang bisa menggunakannya tanpa meminta ijin terlebih dahulu, tapi tidak ada seorangpun yang bisa memiliki hak tersebut.

Tentang LibriVox.org

LibriVox merupakan sebuah perpustakaan yang menyediakan buku audio yang sudah masuk dalam domain publik. Buku-buku tersebut dibacakan secara sukarela oleh orang-orang di seluruh dunia.

Dari Semua untuk Semua

Siapapun bisa mengunduh buku audio dari sana, dan tentunya bisa berpartisipasi jika suka membacakan buku untuk diakses oleh orang banyak.

Tujuan dari situs ini adalah membuat semua buku yang berada dalam domain publik tersedia, dibacakan oleh orang (bukan suara mesin) dan didistribusikan secara gratis dalam bentuk format audio di internet.

LibriVox tidak mencari keuntungan, tidak boleh dijual dan tidak ada iklannya (yay). Situs ini digerakkan oleh sukarelawan dan terbuka untuk setiap orang dan segala bahasa. Saat ini, saya lihat ada juga buku bahasa Indonesia, tapi saya tidak mengenali bukunya dan kebanyakan kumpulan puisi.

Karena situs ini berbasis di Amerika, para sukarelawan diminta memastikan terlebih dahulu dengan hukum setempat untuk hak kekayaan intelektual dari buku-buku di luar Amerika.

Proyek Mandiri atau Kolaborasi

Untuk sebuah buku, bisa saja ada beberapa versi rekaman suara. Ada rekaman sebuah buku yang merupakan pekerjaan solo (seorang diri), tapi ada juga hasil rekaman sebuah buku yang dibacakan beberapa orang (kolaborasi). Jadi ada banyak pilihan mau mendengarkan versi mana, atau mau membacakan buku yang mana.

Untuk contoh yang akan saya masukkan ke telegram adalah buku Helen Keller yang berjudul The Word I Live In. Buku ini dibacakan oleh 1 orang saja bernama Laura Caldwell.

informasi dari setiap buku di LibriVox.org
Informasi dari sebuah buku Audio di LIbriVox

Setiap rekaman dari sebuah buku akan memiliki informasi judul, penulis, ringkasan cerita, genre dan bahasa. Kita juga bisa melihat total waktu yang dibutuhkan untuk mendengarkan keseluruhan buku. Di LibriVox tersedia beberapa format audio untuk diunduh.

Banyak Pilihan Format Audio

Untuk yang ingin mendengarkan di iTunes, tersedia langsung cara mengunduh ke iTunes, untuk yang ingin mengunduh dari RSS ataupun Torrent juga ada. Nah untuk saya yang ingin mendengarkan di Telegram, saya mengunduh file versi zip dari rekamannya yang biasanya berupa file format .mp3.

Kalau ingin mendengarkan langsung di browser juga bisa. Setiap buku akan memiliki sejumlah file sesuai dengan jumlah bab yang ada dalam buku tersebut. Tidak enaknya mendengarkan di browser, setiap kali filenya selesai, kita harus manual memilih file berikutnya.

Mendengar Buku Audio di Telegram

Setelah tahu tentang LibriVox, waktunya mengetahui cara memanfaatkan Telegram untuk mendengarkan buku Audio yang kita unduh dari LibriVox.

Ceritanya, saya mencari buku Helen Keller, untuk mempercepat baca ulang buku The Story of My Life. Saya ingat pernah mendengarkan buku ini di LIbriVox, maka saya mencari lagi ke sana. Lalu saya menemukan juga, ada beberapa buku Helen Keller yang juga sudah tersedia di LibriVox. Saya jadi penasaran ingin membaca buku Helen Keller yang lainnya.

Awalnya, saya berencana mendengarkan buku ini menggunakan pemutar audio yang ada di ponsel saya. Tapi, setela saya mengunduh file audio dari situs LibriVox, saya jadi terpikir untuk menyimpan file audio nya dalam aplikasi Telegram saja.

Aplikasi Telegram ini sebenarnya aplikasi pesan instan, tapi kita bisa juga menciptakan channel selain grup dan bertukar pesan dengan sesama pengguna. Channel yang diciptakan bisa diatur untuk sendiri, ataupun dibagikan untuk orang lain. Saat ini, karena untuk saya dengarkan sendiri, channel yang saya pakai untuk mendengarkan buku merupakan channel private.

Membuat Channel Telegram

Saya membuat channel di telegram untuk menyimpan 1 buku dalam 1 channel. Sebuah buku mempunyai beberapa file audio sejumlah bab nya. Dengan menyimpan 1 channel dalam 1 buku, secara tidak langsung saya membuat playlist dari buku audionya.

Cara membuat channel Telegram bisa dilihat sebagai berikut:

  1. Pilih New Channel
  2. Berikan nama Channel (dan deskripsinya kalau dirasa perlu), pilih CREATE
  3. Pilih Private Channel dan SAVE
  4. Ganti gambar dari Channel Info dengan mengklik gambar kamera
  5. Isi foto nya dengan gambar sampul buku yang dicari di internet lalu SAVE. Langkah ini tidak wajib dilakukan, tapi saya lebih suka kalau channelnya ada gambarnya untuk lebih mudah mengenalinya.
create channel di telegram
Create Channel di Telegram

Setelah diciptakan channel nya, kita bisa simpan file yang kita unduh dari LibriVox ke dalam channel tersebut.

Oh ya, kita bisa mengganti channel private menjadi public dan sebaliknya, sesuaikan dengan kebutuhan saja. Karena buku ini juga sudah ada dalam domain publik, saya mengganti channelnya menjadi Public.

Untuk yang ingin ikutan mendengarkan buku ini, saya membuka channel telegramnya dan bisa dilihat di sini ya.

Memasukkan File Audio ke Channel Telegram

Seperti disebutkan sebelumnya, kita memilih mengunduh file zip dari LibriVox. File tersebut kita unzip, dan tinggal seret dan jatuhkan (drag and drop) ke channel yang baru kita buat.

Saya pilih untuk memasukkan file ini sebagai grup dan berikan komentar untuk mempermudah pencarian (kalau nantinya lupa nama channelnya) dan kirim deh ke Telegram.

kirim file audio ke channel
Kirimkan file audio ke Telegram

Telegram akan secara otomatis mengurutkan file sesuai dengan nama file. Karena dari Librivox nama file sudah diurutkan sesuai judul bab, kita tidak perlu melakukan apapun lagi.

Sekarang kita bisa langsung mendengarkan dari episode pertama, Telegram akan otomatis pindah ke file berikutnya . Saya tidak perlu membuat playlist, karena telegram akan otomatis mencari file berikutnya dalam list.

Telegram akan mengelompokkan 10 file dalam 1 pesan. Jadi, kalau misalnya kita ketiduran ketika mendengarkan, telegram akan berhenti ketika mencapai file audio ke 10. Di telegram kita juga bisa melihat berapa menit durasi dari setiap filenya.

Saya sengaja menyimpan file dari 1 buku dalam 1 channel, supaya tidak malah lanjut ke file buku berikutnya. Jadi saya memastikan saya hanya mendengarkan 1 buku tersebut saja.

Salah satu hal yang menyenangkan dari mendengarkan audio di telegram ini adalah, kita bisa tetap mendengarkan audio dari telegram sambil berpindah ke layar atau ke aplikasi lain. Kita juga tetap bisa mendengarkan ketika layar ponsel dinonaktifkan. Kita bisa juga mengatur menghentikan sementara langsung dari layar ponsel yang terkunci.

Penutup

Setelah masuk ke dalam file telegram, sebenarnya bisa juga kita simpan dan ciptakan playlist di aplikasi bawaan untuk memutar audio yang ada di ponsel kita. Sebenarnya, niat awal saya menggunakan telegramnya hanya untuk memindahkan file dari komputer ke ponsel, tapi malah jadi muncul ide untuk menggunakan channel saja dan tidak perlu repot-repot mengunduh ulang di ponsel.

Khawatir ponsel jadi penuh? kita bisa kok menghapus isi folder telegram audio dari ponsel kita. File audionya akan tetap ada di channelnya dan bisa kita unduh ulang kemudian saat kita ingin mendengarkan ulang.

Kapan-kapan deh cerita tentang bersih-bersih file telegram dari ponselnya dituliskan.

Comments

2 responses to “Menggunakan Telegram untuk Mendengarkan Buku dari LibriVox”

  1. […] Saya juga semakin suka menggunakan Telegram karena bisa dipakai buat menyimpan berbagai file, termasuk bisa dipakai untuk mendengarkan buku bersuara. […]

  2. […] dan tidak dibagikan ke orang lain. Saya sering memanfaatkan Channel Telegram untuk menyimpan file audio dari Librivox untuk didengarkan di […]

Leave a Reply